Dark/Light Mode

Bila Masalah Yang Solusinya Bergantung Kementerian/Lembaga Lain Bisa Diselesaikan

Kinerja Industri Manufaktur Akan Semakin Mentereng

Rabu, 8 November 2023 07:10 WIB
Menteri Perindustrian (Men­perin) Agus Gumiwang Kar­tasasmita. (ANTARA/HO Kementerian Perindustrian)
Menteri Perindustrian (Men­perin) Agus Gumiwang Kar­tasasmita. (ANTARA/HO Kementerian Perindustrian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja sektor industri pengolahan semakin meningkat di triwulan III-2023. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada periode tersebut, sektor industri pengolahan tumbuh 5,20 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Capaian tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen pada periode yang sama.

Menteri Perindustrian (Men­perin) Agus Gumiwang Kar­tasasmita menjelaskan, kontribu­si industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional juga menjadi yang tertinggi, dan meningkat men­jadi 1,06 persen dari 0,99 persen pada triwulan III-2022.

Baca juga : Bamsoet Dorong Pengembangan Bisnis Kuliner dan Entertainment

“Di tengah penurunan daya beli dan melemahnya nilai tu­kar rupiah yang mempengaruhi produksi, industri pengolahan masih terus berkontribusi ter­hadap perekonomian nasional. Kami mengapresiasi kinerja luar biasa dari pelaku usaha di in­dustri ini,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Kendati demikian, politisi Partai Golkar itu menyebutkan bahwa kontribusi industri pengolahan terhadap PDB semes­tinya bisa jauh lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila beberapa masalah yang solusinya bergan­tung Kementerian/Lembaga lain bisa diselesaikan.

Contoh pertama, program HGBT (Harga Gas Bumi Ter­tentu) yang tidak berjalan dengan baik.

Baca juga : Kemenperin Wajibkan Industri Laporkan Pengendalian Emisi Seminggu Sekali

“Masih banyak industri pe­serta program HGBT menda­patkan gas untuk bahan baku dan energi di atas 6 dolar AS per MMBTU. Selain harga tinggi, pasokannya pun tidak lancar,” terang Agus.

Hal ini, lanjut dia, berdampak terhadap daya saing produk, permintaan, utilisasi dan tenaga kerja. Akhirnya, program HGBT yang tidak berjalan baik ini ikut menekan pertumbuhan industri manufaktur.

Contoh kedua, lanjut Agus, pengetatan arus masuk barang impor belum optimal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.