Dark/Light Mode

Bank Mandiri Incar Investasi Pembiayaan Hijau Di Event AIPF 2023

Rabu, 6 September 2023 20:31 WIB
Bank Mandiri mengincar investasi pembiayaan hijau di event AIPF 2023. (Foto: Dok Bank Mandiri)
Bank Mandiri mengincar investasi pembiayaan hijau di event AIPF 2023. (Foto: Dok Bank Mandiri)

 Sebelumnya 
Beberapa sektor yang mendominasi antara lain sektor pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) sebesar Rp95,6 triliun, energi terbarukan (renewable energy) sebesar Rp 8,9 triliun, eco-efficient products Rp 4,7 triliun, transportasi ramah lingkungan (clean transportation) Rp 3,2 triliun, serta sektor hijau lainnya Rp 2,8 triliun.

Untuk mendukung peningkatan Green Financing, Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan solusi keuangan berkelanjutan lainnya.

Tak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membentuk ESG (Environmental, Social and Governance) unit yang berfungsi sebagai control tower dalam implementasi aspek berkelanjutan.

Serta telah memiliki ESG financing desk yang mampu menawarkan berbagai solusi keuangan berkelanjutan yang inovatif dalam mengakselerasi ekonomi rendah karbon, seperti green loan, transition financing, serta Sustainability Linked-Loan (SLL).

Baca juga : Pandawa Ganjar Beri Pembekalan Penanganan Karhutla Di Kalimantan

“Untuk mendukung pertumbuhan green financing, Bank Mandiri juga mengembangkan berbagai instrumen pendanaan berkelanjutan.

 Pada 4 Juli 2023 Bank Mandiri telah menerbitkan instrumen Green Bond tahap I senilai Rp 5 triliun,” jelasnya.

Bursa karbon

Tak hanya itu, Bank Mandiri juga menggarap potensi perdagangan karbon yang cukup besar di Indonesia. Pemerintah telah memulai landasan penetapan harga karbon dengan memberlakukan Peraturan Presiden No 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).

Baca juga : Biofarma Group Bakal Pamerkan Inovasi Transformasi Digital Di AIPF 2023

“Sampai saat ini, uji coba Sistem Perdagangan Emisi terutama di sektor Energy sudah dilakukan dan mekanisme perdagangan karbon di Indonesia direncanakan akan diluncurkan pada akhir tahun 2023, yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ungkap Alexandra. 

Dalam rangka mendukung perdagangan karbon, Bank Mandiri secara proaktif berkolaborasi dengan berbagai stakeholders, baik dengan regulator (OJK), kementerian, penyelenggara bursa karbon, maupun lembaga lain yang terkait.

Bank Mandiri siap berperan sebagai penghubung antara pasar keuangan dan tujuan keberlanjutan.

“Sebagai bank pertama yang telah meluncurkan digital carbon tracking di Indonesia, Bank Mandiri berharap dapat berpartisipasi dalam perdagangan karbon dan telah menargetkan NZE secara operasional di tahun 2030,” harapnya. 

Baca juga : Dukung AIPF 2023, Bank Mandiri Genjot Pembiayaan Hijau

Alexandra mengatakan, Bank Mandiri telah berhasil mengurangi jejak karbon setiap tahunnya.

Pada 2020 emisi yang berhasil dikurangi sebesar 46.261 ton setara CO2 atau tCO2e (tCO2e), kemudian pada tahun 2021 sebesar 47.328 tCO2e, dan pada 2022 sebesar 59.076 tCO2e. 

Mengadopsi ISO 14064-1,2,3 dan Green Gas House (GHG) Protocol Standard, perhitungan jejak karbon operasional Bank Mandiri terbagi dalam tiga cakupan emisi, yaitu Fuel (BBM, solar genset, pendingin), Electricity (listrik) dan Business Travel (perjalanan dinas).

“Sebagai plat merah yang komitmen menerapkan ESG dalam mengurangi emisi karbon, Bank Mandiri menyatakan siap dan akan mendukung perdagangan karbon lintas batas di ASEAN-Indo Pasifik yang bisa berdampak positif pada perekonomian dan kelestarian lingkungan,” pungkas Alexandra. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.