Dark/Light Mode

Sumadi Seng, Perajin Aksesoris Kulit Sepeda Kuno yang Berjuang untuk Bisa Ekspor

Rabu, 21 Agustus 2019 00:47 WIB
Sumadi Seng sedang membuat aksesoris sepeda kuno (Foto: Istimewa)
Sumadi Seng sedang membuat aksesoris sepeda kuno (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kerajinan tangan berbahan kulit sapi atau kambing yang dihasilkan para perajin Kabupaten Magetan Jawa Timur kian menjamur. Umumnya mereka membuat sepatu, sandal, tas, hingga jaket kulit.

Tapi untuk aksesoris sepeda kuno atau sepeda onthel yang berbahan kulit sejauh ini hanya dihasilkan oleh Sumadi Seng. Pria 72 tahun ini adalah perajin asal Candirejo Magetan.

Dibantu dengan 12 karyawan, setiap hari Sumadi Seng membuat berbagai jenis aksesoris sepeda, seperti sadel, tas samping, penutup roda, hingga tas setir. Semuanya berbahan kulit.

Baca juga : Butuh Tempat Bernaung, Pemerintah Diminta Bentuk Badan Nasional Diaspora

Usaha aksesoris kerajinan kulit ini ditekuninya Sumadi Seng sejak 1970. Saat itu, dirinya hanya memproduksi sadel. Tujuh tahun belakangan dia mulai merambah ke pembuatan akseoris sepeda kuno lainnya.

Menariknya, semua kerajinan kulit karya Sumadi Seng di produksi secara tradisional. Tidak ada alat-alat modern. Bahkan, tempat produksinya, dari dulu tetap begitu-begitu saja. Pemanfaatkan bagian rumah berukuran 4x12 dari warisan keluarganya, Sumadi Seng tak lelah untuk terus berkarya. 

Atap seng yang panas dan peralatan sekadarnya tak menyurutkan niatnya untuk terus menghasilkan kerajinan kulit yang menjadi ciri khas karya keluarganya. Barangkali, karena bertahan di tempat produksi yang panas di bawah seng itulah dirinya dipanggil Sumadi Seng.

Baca juga : Badan Pengawas Penyiaran Inggris Denda Stasiun Berita Rusia Rp 3,46 M

“Pernah ada bantuan dari pemerintah, alhamdulillah. Tapi, ya kalau bisa diberikan tempat khusus untuk produksi saya, biar leluasa nambah tenaga kerja dan bisa mengurangi pengangguran, terutama anak putus sekolah di Magetan,” tuturnya, akhir pekan kemarin.

Keterbatasan dan kekurangan tersebut tidak lantas memupuskan semangatnya. Sumadi tetap eksis menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit untuk aksesoris sepeda onthel.

Usahanya tidak pernah sepi. Pesanan barang selalu berdatangan dari berbagai daerah baik dari pembeli langsung atau toko-toko penyedia aksesoris sepeda kuno dari wilayah Madiun, Tulungagung, Surabaya. Bahkan hingga ke Aceh, Kalimantan, dan kota besar yang lainya.

Baca juga : Di Sate Senayan, Ada Semar dan Raksasa

“Untuk sadel dalam 5 hari itu ada 10 kodi yang bisa saya produksi. Sedangkan aksesoris lain seperti tas samping bisa samapi 10 biji per hari,” jelas Sumadi Seng.

Untuk harga satuannya, beraneka ragam. Tergantung aksesorisnya. Mulai dari termurah dijual Rp 15 ribu hingga Rp 275 ribu.

Sebenarnya Sumadi Seng ingin melebarkan sayapnya lagi. Memasarkan produknya hingga ke mancanegara. Namun lagi-lagi, dia harus berhadapan dengan berbagai kendala yang ada di depannya. “Rencana pengin ekspor, tapi modalnya belum terpenuhi,” tutup Sumadi Seng. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.