Dark/Light Mode

Beberkan Tantangan Ekonomi 2023

BRI Siapin 4 Skenario Hadapi Ketidakpastian

Kamis, 26 Januari 2023 07:30 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso. (Foto: Dok. BRI).
Direktur Utama BRI Sunarso. (Foto: Dok. BRI).

 Sebelumnya 
Skenario pertama, jika ekono­mi pulih tapi inflasinya naik dan kualitas pinjaman memburuk. Maka yang harus dilakukan perbankan adalah mempercepat proses write-offs, untuk mem­peroleh recovery rate yang lebih tinggi. Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi.

Menurut Sunarso, perbankan rata-rata masih menumpuk cadangan untuk mengantisipasi terjadinya deteriorating di kuali­tas asetnya.

“Kami cadangkan cukup me­madai supaya bantalannya nanti nggak hard landing, kira-kira seperti itu. Jadi bantalannya itu mu­lus untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan,” tutur Sunarso.

Skenario kedua, jika ekonomi mulai pulih dengan inflasi terken­dali dan kualitas kredit membaik. Pihaknya menyiapkan tiga stra­tegic response. Yaitu, memper­cepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan kemudian menurunkan coverage ratio. Kemudian melakukan en­hancement terhadap risk-based pricing model untuk meningkat­kan daya saing produk .

Baca juga : Konversi Angkot Jadi Mikrobus, BRT Siap Mengaspal di Kota Bandung

Skenario ketiga adalah ekono­mi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worst scenario. Maka pihaknya akan mengambil stra­tegic response tumbuh terbatas.

“BRI akan mempertahankan coverage ratio di level yang lebih tinggi dan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan,” katanya.

Terakhir, kata Sunarso, jika ekonominya tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik, maka stra­tegic response dari BRI adalah tumbuh selektif.

“Kemudian melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. Itu yang paling penting,” pungkasnya.

Baca juga : Pemerintah Siapkan 3 Primadona Ekspor

Menyoal ini, Direktur Ekse­kutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendukung apa yang dikatakan bos BRI.

Ia memperkirakan, beberapa faktor yang cukup menantang akan dihadapi industri perbankan tahun ini. Pertama, BI telah me­naikkan kembali 7-Day Reverse Repo Rate (repo rate) sebesar 25 basis poin (bps) atau mencapai 5,75 persen bulan ini.

“Bisa dibilang kondisinya me­mang menantang dari naiknya suku bunga. Tetapi, bank tidak bisa rem kredit terlalu dalam. Se­bab, akan mengakibatkan kon­traksi pada pemulihan ekonomi nasional,” warning Bhima kepa­da Rakyat Merdeka, kemarin.

Tekanan eksternal, sambung Bhima, paling besar berasal dari pengetatan moneter negara maju, yang kemudian membuat BI (Bank Indonesia), bakal menaik­kan lagi suku bunganya. Sehingga bisa mengakibatkan efek perlam­batan pada penyaluran kredit.

Baca juga : BKI Antisipasi Tantangan Ekonomi Tahun 2023

Selanjutnya, restrukturisasi kredit yang akan berakhir per Maret 2023 menimbulkan risiko naiknya Non-Performing Loan (NPL) pada segmen korporasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM). Bhima memperkirakan masih banyak debitur yang kesulitan dalam membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman.

Namun demikian, ia mem­perkirakan outlook industri per­bankan pada tahun ini masih cukup menarik. Apalagi, untuk bank-bank yang sudah melaku­kan antisipasi risiko kredit tahun ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.