Dark/Light Mode

Punya Potensi Besar, PLN Kembangkan Biomassa Berbasis Keterlibatan Masyarakat

Sabtu, 23 September 2023 09:17 WIB
Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia EPI Antonius Aris Sudjatmiko. (IST)
Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia EPI Antonius Aris Sudjatmiko. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) mengembangkan ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara secara end to to end berbasis keterlibatan masyarakat.

Selain untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih menuju Net Zero Emissions (NZE) di 2060, pengembangan biomassa melalui program co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen PLN untuk memimpin program-program inisiatif transisi energi demi mendukung pemerintah mencapai NZE 2060.

Salah satu upayanya, PLN memulai implementasi program co-firing di puluhan pembangkit PLN sejak 2021.

Baca juga : Perbaiki Sistem Bernegara, DPD Usulkan 5 Proposal Kenegaraan

Dalam proses co-firing tersebut, PLN melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memenuhi kebutuhan biomassa melalui keterlibatan masyarakat.

"Komitmen PLN dalam transisi energi melalui program co-firing ini, tidak hanya untuk menekan emisi tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai upaya membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan,” ucap Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima RM.id, Sabtu (23/9/2023)

Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Antonius Aris Sudjatmiko menambahkan, strategi pemenuhan volume rantai pasokan biomassa saat ini mengoptimalkan sumber daya setempat dan keterlibatan masyarakat.

Hal ini untuk menggali besarnya potensi biomassa Indonesia mencapai 500 juta ton per tahun yang tersebar di berbagai wilayah.

Baca juga : Peran Perpustakaan Dorong Kewirausahaan dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sedangkan, pemenuhan target pasokan biomassa PLN EPI sekitar 10,2 juta ton per tahun pada 2025.

"Jadi pemberdayaan masyarakat itu suatu keharusan. Bahkan kita tidak menyebutnya pemberdayaan masyarakat tapi memang keterlibatan masyarakat. Sekarang kita menjadikan masyarakat sebagai objek, sebagai pengguna energi tapi sekarang mereka menjadi produsen energi, mereka sebagai pengelola energi. Itulah yang menjadi mitra utama kami untuk biomassa," ujar Aris.

Selain itu, PLN EPI dalam pengembangan biomassa ini tak hanya berfokus untuk rantai pasok energi tetapi juga bertujuan menyerap lapangan kerja selaras dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).

Aris menyebutkan pengembangan biomassa untuk co-firing PLTU terbukti mampu menyerap tenaga kerja masyarakat baik wilayah sekitar pembangkit maupun kaum marginal di berbagai daerah.

Baca juga : Gelar PKM, Universitas Pancasila Beri Pelatihan UMKM di Pulau Pramuka

Menurutnya, untuk satu ton biomassa mampu menyerap sekitar 10 orang tenaga kerja.

"Contoh di Aceh kami menggerakkan masyarakat lokal, kebanyakan yang direkrut adalah warga dan petani lokal setempat, lalu di Lampung dari petani-petani karet itu yang mengumpulkan biomassa, termasuk bonggol jagung untuk di Sumbawa, di Jawa Barat itu adalah sekam, di Kupang itu per bulan 100 ton mampu menyerap 530 orang mulai dari pengumpulan, pemrosesan, transportasi, loading on loading," kata Aris.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.