Dark/Light Mode

Industri Kimia Hilir Sumbang PDB Rp 91,7 Triliun

Selasa, 10 September 2019 14:16 WIB
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim (kanan) didampingi Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Taufiek Bawazier (kiri) meninjau salah satu peserta Pameran Produk Industri Kimia Hilir 2019 di Jakarta, Selasa (10/9). (Foto: Kemenperin)
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim (kanan) didampingi Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Taufiek Bawazier (kiri) meninjau salah satu peserta Pameran Produk Industri Kimia Hilir 2019 di Jakarta, Selasa (10/9). (Foto: Kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri kimia hilir telah memberikan kontribusi yang cukup signfikan terhadap perekonomian nasional. Sektor tersebut dinilai mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta menambah penyerapan tenaga kerja serta penerimaan devisa.

“Untuk itu, kami terus giat mendorong pengembangan industri kimia hilir nasional karena membawa manfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia dan memacu pertumbuhan ekonomi kita,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim pada pembukaan Pameran Produk Industri Kimia Hilir 2019 di Jakarta, Selasa (10/9).

Rochim menegaskan, pemerintah sedang fokus menumbuhkan industri kimia karena menjadi salah satu sektor prioritas berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini guna semakin memperkuat dan memperdalam struktur manufaktur serta menciptakan industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir di Tanah Air.

Baca juga : Belum Ada Klub Yang Berani Beli Neymar Rp 3,12 Triliun

“Secara keseluruhan industri kimia hilir nasional saat ini dinilai telah mampu memenuhi kebutuhan untuk pasar domestik hingga 80 persen,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri barang kimia dan barang dari bahan kimia menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan pada semester pertama tahun 2019 yang mencapai 10,4 persen. Angka ini melonjak drastis dibanding periode yang sama di tahun 2018, dengan kondisi -7.82 persen.

”Bahkan, nilai PDB sektor tersebut pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp 91,7 triliun dan menyumbang sekitar 1,19 persen terhadap ekonomi nasional,” ungkap Rochim.

Baca juga : Semester I, Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 5,3 Triliun

Produk industri kimia hilir secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu produk karet dan plastik serta produk farmasi, kosmetik dan obat tradisional. Berikutnya adalah produk kimia hilir lainnya yang mencakup produk pelumas, cat, kimia pembersih, alat pemadam api ringan, produk pewangi ruangan, adhesive, dan produk turunan kimia lainnya.

”Industri kimia hilir khususnya industri kimia pembersih, industri cat, dan industri alat pemadam api ringan (APAR) digolongkan ke dalam sektor industri barang kimia dan barang dari bahan kimia,” jelasnya.

Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan, pemerintah semakin aktif menarik investasi di sektor industri kimia untuk memacu kapasitas produksi dan menghasilkan produk substitusi impor. “Contohnya, pemerintah akan menumbuhkan kembali aromatic centerdi Tuban. Ini perlu investasi yang besar,” ungkapnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.