Dark/Light Mode

Antisipasi Badai Ekonomi 2023, ALFI: Perkuat Potensi Domestik

Jumat, 30 Desember 2022 21:05 WIB
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis di 2023 menjadi perhatian besar bagi pelaku industri logistik di Tanah Air. Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengaku khawatir gejolak ekonomi akan berimbas terhadap semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

"Untuk menerjang badai ekonomi di 2023, program hilirisasi dan penguatan pasar domestik bisa menjadi kunci. Kita mesti menguatkan potensi domestik tersebut dan sudah seringkali saya ingatkan kepada teman-teman pelaku logistik di dalam negeri," kata Yukki di Jakarta, Jumat (30/12).

Yukki mengatakan, prospek sektor logistik khusunya domestik pada 2023 masih potensial lantaran demografi penduduk Indonesia lebih besar, konsumsi domestik yang tinggi. Namun, dia memprediksi bisnis logistik yang bersinggungan dengan aktivitas ekspor impor (ocean going) akan terimbas resesi ekonomi global 2023.

Bahkan, kata Yukki, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen. Tak hanya itu, saat ini masih banyak negara dengan inflasi yang tinggi.

Baca juga : Mitigasi Risiko Ekonomi, Pemerintah Jaga Ketahanan Pangan Dan Energi

Yukki mengaku tetap optimistis, Indonesia mampu melewati rintangan tersebut karena memiliki potensi hilirisasi industri untuk meningkatkan perekonomian.

Untuk itu, Pemerintah dan pelaku usaha dapat berkolaborasi untuk menciptakan nilai tambah sumber daya alam sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing komoditas ekspor unggulan dalam negeri.

Yukki menilai, 2023 bisa menjadi tahun yang transformatif jika pelaku usaha mampu mengidentifikasi peluang pasar yang tetap. Dia pun mencontohkan peluang itu bisa dilihat di sektor energi terbarukan.

Menururtnya, Indonesia diberkahi dengan berbagai mineral dan potensi energi terbarukan.

Baca juga : Pertemuan Jokowi Dan Biden Bakal Terus Ditindaklanjuti

"Karenanya, Indonesia harus melakukan hilirisasi supaya ada nilai tambah dan memacu pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Yukki menjelaskan, hilirisasi dan penguatan pasar domestik itu perlu dilakukan selain untuk menerjang potensi badai ekonomi juga untuk mewujudkan tujuan besar kita sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2045 dan mencapai net zero emission di 2060.

Selain potensi dari hilirisasi, Indonesia juga harus memaksimalkan pangsa pasar domestik untuk mengembangkan kinerja industri. Apalagi, ancaman resesi global masih menjadi resiko terberat yang harus dihadapi oleh pengusaha.

Berkurangnya permintaan global, terutama bagi industri berorientasi ekspor juga berdampak pada kinerja perusahaan yang akan berisiko untuk mengurangi beban operasional, salah satunya dengan PHK.

Baca juga : Untuk Siap Hadapi Tantangan 2023, Bank BTPN Gelar Daya Fest 2022

"Permintaan domestik Indonesia masih kuat, dimana berkontribusi sebesar 55 persen pada PDB Indonesia. Selama daya beli konsumsi masyarakat dapat kita jaga, roda ekonomi Indonesia dapat terus berputar," ucapnya.

Selain itu, Yukki juga melihat dukungan Pemerintah juga sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat tersebut. Karena, pasar domestik harus turut diperkuat melalui akselerasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri).

"Penguatan UMKM untuk mendukung rantai pasok dalam negeri juga sangat diperlukan untuk mensukseskan upaya ini," jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.