Dark/Light Mode

Kunjungan Wisata Di Bali Menuju Normal, Tamu Sheraton Kembali Ramai

Rabu, 7 Desember 2022 13:22 WIB
Hotel Sheraton, Kuta, Bali. (Foto: Istimewa)
Hotel Sheraton, Kuta, Bali. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah dihantam pandemi selama dua tahun lebih, Bali mulai berdenyut. Turis lokal dan mancanegara mulai berdatangan. Apalagi dengan banyaknya event besar yang diselenggarakan di Pulau Dewata tersebut.

Dengan kondisi ini, tingkat hunian hotel di Bali pun pulih kembali. Termasuk Hotel Sheraton, bagian dari Paradise Group, yang terletak di depan Pantai Kuta, kembali menerima jumlah kunjungan tamu yang tinggi.

Di dekatnya, Hotel Yello dan Hotel Aloft, juga yang ramai pengunjung. Banyak juga turis yang mampir ke Mall Beachwalk demi melepas penat. Lokasi yang strategis menjadi kunci hidupnya kawasan dan hotel di Paradise Group tersebut.

Baca juga : Maluku Tenggara Digoyang Gempa M5.3, Tak Berpotensi Tsunami

Deputy Chief Operating Officer PT Indonesian Paradise Property Tbk Elvan Prawira mengatakan, Bali menjadi daerah pertama yang terkena dampak pandemi Covid-19 sekaligus pulau yang terakhir berdenyut. Sebab, roda ekonomi Bali mengandalkan pariwisata. Saat pandemi, sektor pariwisata menjadi yang paling terpukul. Tak ayal pertumbuhan ekonomi Bali menjadi terendah dari provinsi lain di Indonesia.

Namun, kini Bali mulai berdenyut. Kebijakan membebaskan visa bagi turis mancanegara pada 1 April 2022 menjadi momentum kebangkitan industri pariwisata di Bali. Apalagi, ketika penerbangan tidak lagi mewajibkan adanya tes antigen.

"Titik balik terjadi di Mei 2022 sebelum Lebaran. Hotel-hotel kami bisa membalikan menjadi positif dari yang awalnya negatif," katanya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (7/12).

Baca juga : Mowilex Dukung Pembangunan Mall Di Bali Berkonsep Ramah Lingkungan

Saat ini, Paradise Group khusus di Bali mengelola Hotel Sheraton, Hotel Yello, Hotel Aloft, Mall Beachwalk dan residensial. 

Setelah itu, kunjung wisatawan di Bali terus naik, ditambah lagi adanya momentum liburan sekolah anak. "Australia juga ada school holiday, jadi jumlah tamu terus naik," terang Elvan.

Pihaknya pun terus meningkatkan pelayanan agar tamu terus berkunjung. Selain itu, tarif kamar pun mulai menuju normal. "Kami berusaha membentuk mindset di masyarakat dan mengajak semua pihak, bahwa liburan ke Bali bukan karena diskon atau murah," terang dia.

Baca juga : Di Bali, Yang Musuhan Jadi Pamer Kemesraan

Sebelumnya, selama dua tahun, banyak pengusaha hotel di Bali menurunkan harga sewa kamar demi mendapatkan tamu. Padahal dengan promo jor-joran tersebut bisa membentuk mindset yang salah soal Bali. Apalagi tidak menutup kemungkinan jika diskon terus dipertahankan maka akan terjadi perang harga sesama hotel di Bali. Dampaknya, jika terjadi perang diskon maka akan mematikan semua bisnis hotel di Bali.

Usaha pihaknya terbukti berjalan baik. Meski tarifnya menuju normal, dengan layanan yang baik, pengunjung tetap banyak. "Hotel-hotel kami sudah mendapat okupansi 80 persen-90 persen dan bertahan sampai saat ini. Kami bersyukur Bali kembali hidup, terutama di Kuta," ujar Elvan.

Ia menjelaskan, saat ini tantangan dari hotel di bawah Paradise Group ini memang belum memasang harga normal. "Masih 20-30 persen dari harga normal, tetapi perlahan sudah mulai kami naikan, terbukti tetap ramai," ujar dia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.