Dark/Light Mode

34 Juta Usaha Mikro Terlayani

Ditemani Untung & Slamet, BRI Sukses Cetak Laba Rp 51,4 Triliun

Rabu, 8 Februari 2023 19:37 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso (tengah, kiri) bersama jajarannya dalam pemaparan Kinerja BRI Kuartal IV 2022 di Jakarta, Rabu (8/2). (Foto: Dok. BRI)
Direktur Utama BRI Sunarso (tengah, kiri) bersama jajarannya dalam pemaparan Kinerja BRI Kuartal IV 2022 di Jakarta, Rabu (8/2). (Foto: Dok. BRI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menutup Tahun 2022 dengan kinerja gemilang.

Berkat strategic response yang tepat, BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dengan pencapaian rekor laba. Akhir tahun lalu, BRI Group sukses mencetak laba Rp 51,4 triliun.

“Alhamdulillah, kita selalu didampingi kawan setia, Si Untung dan Si Slamet. Sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 51,4 triliun. Atau tumbuh 67,15 persen secara year on year dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam pemaparan Kinerja BRI Kuartal IV 2022 di Jakarta, Rabu (8/2).

Sunarso pun membocorkan tiga kunci keberhasilan BRI dalam menjaga bottom line kinerja perusahaan.

Pertama, BRI berhasil melakukan efisiensi utama dengan cara menekan biaya dana (cost of fund), melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

“Efisiensi tersebut tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode sama tahun lalu," ucap Sunarso.

BOPO tercatat dengan angka 69,10 persen. Lebih baik dibanding BOPO pada akhir 2021, sebesar 78,54 persen.

Rasio CER juga tercatat semakin membaik dari 50,25 persen pada akhir 2021 menjadi 48,16 persen pada akhir 2022. 

Sedangkan CIR yang semula 48,56 persen, kini menjadi 47,38 persen. Ini berarti, BRI Group semakin efisien.

Sunarso menjelaskan, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan, memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan.

"Dampaknya, BRI berhasil menurunkan cost of credit dari 3,78 persen pada akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022,” jelasnya.

Kedua, pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh double digit. Ini merupakan buah dari transformasi digital.

“Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif, terhadap kinerja BRI secara keseluruhan. Pada akhir Desember 2022, BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp 18,80 triliun atau tumbuh 10,16 persen year on year. Sehingga, fee to income ratio mencapai 11,37 persen,” papar Sunarso.

Baca juga : Luar Biasa, Baru Kuartal III, Laba BUMN Tembus Rp 155 Triliun

Ketiga, Sunarso menjelaskan bahwa BRI terus mengoptimalkan upaya recovery.

“Hal tersebut tercermin dari recovery rate BRI tahun 2022 yang mencapai sebesar 59,12 persen. Sehingga, pendapatan recovery BRI pada akhir 2022 meningkat sebesar 33,59 persen year on year (yoy),” urainya.

Pendorong Pencapaian Laba

Pendapatan bunga, khususnya besaran net interest margin (NIM), bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja. Khususnya, pencapaian laba BRI.

Di samping efisiensi yang dilakukan, berdasarkan data historis BRI, tidak ditemukan adanya korelasi positif antara besaran NIM dengan pencapaian laba BRI.

Faktor utama yang mempengaruhi laba BRI adalah pertumbuhan volume kredit. Di samping peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro.

Tahun 2008, data NIM BRI (bank only) dibukukan dengan angka 10,18. Dengan pencapaian laba hanya sebesar Rp 5,96 triliun.

Saat itu, jumlah nasabah pinjaman sekitar 5 juta dan volume kredit hanya sebesar Rp 161,06 triliun.

Tahun 2022, laba BRI (bank only) justru meningkat pesat menjadi Rp 47,83 triliun di saat NIM BRI turun 33,20 persen dari posisi pada tahun 2008.

Peningkatan laba BRI Tahun 2022, lebih disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro, yang telah naik lebih dari 3 kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah.

Demikian halnya volume kredit, tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun, dibanding posisi tahun 2008.

Tumbuh Double Digit

Terkait penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif.

Baca juga : Transformasi BUMN Sukses, ADB Suntik Dana Rp 7,84 Triliun

Hingga akhir Kuartal IV 2022, DPK BRI tercatat tumbuh 14,85 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.307,88 triliun.

Dana murah (CASA) melesat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI. Secara year on year, meningkat sebesar 21,46 persen.

Secara umum, proporsi CASA BRI saat ini tercatat 66,70 persen. Meningkat signifikan dibanding CASA pada periode sama di tahun lalu, yang tercatat dengan angka 63,08 persen.

“Kemampuan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA, berdampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan. Hal tersebut tercermin dari biaya dana atau cost of fund (bank) yang terus turun, dari 2,05 persen pada akhir 2021 menjadi 1,87 persen di akhir tahun 2022,” terang Sunarso.

Dari sisi penyaluran kredit, total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022. Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9 persen yoy.

Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74 persen.

Komitmen Penyaluran KUR

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan, sepanjang tahun 2022, BRI telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai breakdown atau alokasi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur.

“Pada tahun 2023, BRI akan terus berkomitmen untuk menyalurkan KUR, sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root. Serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat," papar Supari.

BRI telah mendapatkan alokasi penyaluran KUR tahun 2023 dari pemerintah sebesar Rp 270 triliun. Bank pelat merah optimis, dapat mencapai target tersebut.

"Ini tak lepas dari kemampuan BRI, dalam memproses dan mencairkan KUR dengan rata-rata Rp 1 triliun per hari. KUR itu adalah kredit, bukan bantuan atau hibah," ucap Supari.

Sumber dana KUR, 100 persen berasal dari dana bank. Sementara suku bunga KUR Mikro 16 persen. 

Dari beban bunga 16 persen, pemerintah memberi subsidi 10 persen kepada rakyat. Sehingga, beban bunga yang dibayar rakyat hanya 6 persen. Jadi, yang dibantu subsidi adalah rakyat. Bukan bank.

Baca juga : Mantul, BNI Raup Laba Bersih Rp 13,7 Triliun

Prudent

Keberhasilan BRI dalam menjalankan fungsi intermediasi, juga mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang prudent.

Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang manageable di level 2,67 persen.

BRI juga menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL Coverage tercatat sebesar 305,73 persen. Angka ini meningkat dibanding NPL Coverage pada akhir tahun 2021, yang tercatat 281,16 persen.

Pencadangan yang memadai itu, merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, serta potensi perlambatan ekonomi.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

Hal ini terlihat dari rasio LDR secara konsolidasian, yang terjaga di level 87,09 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,54 persen.

"Berdasarkan data statistik di atas, BRI yakin akan terus tumbuh secara sustainable. Karena telah memiliki sumber pertumbuhan yang jelas, punya kecukupan modal dan likuiditas, serta pengelolaan risiko yang lebih baik. Secara konsisten BRI akan fokus kepada UMKM," tegas Sunarso.

Dia pun menegaskan komitmen BRI, untuk terus memberikan economic value dan social value. Utamanya, terhadap negara dan masyarakat Indonesia.

“Saya ingin menegaskan kembali, bahwa BRI adalah bank-nya rakyat. BRI berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Melalui pajak dan dividen, keuntungan BRI akan disetorkan kepada negara. Kemudian kembali lagi menjadi berbagai program pemerintah untuk rakyat,” tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.