Dark/Light Mode

Di Ajang AIPF 2023, Pupuk Indonesia Kenalkan Blue Green Ammonia

Jumat, 1 September 2023 19:09 WIB
Pupuk Indonesia akan mengenalkan pengembangan blue ammonia dan green ammonia dalam ASEAN Indo Pasific Forum AIPF 2023, yang akan digelar di Jakarta. (Ilustrasi Istimewa)
Pupuk Indonesia akan mengenalkan pengembangan blue ammonia dan green ammonia dalam ASEAN Indo Pasific Forum AIPF 2023, yang akan digelar di Jakarta. (Ilustrasi Istimewa)

 Sebelumnya 
Lalu, pengembangan blue ammonia pada kawasan Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh bersama Mitsui yang juga berasal dari Jepang.

Selanjutnya, Pupuk Indonesia juga akan menyampaikan proyek pengembangan hybrid green ammonia di Petrokimia Gresik bekerja sama dengan PLN dan ACWA Power Company asal Arab Saudi.

Serta, proyek pengembangan hybrid green ammonia di Pupuk Iskandar Muda bekerja sama dengan Toyo dan Mitsui asal Jepang di Lhokseumawe, Aceh.

Ia menilai, dengan proyek pengembangan tersebut, Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi pemain amonia bersih tingkat dunia.

Baca juga : Dukung AIPF 2023, Bank Mandiri Genjot Pembiayaan Hijau

Terlebih, Pupuk Indonesia memiliki pengalaman dalam memproduksi, mendistribusikan, dan mengelola amonia selama lebih dari lima puluh tahun.

“Saat ini isu lingkungan tengah menjadi isu global, maka Pupuk Indonesia harus masuk pada bisnis yang lebih ramah lingkungan," ujar Wijaya. 

Untuk itu, pihaknya terbuka untuk bermitra dengan berbagai pihak. Terlebih, kebutuhan amonia bersih ke depan akan semakin meningkat.

Wijaya menjelaskan, selain penyediaan energi bersih masa depan, green ammonia juga dapat menjadi sarana yang sangat efisien dalam mendistribusikan hidrogen. Sebab, hidrogen merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang saat ini juga menjadi perhatian banyak negara-negara di dunia.

Baca juga : Di Ajang AIPF 2023, PLN Tampilkan Proyek PLTS Terapung dan Upaya Transformasi Digital

Lebih lanjut Wijaya mengatakan, pengembangan blue ammonia dan green ammonia telah masuk dalam roadmap dekarbonisasi Pupuk Indonesia.

Program ini, kata dia, sejalan dan mendukung inisiatif strategis pemerintah dalam mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060.

Selain itu, pelibatan berbagai mitra dari dalam dan luar negeri juga turut meningkatkan iklim investasi dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Misalnya, terbukanya lapangan pekerjaan, penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), penguasaan pengetahuan dan teknologi, serta menghasilkan produk-produk substitusi impor seperti methanol dan soda ash.

Baca juga : Bantah Klaim AS Soal LCS, Prabowo: Indonesia Negara Non Blok

“Ke depan, kami tetap memperkuat industri pupuk untuk mendukung ketahanan pangan. Selain itu menjadi perusahaan kimia dan petrokimia nasional yang mendukung industri dan penyediaan energi nasional,” pungkas Wijaya.      

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.