Dark/Light Mode

Pelonggaran Masker Diyakini Kerek Mobilitas Masyarakat

Bisnis Transportasi Dapat Angin Segar

Rabu, 14 Juni 2023 07:30 WIB
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/6/2023) Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa).
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/6/2023) Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan Pemerintah membolehkan penumpang tidak mengenakan masker memberi angin segar untuk bisnis transportasi. Hal itu diyakini bakal mengerek trafik penumpang.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyambut baik pelonggaran penggunaan masker.Menurutnya, bagi pengelola transportasi, seperti maskapai penerbangan, kereta api, hingga angkutan laut, pelonggaran aturan ini diyakininya akan membuat trafik penumpang terus naik.

“Sekarang saja pengguna pesa­wat sudah 80 persen. Pengguna kereta api juga terus bertambah. Indonesia benar-benar mulai me­masuki masa endemi, sehingga mobilitas masyarakat kembali tinggi,” tutur Djoko saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kementan Gandeng FAO Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Sehat

Untuk mengantisipasi penu­laran virus, kata Djoko, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) transportasi bisa mencontoh PTKereta Api Indonesia (Persero) atau KAIyang telah menerapkan sistem face recognition (penge­nalan wajah) pada saat check in atau boarding di stasiun.

Hal ini efektif untuk mengu­rangi sentuhan antara manusia, maupun benda, sekaligus untuk menjaga jarak.

PT KAI sudah bagus sistem­nya. Tiket tidak perlu dicek lagi secara manual. Mengurangi penyebaran kuman atau virus juga kan,” katanya.

Baca juga : Perluas Jaringan, Petani Milenial Jabar Goes To Japan

Untuk diketahui, penumpang kereta api kini bisa masuk pintu keberangkatan stasiun tanpa menunjukkan tiket, KTP elek­tronik (e-KTP), maupun doku­men vaksinasi di stasiun ter­tentu. PT KAI telah menerapkan teknologi pengenalan wajah (face recognition) pada pintu keberangkatan khusus atau face recognition boarding gate di sembilan stasiun.

Yaitu, Stasiun Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang Bank Jateng, Yogyakarta, Solo Balapan, Surabaya Gubeng, Sura­baya Pasar Turi dan Malang.

“Targetnya, tahun ini kami akan memperluas penerapan face recognition di seluruh sta­siun,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo kepada Rakyat Merdeka, beberapa waktu lalu.

Baca juga : OMG Dukung Perayaan HUT Masyarakat Transmigran di Kabupaten Tebo

Vice President (VP) Public Re­lations KAI Joni Martinus men­jelaskan, face recognition meru­pakan fasilitas layanan boarding pada area pemeriksaan tiket, yang dilengkapi kamera untuk mengidentifikasi dan memvali­dasi indentitas seseorang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.