Dark/Light Mode

Jokowi: Apa Pun Risikonya, Pemimpin RI Berikutnya Harus Lanjutkan Hilirisasi

Minggu, 26 Februari 2023 16:32 WIB
Jokowi: Apa Pun Risikonya, Pemimpin RI Berikutnya Harus Lanjutkan Hilirisasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, hilirisasi dalam pembangunan ekonomi adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi. Meski risikonya, dimusuhi negara lain. Karena bahan mentah yang biasa dipasok Indonesia, untuk diolah di pabrik mereka, tak bisa lagi didapatkan. 

Ini terjadi, saat Indonesia memutuskan berhenti mengekspor nikel dalam bentuk mentah. Ketika mengajukan gugatan, kalah.

"Kalah, jangan mundur. Kalau kita kalah dan berbelok lagi, sampai kapan pun, Indonesia tak bisa jadi negara maju," tegas Jokowi dalam sambutan di acara Workshop dan Rakornas Pemenangan PAN di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2).

"Itu selalu saya ulang-ulang kepada para menteri. Ya kita kalah. Tapi, jangan mundur. Lalu, usahanya apa? Ya banding. Kalau kalah lagi, ya banding lagi. Apa dampaknya saat kita digugat banding, digugat banding, itu industri kita sudah siap. Kalau dibuka, industri kita sudah siap. Nikel sudah siap sekarang ini," imbuhnya.

Juni mendatang, giliran bauksit yang akan distop. Saat ini, kata Jokowi, 90 persen ekspor bauksit mentah dikirim ke China. 

Baca juga : Jokowi: 8 Tahun Kerja, Kita Makin Indonesia Sentris

"Kalau digugat lagi, nikelnya digugat Uni Eropa. Bauksit digugat China," cetus Jokowi.

Presiden ke-7 RI ini meyakini, langkah pemerintah menyetop ekspor bahan tambang dalam bentuk mentah seperti nikel, bauksit, timah, dan emas akan mendatangkan benefit nyata.

Sebelum dilakukan hilirisasi, ekspor nikel hanya berada di angka Rp 17 triliun. Setelah dilakukan hilirisasi nikel menjadi barang jadi dan barang setengah jadi, ekspor nikel tembus Rp 450 triliun.

"Dari situ lah negara mendapatkan yang namanya pajak penghasilan, pajak PPN, pajak karyawan, penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor. Kalau kita ikut tadi perusahaan itu, seperti di Freeport, kita dapat dividen, dapat royalti. Dari situlah masuk sebagai penerimaan negara," beber Jokowi

Dari penerimaan negara itulah, kita bisa membiayai pembangunan di desa. Kita bisa menganggarkan bantuan sosial.

Baca juga : Pengamat: Situasi Global Makin Pelik, Pemimpin Kita Harus Kuat

Alurnya seperti itu. Dampak hilirisasi, luar biasa besarnya. 

Jokowi bilang, kalau semua bahan bahan mentah semua bisa kita hilirkan, PDB bisa melompat ke angka Rp 11 ribu triliun. Lapangan kerja yang akan terbentuk bisa 10,5 juta.

"Jangan sampai, kita ekspor bahan mentah. Lalu, yang menikmati terbukanya lapangan kerja, adalah negara lain," ucapnya mewanti-wanti.

"Apa pun risikonya, pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan meneruskan hilirisasi. Karena membuka lapangan kerja," tegas Jokowi. ■

 

Baca juga : Lestari: Bahas RUU PPRT, Pimpinan DPR Harus Transparan

 

 

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.