Dark/Light Mode

Teten Ajak ASEAN Lawan Predatory Pricing

Celana Di Marketplace Cuma Dua Ribu Perak

Jumat, 25 Agustus 2023 07:20 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan paparan saat acara pembukaan Sixth ASEAN Inclusive Business Summit di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/8/2023). (Foto: Antara)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan paparan saat acara pembukaan Sixth ASEAN Inclusive Business Summit di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/8/2023). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
“Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas itu salah satunya ada peran UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah), sehingga harus terjadi pemerataan di se­mua sektor industri,” ujarnya.

Teten menegaskan, pihaknya ingin UMKM mampu mem­berikan kontribusi terhadap pertumbuhan yang positif. Karena itu dalam agenda inklusif bisnis ini, pihaknya memastikan ba­gaimana UMKM bisa masuk ke supply chain industri nasional, bahkan global.

“Termasuk mampu mengakses pembiayaan lebih mu­dah, teknologi produksi, dan mengakses informasi pasar,” jelasnya.

Baca juga : Sering Kecolongan Di Depan Net, Chico Tumbang Di Babak Pertama

Menyoal ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, lancarnya arus barang impor dari China lewat market­place di sejumlah negara ASEAN, lantaran kemudahan akses barang masuk dan aturan yang tidak ketat pada produk impor.

“Terlebih di Indonesia, regu­lasi impor bisa dikatakan terlalu lama. Porsi impor barang di plat­form e-commerce harus diatur oleh Pemerintah,” tegas Bhima kepada Rakyat Merdeka.

Bhima menyayangkan fakta perdagangan yang terjadi di Tanah Air. Di satu sisi, UMKM didorong masuk platform digi­tal. Tapi di sisi lain, persaingan dengan barang impornya kurang mendapat perhatian.

Baca juga : 40 Ribu Akun Telah Di-Take Down

“Ini yang membuat UMKM lokal ngos-ngosan,” kritiknya.

Meski begitu, ia menyambut baik aksi negara-negara ASE­AN yang berkomitmen dalam membatasi masuknya barang impor dari China lewat pasar e-commerce.

“Setidaknya, negara ASEAN sudah memiliki visi dan pandangan yang sama soal bagaimana menghadapi praktik predatory pricing,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.