Dark/Light Mode

Lebih Realistis, Konsumen Bakal Pilih Mobil Hybrid Dibanding BEV

Senin, 13 Maret 2023 18:17 WIB
Akedemisi dari ITB Agus Purwadi. (Foto: Antara)
Akedemisi dari ITB Agus Purwadi. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah resmi memberikan insentif untuk kendaraan listrik. Insentif hanya diberikan kepada kendaraan full baterai alias Battery Electric Vehicle (BEV). Sementara, untuk jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) tidak jadi dapat. Meski tidak dapat insentif, mobil hybrid akan lebih laku dibandingkan BEV. Pasalnya konsumen pilih yang lebih realistis.

“Menurut saya, tanpa insentif pun hybrid sudah di luar ekspektasi,” ujar akedemisi dari ITB Agus Purwadi kepada Rakyat Merdeka saat ditemui di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, pekan lalu.

Kenapa? Karena konsumen akan memilih yang realistis dengan kondisi di Indonesia. Nah, mobil hybrid dinilai lebih realistis untuk saat ini. Pasalnya, infrastruktur pengisian BEV belum banyak. Sementara mobil hybrid punya dua mesin, listrik dan bensin. 

Faktor lainnya, harga mobil hybrid lebih terjangkau dibandingkan BEV. “Akhirnya nggak usah diberikan insentif pun hybrid akan banyak dibeli. Contohnya Toyota Zenix hybrid daftar indennya panjang. Itu yang menurut saya akhirnya market akan memilih sendiri sesuai dengan kemampuannya,” bebernya.

Baca juga : Jokowi Rayu PM Australia, Untuk Kerja Sama Baterai Mobil Listrik Di Indonesia

Agus pesimis dua pabrikan yang memperoleh insentif: Hyundai dan Wuling mampu memnuhi target pemerintah sebesar 35.900 unit. Selain itu, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga baru ada 400 unit.

Selain itu, Agus juga menyinggung soal impor lithium bahan baku baterai. Dengan pemerintah hanya fokus pada BEV, impor lithium akan meningkat. Sementara pasokan juga terbatas. 

“Jika BEV dampaknya 1, tapi jika hybrid dikembangkan juga dampaknya bakal lebih banyak. Karena baterai yang dipakai hybrid kapasitasnya tidak sebesar BEV,” katanya.

Seharusnya, kata dia, untuk tahap awal, pemerintah sebaiknya membuka saja semua teknologi untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik. BEV untuk saat ini cocoknya untuk roda dua, sementara roda empat belum bisa.

Baca juga : Besok, Turnamen Basket Piala Puan Maharani Akan Dibuka Di Kuningan

“Bukan buat diadu, tapi melihat mana yang lebih cepat mencapai ekosistem kendaraan listrik. Thailand saja masih membuka hybrid,” bebernya.

Pernyataan Agus pun sama dengan survei Deloitte. Menurut survei tersebut BEV di Indonesia ternyata sangat sedikit, sebaliknya, peminat mobil hybrid maupun plug in hybrid electric vehicle/PHEV) banyak dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Survei Deloitte sejak 2021 hingga saat ini menyebutkan, tahun ini sebanyak 40 persen mobil bensin berminat untuk beralih ke mobil listrik, terdiri atas BEV, PHEV, dan hybrid naik tajam dari 2020 dan 2021 masing-masing 24 persen dan 19 persen. 

Adapun konsumen mobil bensin yang berminat migrasi ke PHEV dan hybrid, berdasarkan survei Deloitte, mencapai 31 persen tahun ini, naik dari tahun lalu 17 persen dan 2020 sebesar 20 persen. Sayang, konsumen mobil bensin yang berminat membeli BEV hanya sedikit, cuma 9 persen, kendati naik dari 2020 dan 2021 masing-masing 4 persen dan 2 persen 

Baca juga : Wagub Riza Pilih Diskusi Dibanding Pansus DPRD

Direktur Deloitte Consulting Southeast Asia, Kim Sujun menilai, tantangan terbesar dalam mendorong penjualan mobil listrik di Indonesia adalah pasar yang sangat sensitif terhadap harga jual dan daya beli rendah. Saat ini, mayoritas mobil yang laris di Indonesia dibanderol di bawah 30 ribu dolar AS. Adapun harga hybrid dan PHEV, kata dia, saat ini sudah di atas 30 ribu dolar AS. Apalagi, BEV dengan dimensi besar yang harganya sudah di atas Rp 600 juta.

“Sebagai negara pasar berkembang, daya beli masyarakat Indonesia belum bisa menjangkau EV dengan harga sekarang. Selain itu, pilihan modelnya terbatas,” kata dia.

Jadi, kata dia, mau tidak mau semua pihak harus berupaya memangkas harga mobil listriknya  agar bisa dijangkau mayoritas konsumen. Selain itu, para pabrikan perlu memasok beberapa model mobil listrik anyar.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.