Dark/Light Mode

Gaungkan Industri Halal, Pemerintah Kudu Fokus Kebijakan 

Senin, 12 Desember 2022 21:40 WIB
Kawasan Masjid Istiqlal yang menjadi wisata religi/ NG Putu Wahyu Rama RM
Kawasan Masjid Istiqlal yang menjadi wisata religi/ NG Putu Wahyu Rama RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur IDEAS (Indonesia Development and Islamic Studies) Yusuf Wibisono menyarankan, pemerintah perlu menentukan fokus dari pengembangan industri halal di Indonesia. Karena ada banyak sektor, peluang dari industri halal yang sifatnya organik untuk bisa dikembangkan.

Sebelumnya, pemerintah berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia. Dengan adanya bonus demografi dan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia mampu menjadi market terbesar produk halal dunia.

“Indonesia, sebagai rumah umat Muslim terbesar penduduknya 229,6 juta jiwa pada tahun 2020, mempunyai pengeluaran umat Muslim (untuk produk dan layanan halal) mencapai 184 miliar dolar AS di tahun 2020. Diperkirakan pada tahun 2025 menjadi 281.6 miliar dolar AS. Ini pasar yang besar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2022 di Jakarta, Jumat (9/12).

Menurut Yusuf, penduduk muslim dunia jumlahnya sekitar 1,8 miliar. Sedangkan Indonesia 90 persen dari 270 juta penduduknya adalah Muslim.

“Market besar ini tidak hanya di domestik, tetapi pasar global. Kalau serius menggarap potensi market, kita bisa jadi pemain besar di tingkat global,“ tegas Yusuf, Senin (12/12).

Baca juga : Osvaldo Bisa Turun, Persija Fokus Hadapi PSIS Semarang

Kebutuhan mereka untuk produk atau jasa yang syariah, mulai dari makanan-minuman, busana, kosmetik-obat- obatan sampai ke wisata halal. Sejumlah negara lain juga telah menggali potensi halal. Misalnya, Korea Selatan dan Jepang menawarkan wisata halal. Malaysia dengan perbankan syariah dan China dengan produksi busana syariah.

“Langkah pertama yang baik, yakni tetapkan dulu fokusnya di mana. Market halal itu besar, kalau semua diambil tingkat keberhasilannya rendah,” saran Yusuf.

Misalnya, jika saat ini yang tengah digodok wisata halal, maka perlu standarisasi dan juga brandingyang benar tentang wisata halal.

Selain itu, wisata halal adalah untuk membuat pesertanya merasa nyaman, mendapatkan makanan halal, tempat ibadah yang nyaman.

“Wisatawan Muslim diarahkan ke wisata halal sangat mudah,” jelas Yusuf.

Baca juga : Waka DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Kenaikan Cukai E-Liquid

Kemudian, industri halal harus diikuti pengembangan ekosistem halal selain urusan sertifikasi. Contohnya, bagaimana sebuah hotel tidak sekadar memiliki sertifikasi halal, namun juga sumber daya manusianya siap dengan ekosistem halal.

Sumber Daya Mendukung

Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dadan Nugraha mengungkapkan, Indonesia mempunyai potensi besar berjaya dalam industri halal.

"Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama industri halal dunia," ungkapnya.

Menurut Dadan, Indonesia mempunyai modal berlimpah dalam industri tersebut dengan keanekaragaman hayati dan kekayaan sumber daya alam (SDA). Hal itu akan sangat mendukung industri halal dalam penyediaan bahan baku.

Baca juga : Tak Cuma Izin Investasi, Pemerintah Harus Mudahkan Investor Jalani Usaha

"Alasannya, paling tidak karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan SDA yang melimpah sebagai bahan baku produk halal, baik untuk pangan, obat, kosmetik, dan bidang lain," ujarnya.

Meski demikian, potensi dan peluang Indonesia dalam industri halal harus melewati tantangan untuk bisa menjadi pemain utama dunia.

"Tantangannya, bagaimana kita bisa mendorong SDA tersebut sehingga memiliki added value," tandasnya.

Oleh sebab itu, Dadan menyarankan pemerintah menggenjot inovasi dan riset industri halal, selain pemerintah juga patut mendorong penguatan ekosistem industri halal dan menyediakan regulasi yang berpihak pada industri halal.

"Di sinilah riset dan teknologi dapat berperan. Pemanfaatan hasil riset dan inovasi pada UMKM dan industri produk halal menjadi salah satu penentu. Dukungan regulasi untuk memperkuat ekosistem industri halal juga penting," tuturnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.