Dark/Light Mode

BPIP Kasih Pembekalan Ke Pejabat Administrator Dan Pengawas

Rabu, 10 Mei 2023 09:03 WIB
Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. (Foto: Ist)
Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono memberikan kuliah umum kepada Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan di Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (9/5). Dalam acara ini, Karjono meminta para peserta meneladani para pahlawan bangsa. 

Dalam kuliah umum berjudul “Etika dan Integritas Kepemimpinan Pancasila", Karjono mengatakan,  sejatinya Salam Pancasila memiliki ruh salam kebangsaan yang menyatukan Indonesia yaitu Salam Merdeka.

Untuk dapat membekali para pengawas ini, Karjono meminta para peserta diklat untuk dapat belajar dari para pahlawan bangsa, salah satu contohnya adalah Ki Hajar Dewantara dengan pesannya Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, "Menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan, di tengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat, dan juga memberikan dorongan moral serta semangat kerja dari belakang," kata ujarnya.

Baca juga : Daerah, Utamakan Infrastruktur Dong

Pada kuliah umum ini, Karjono menekankan, peran Pejabat Administrator dan Pengawas merupakan posisi yang sangat strategis dalam pengambilan keputusan. Karena itu wajib hukumnya menjunjung tinggi nilai Pancasila, khususnya bagi pelaksanaan tugas dan fungsi negara dalam melayani masyarakat. Pemimpin saat ini tidak sebatas pada pintar atau juga pandai, akan tetapi juga harus bener. 

"Ada beberapa aspek yang harus dimiliki dan dikuasai generasi muda, Tiga aspek itu ialah kemampuan bela negara, revolusi mental, dan pemahaman terhadap empat pilar wawasan kebangsaan," ujarnya.

Karjono menyampaikan, sejatinya Pancasila merupakan satu kesatuan yang lahir pada 1 Juni 1945, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, kemudian menjadi perjanjian luhur bangsa pada sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 sampai dengan ditetapkan peraturan presiden nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, serta testimoni pelaku sejarah oleh Bung Hatta yang memberikan kuasa kepada Guntur, dan testimoni Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan pelurusan sejarah oleh AB Kusuma.

Baca juga : Kepala BNPT Puji Gibran, Perhatian Ke Mitra Deradikalisasi

Karjono memaparkan kondisi masyarakat saat ini terhadap ideologi negara. Berdasarkan survei Syaiful Muzani Research and Consulting (SMRC), hanya 64,6 persen responden yang dapat menyebutkan Pancasila secara utuh dan benar, 10,2 persen menyebutkan empat sila dengan benar, 5,1 persen, menyebutkan tiga sila dengan benar, 3,9 persen menyebutkan dua sila dengan benar, 3,9 persen menyebutkan satu sila dengan benar. Dan yang paling memperihatinkan 12,3 persen responden tidak dapat menyebutkan pancasila dengan benar. 

“Hal ini sangat memprihatinkan, Pancasila adalah ideologi bangsa yang seharusnya diinternalisasi tiap tiap warga negara Indonesia," papar Perancang Undang-undang ahli utama tersebut.

Terakhir, Karjono berpesan, kepada para first line manager tersebut resep untuk menjadi pemimpin. "Bapak Ibu harus datang sebelum yang lain datang, dan pulang setelah yang lain pulang, itu yang dilakukan oleh para pucuk pimpinan,” katanya.

Baca juga : RUU Kesehatan Jamin Pendidikan Dokter Spesialis Murah Dan Transparan

Kemudian yang terpenting adalah loyal dan profesional. Menurut dia, bapak dan ibu tempel terus para pimpinan, bekerja sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas, jangan membentur-benturkan loyal dan profesional, itu merupakan satu kesatuan seperti dua sisi mata uang. 

“Loyal berarti Bapak dan Ibu tunduk dan patuh terhadap pimpinan instansi, profesional berarti Bapak dan Ibu harus menjaga penuh integritas dan kejujuran dalam bekerja, jangan pernah berpikiran membawa satu rupiahpun untuk kepentingan pribadi," ujar Alumni Doktor Hukum Universitas Padjajaran.

Dalam kuliah umum ini turut hadir Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Sekretariat Negara Adhiawarman, Widyaiswara Ahli Madya Kukuh Pamuji, serta para peserta diklat yang berasal dari Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Sekretariat Jenderal DPD, Ombudsman, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Riset Inovasi Nasional, Komisi Aparatur Sipil Negara dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.