Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tingkatkan Nilai Tambah Komoditas Unggulan
Wamenkeu: Hilirisasi Sumber Ekonomi Baru
Selasa, 14 Februari 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Hilirisasi menjadi agenda penting yang terus dijalankan Pemerintah. Selain untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas unggulan dalam negeri, hilirisasi juga dipercaya jadi pendorong pertumbuhan ekonomi baru.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Economic Outlook & Everlasting Transformative Leadership di Jakarta, kemarin.
Suahasil mengungkapkan, akan ada enam sumber ekonomi baru di Indonesia. Pertama, hilirisasi industri dan Sumber Daya Alam (SDA).
Menurutnya, Indonesia tidak mungkin keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, dan menciptakan pendapatan per kapita lebih tinggi tanpa mengandalkan hilirisasi.
“Nggak bisa dari agrikultur, terus lompat ke jasa. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan adalah hilirisasi SDA, karena itu yang kita punya,” ungkapnya.
Kedua, penggunaan produk dalam negeri. Menurut Suahasil, jika melakukan hilirisasi banyak menggunakan produk impor, hasilnya tidak akan signifikan bagi ekonomi Indonesia. Uang yang dihasilkan dari dalam negeri akan kembali ke luar negeri.
“Di sini kita harus pikir penggunaan produk dalam negeri. Kalau hilirisasi dilakukan dengan kadar impor yang tinggi, ya sama saja. Duitnya lari lagi keluar,” katanya.
Ketiga, produksi yang melibatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Artinya, hilirisasi mestinya bisa menciptakan rantai produksi yang bisa menggandeng UMKM.
Baca juga : Hilirisasi Dongkrak Ekonomi
Keempat, pemanfaatan ekonomi digital. Kelima, pengembangan ekonomi hijau. Keenam, transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber ekonomi baru.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, Indonesia memiliki SDAyang melimpah dan dapat menjadi bahan baku berbagai produk hilirisasi.
Kendati demikian, itu saja tidak cukup. Ketersediaan teknologi, infrastruktur pendukung dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) masih menjadi permasalahan.
“Dukungan pendanaan juga penting untuk diperhatikan dalam mendorong hilirisasi. Investor lokal dapat lebih sering dilibatkan dalam agenda hilirisasi,” ujarnya.
Baca juga : KPU Minta, Selipkan Pendidikan Pemilu!
Tauhid mengatakan, agar hilirisasi jadi sumber ekonomi baru, maka investor atau pelaku usaha yang terlibat harus benar-benar memastikan kesiapan pasar yang akan menyerap produk hasil hilirisasi tersebut.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi getol mendorong kebijakan larangan ekspor untuk hilirisasi. Baru-baru ini, Jokowi juga mengatakan, hilirisasi menjadi kunci Indonesia menjadi negara maju.
Eks Wali Kota Solo itu mencontohkan larangan ekspor bijih nikel yang mendongkrak pendapatan negara. Dari yang sebelumnya 1,1 miliar dolar AS melompat hingga ke angka 30 miliar dolar AS. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya