Dark/Light Mode

9 Bulan Pelabuhan Marunda Ditutup, Ribuan Pekerja Kehilangan Pencaharian

Sabtu, 1 April 2023 17:49 WIB
Suasana lengang Pelabuhan Marunda. (Foto: Istimewa)
Suasana lengang Pelabuhan Marunda. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelabuhan Curah Marunda, Jakarta Utara masih ditutup sejak Juni 2022 silam. Ribuan pekerja terdampak, tidak bisa menafkahi keluarganya. Penutupan pelabuhan lebih dari sembilan bulan ini, tidak hanya dirasakan oleh pekerja bongkar muat, juga pengusaha jasa angkut dan alat berat.

"Ada lebih dari 2.000 pekerja dan puluhan pengusaha yang mendukung aktifitas di sini. Mereka sangat terdampak penutupan ini," ujar Ketua Pengguna Jasa Pelabuhan (Penjaspel) Marunda Fudyanpo Kamin, dalam keterangannya, kepada RM.id, Sabtu (1/4).

Ia berharap, Pemerintah mengaktifkan kembali pelabuhan. Karena terbukti abu batubara yang jadi alasan penutupan tidak terbukti disebabkan oleh kegiatan bongkar muat pelabuhan.

"Nyatanya pencemaran itu masih terjadi walaupun sudah 9 bulan pelabuhan ini ditutup," terangnya.

Seperti diketahui, Pada Juni 2022, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencabut izin lingkungan PT Karya Citra Nusantara (KCN) buntut dugaan pencemaran batu bara di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Warga setempat menuntut atas dugaan pencemaran lingkungan.

Baca juga : Perpustakaan Perguruan Tinggi Dituntut Lakukan Inovasi Kelola Sumber Informasi

Penutupan pelabuhan ini sangat berdampak warga yang mencari penghidupan di area ini. Tidak sedikit yang masih bertahan. Hingga saat ini. Di antaranya Hasan Basri, buruh bongkar muat.

"Saya masih sering ke sini walaupun sudah nggak ada gajinya. Berharap pelabuhan ini aktif lagi," ujar Hasan.

Ayah satu anak tersebut berharap bisa kembali bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di tempat tersebut. Untuk menyambung hidup, Hasan memilih kerja serabutan dan menjadi ojek pangkalan. "Pelabuhan ini tempat saya mengais rejeki. Mohon bisa diaktifkan kembali," pintanya.

Hasan bercerita, penghasilannya turun drastis ketika alih profesi dari buruh bongkar muat hingga kini menjadi driver ojek pangkalan. Ketika PT KCN masih beroperasi, katanya, Ia memiliki penghasilan hingga Rp 5 Juta perbulan. Saat ini hanya Rp 600 Ribu saja.

Keluhan serupa juga diungkapkan Bay Fauzi, mantan Mandor tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan Marunda. "Sekarang buat dapat 1 juta perbulan aja sulit banget rasanya. Apalagi biaya hidup makin berat. Saya masih punya dua anak yang jadi tanggungan biaya," ungkap ayah 4 anak tersebut.

Baca juga : KPU: Jadwal Tahapan Pemilu Dipastikan Tak Terganggu Putusan Partai Prima

Selama ini, lanjut pria yang akrab dipanggil mandor ubay ini, saat pelabuhan masih beroperasi penghasilannya mencapai 5-6 juta.

"Sekarang mah boro-boro, bisa makan aja syukur. Masih untung saya ngga berhutang. Banyak teman-temqn yang terpaksa berhutang dan jual harta benda," imbuhnya.

Ia dan ribuan buruh bongkar muat pelabuhan lainnya berharap Pemerintah sedikit mau berempati kepada mereka dengan kembali mengaktifkan pelabuhan tersebut. "Harapan kami sederhana, kami ingin kerja kembali," pintanya.

Menurutnya, pencemaran udara yang jadi alasan itu bukan disebabkan dari pelabuhan. "Buktinya setelah sembilan bulan ditutup, abu yg dianggap sebagai bukti pencemaran tetap dirasakan masyarakat sekitar," terangnya.

Untuk diketahui, situasi terkini area Pelabuhan Curah Marunda tampak sepi. Tidak ada lagi hiruk pikuk kendaraan dan alat berat yang keluar masuk pelabuhan untuk melakukan aktifitas bongkar muat di Kawasan Strategis Nasional tersebut.

Baca juga : Mahathir: Begitu Saya Mundur, Orang Melayu Di Malaysia Kehilangan Segalanya

Konon, sebelum kawasan tersebut ditutup atas dugaan penyebab pencemaran udara, pelabuhan itu setiap harinya disandari lebih dari 20 kapal untuk melakukan bongkar muat.

Di kejauhan tampak puluhan kapal tongkang pengangkut batubara lepas jangkar menunggu antrian untuk bongkar di pelabuhan pengganti di Tanjung Priok, Jakarta Utara sementara pelabuhan Marunda ditutup. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.