Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Beberkan Tantangan Ekonomi 2023
BRI Siapin 4 Skenario Hadapi Ketidakpastian
Kamis, 26 Januari 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah memetakan tantangan ekonomi yang berpotensi terjadi tahun ini. Salah satunya, resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bakal mempengaruhi laju pertumbuhan perekonomian global.
Direktur Utama BRI Sunarso membeberkan tantangan-tantangan ekonomi tersebut. Yaitu pertama, resesi yang akan memukul ekonomi AS. Hal itu diperkirakan terjadi pada semester II-2023. Hal tersebut diyakini akan mengganggu laju pertumbuhan ekonomi global secara agregat.
“Kedua, masih terjadi tensi geopolitik yang tinggi terutama akibat ketegangan dan perang di Rusia dan Ukraina. Juga antara China-Taiwan yang mendorong disrupsi di rantai pasok, saya kira ini juga sangat challenging,” kata Sunarso dalam keterangan resmi, Minggu (22/1).
Baca juga : Konversi Angkot Jadi Mikrobus, BRT Siap Mengaspal di Kota Bandung
Tantangan berikutnya, tekanan inflasi global yang masih tinggi, di mana respons utama dari Bank Sentral setiap negara adalah menaikkan suku bunga.
Di Indonesia, kata Sunarso, penurunan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) akan berdampak pada kenaikan inflasi sampai tahun ini. Sehingga mendorong kenaikan biaya produksi, penurunan pendapatan riil masyarakat, hingga berpotensi mengurangi tabungan masyarakat di bank.
Kemudian yang terakhir adalah kasus Covid-19 di China yang kembali meningkat. Hal itu pasti akan mengganggu secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi secara global, karena China adalah negara Super Power selain AS.
Baca juga : Pemerintah Siapkan 3 Primadona Ekspor
Dengan kondisi tersebut beberapa negara maju memiliki peluang resesi yang tinggi. Sunarso lalu mengutip data Bloomberg, yang menyebut probabilitas resesi ekonomi di China, Hong Kong dan Australia mencapai 20 persen. Kemudian, Korea Selatan dan Jepang 25 persen, Selandia Baru 33 persen, AS 40 persen sedangkan Uni Eropa 50 persen. Adapun Indonesia, menurutnya, patut disyukuri karena probabilitasnya hanya 3 persen.
“Alhamdulillah Indonesia peluang untuk resesi itu hanya 3 persen. Kita juga bangga, Indonesia mampu mengelola ekonominya mampu mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan secara baik. Saya kira ekonomi kita cukup solid dan kemudian peluang terjadinya resesi di Indonesia hanya 3 persen,” ujar Sunarso.
Persentase probabilitas yang minim tersebut ditopang oleh proyeksi makro ekonomi Indonesia yang positif. Di mana pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada 2023 ditaksir berada di kisaran 4,42 persen-5,04 persen, walaupun ekonomi dibayangi ketidakpastian.
Baca juga : BKI Antisipasi Tantangan Ekonomi Tahun 2023
Dengan sejumlah tantangan tersebut dan proyeksi ekonomi Indonesia, manajemen BRI sudah menyiapkan setidaknya empat skenario untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023. Skenario tersebut merupakan mitigasi risiko dan strategic response.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya