Dark/Light Mode

Tingkatkan Nilai Tambah Komoditas Unggulan

Wamenkeu: Hilirisasi Sumber Ekonomi Baru

Selasa, 14 Februari 2023 06:45 WIB
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu).

RM.id  Rakyat Merdeka - Hilirisasi menjadi agenda penting yang terus dijalankan Pemerintah. Selain untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas unggulan dalam negeri, hilirisasi juga dipercaya jadi pendorong pertumbuhan ekonomi baru.

Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Eco­nomic Outlook & Everlasting Transformative Leadership di Jakarta, kemarin.

Suahasil mengungkapkan, akan ada enam sumber ekonomi baru di Indonesia. Pertama, hilirisasi industri dan Sumber Daya Alam (SDA).

Menurutnya, Indonesia tidak mungkin keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, dan mencip­takan pendapatan per kapita lebih tinggi tanpa mengandalkan hilirisasi.

Baca juga : Ekonomi Kita Kuat

“Nggak bisa dari agrikultur, terus lompat ke jasa. Jadi, per­tumbuhan ekonomi Indonesia ke depan adalah hilirisasi SDA, karena itu yang kita punya,” ungkapnya.

Kedua, penggunaan produk dalam negeri. Menurut Suahasil, jika melakukan hilirisasi banyak menggunakan produk impor, hasilnya tidak akan signifikan bagi ekonomi Indonesia. Uang yang dihasilkan dari dalam negeri akan kembali ke luar negeri.

“Di sini kita harus pikir peng­gunaan produk dalam negeri. Kalau hilirisasi dilakukan dengan kadar impor yang tinggi, ya sama saja. Duitnya lari lagi keluar,” katanya.

Ketiga, produksi yang meli­batkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Artinya, hilirisasi mestinya bisa men­ciptakan rantai produksi yang bisa menggandeng UMKM.

Baca juga : Hilirisasi Dongkrak Ekonomi

Keempat, pemanfaatan ekono­mi digital. Kelima, pengembangan ekonomi hijau. Keenam, transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sum­ber ekonomi baru.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, Indonesia memiliki SDAyang melimpah dan dapat menjadi bahan baku berbagai produk hilirisasi.

Kendati demikian, itu saja tidak cukup. Ketersediaan teknologi, infrastruktur pendukung dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) masih menjadi permasalahan.

“Dukungan pendanaan juga penting untuk diperhatikan da­lam mendorong hilirisasi. In­vestor lokal dapat lebih sering dilibatkan dalam agenda hiliri­sasi,” ujarnya.

Baca juga : KPU Minta, Selipkan Pendidikan Pemilu!

Tauhid mengatakan, agar hilirisasi jadi sumber ekono­mi baru, maka investor atau pelaku usaha yang terlibat harus benar-benar memastikan kesiapan pasar yang akan me­nyerap produk hasil hilirisasi tersebut.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi getol mendorong ke­bijakan larangan ekspor untuk hilirisasi. Baru-baru ini, Jokowi juga mengatakan, hilirisasi men­jadi kunci Indonesia menjadi negara maju.

Eks Wali Kota Solo itu men­contohkan larangan ekspor bi­jih nikel yang mendongkrak pendapatan negara. Dari yang sebelumnya 1,1 miliar dolar AS melompat hingga ke angka 30 miliar dolar AS. ■  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.