Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Suspensi Saham Dicabut, Dapat PMN, PPKM Dihapus

Garuda Indonesia Sudah Saatnya Terbang Tinggi

Jumat, 6 Januari 2023 07:30 WIB
Ilustrasi. (Foto: garudaindonesia.com).
Ilustrasi. (Foto: garudaindonesia.com).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pencabutan suspensi saham atas perdagangan efek PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau GIAA oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), jadi salah satu tanda perseroan siap meraih kinerja kinclong tahun ini.

Terlebih, berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah dan manajemen Garuda Indonesia dalam melakukan restrukturisasi.

Antara lain, diterbitkannya Surat Utang dan Sukuk Baru pada 28 dan 29 Desember 2022, sebagai rangkaian akhir dari aksi korporasi strategis yang dilaksanakan Garuda Indonesia.

Baca juga : Suspensi Saham Dibuka Hari Ini, Garuda Mantap Perkuat Fundamental Kinerja Usaha

Khususnya, untuk mencapai tanggal efektif berdasarkan Perjanjian Perdamaian yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga (PN) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Juni 2022.

Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo optimistis, rangkaian upaya tersebut akan mendorong perseroan tancap gas memantapkan kembali bisnis dan kinerjanya secara berkesinambungan.

“Ini akan membuat kinerja Garuda bisa kembali positif. Suspensi dicabut, PMN (Penyertaan Modal Negara) dapat, Pemerintah juga menghentikan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Masyarakat akan makin banyak yang terbang. Saya yakin, tahun ini waktunya rebound bagi Garuda,” kata Gatot saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Garuda Indonesia Buka Penerbangan Seoul-Bali PP

Soal fluktuasi harga saham Garuda, Gatot menilai investor telah paham risiko. Sebab, saham industri penerbangan untungnya memang tidak terlalu besar, mungkin antara 10 sampai 15 persen. “Tapi, dilihat dari nilainya, tetap tinggi,” katanya.

Menilik kinerja burung besi pelat merah ini ke depan, Gatot optimistis resesi global yang terjadi di sejumlah negara tidak berdampak signifikan terhadap industri penerbangan Tanah Air. Sebab, Indonesia merupakan negara kepulauan yang tetap membutuhkan transportasi udara.

“Ekonomi Indonesia nyatanya masih bisa tumbuh. Kita juga kuat di penerbangan domestik. Penerbangan internasional masih ada yang oke, khususnya tujuan negara Timur Tengah. Singapura, Australia itu juga masih oke. Yang bleeding kan ke Eropa,” terangnya.

Baca juga : Di Kampungnya Surya Paloh, Safari Politik Anies Terhambat

Untuk itu, maskapai penerbangan diharapkan bisa memanfaatkan momen pasca pandemi ini untuk memulihkan kinerja. Utamanya, Garuda Indonesia Group, termasuk Pelita Air yang juga milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) alias anak usaha PT Pertamina (Persero).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.