Dark/Light Mode

Cari Pendanaan Alternatif, INSA Gandeng BEI

Kamis, 9 November 2023 20:28 WIB
Indonesian National Shipowners’ Association bersama PT Bursa Efek Indonesia melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding MoU tentang Peningkatan Pemahaman Pasar Modal di Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (09/11/2023).
Indonesian National Shipowners’ Association bersama PT Bursa Efek Indonesia melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding MoU tentang Peningkatan Pemahaman Pasar Modal di Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (09/11/2023).

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Peningkatan Pemahaman Pasar Modal di Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Kamis (09/11/2023).

Kerja sama ini merupakan salah satu program kerja DPP INSA untuk memberikan alternatif pendanaan bagi perusahaan pelayaran nasional melalui pasar modal. Sehingga akan mendukung tumbuh dan berkembangnya industri pelayaran nasional.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan, sektor pelayaran nasional telah menjadi tuan rumah di negeri saat ini. Menurutnya, ke depan sektor pelayaran Merah Putih juga kian strategis karena sektor maritim menjadi salah satu elemen penting bagi pembangunan Indonesia masa depan.

Bos Andhika Lines ini menuturkan, di Era Indonesia Emas pada 2045, sektor maritim ditargetkan dapat berkontribusi 12,5 persen terhadap PDB nasional. Adapun, pertumbuhan muatan angkutan laut sepanjang 2018-2040 diproyeksikan tumbuh 1,24 persen per tahun (dengan asumsi business as usual).

Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, kata Carmelita, pelayaran membutuhkan banyak dukungan, salah satunya dari sisi pendanaan. Hanya saja sejauh ini pelayaran nasional masih menghadapi tantangan klasik dari sisi pendanaan, seperti belum kompetitifnya pembiayaan terhadap pengadaan kapal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan DPP INSA adalah menjalin kerja sama dengan BEI.

Baca juga : Menhub: Persiapkan Angkutan Nataru dengan Baik

Kerja sama juga ini sebagai dukungan adanya alternatif pendanaan bagi perusahaan pelayaran nasional anggota INSA untuk mendapatkan dana segar dari pasar modal.

"MoU INSA dan BEI ini sebagai program kita memberikan alternatif pendanaan bagi perusahaan pelayaran anggota," katanya, Kamis (09/11/2023).

Wakil Ketua Umum III INSA Nova Y. Mugijanto mengatakan, Undang-Undang 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 57 mengamanatkan bahwa Pemerintah wajib memberikan fasilitas pembiayaan dan perpajakan dalam rangka memberdayakan industri angkutan perairan nasional.

"Namun kondisinya saat ini, skema pembiayaan untuk pengadaan kapal masih berjangka waktu pendek dengan beban bunga yang cukup tinggi," kata Nova.

Nova menjelaskan, jenis usaha di sektor transportasi laut merupakan sektor usaha yang padat modal dan padat karya dengan tingkat pengembalian investasi yang panjang.

Untuk itu, diperlukan skema pembiayaan dengan jangka waktu yang panjang. Menurut Nova, dukungan pendanaan dibutuhkan untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan armada pelayaran nasional baik dari sisi kuantitas jumlah armada maupun dari sisi kualitas armada.

Baca juga : Cuaca Hari Ini Di Tangerang, Apa Hujan Atau Panas? Ini Ulasan BMKG

"Penambahan kuantitas jumlah armada dibutuhkan untuk menjawab sejumlah peluang pelayaran nasional, seperti pembangunan IKN, program hilirisasi, pengembangan wisata bahari dan target produksi migas 1 juta barel per hari," jelasnya.

Adapun, kata Nova, pengembangan armada dari sisi kualitas dibutuhkan untuk menjawab tuntutan modernisasi armada Merah Putih berserta ship managementnya melalui implementasi teknologi terkini, sehingga bisa lebih bersaing di kancah pelayaran internasional.

"Seluruh pengembangan armada baik sisi kuantitas dan sisi kualitasnya memerlukan investasi, sehingga pelayaran nasional membutuhkan lebih banyak sumber pendanaan, yang salah satunya dari pasar modal," jelasnya.

Sementara, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, penandatanganan kerja sama ini untuk salah satu opsi pendanaan bagi perusahaan INSA.

Jeffrey mengatakan, MoU ini dilakukan bersama Self Regulatory Organization (SRO) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Beserta INSA.

"Tujuannya tentu adalah untuk memperkenalkan pasar modal sebagai salah satu opsi pendanaan bagi perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengakselerasi pertumbuhan perusahaan, dan menjaga going concern serta berkesinambungannya perusahaan," kata Jeffery.

Baca juga : Hari Pertama Kerja, Gasak 53 iPhone

Selain itu, Jeffery mengungkapkan, saat ini sudah sebanyak 21 anggota INSA menjadi perusahaan tercatat dengan total nilai kapitalisasi mencapai Rp 76 triliun.

"Per 6 November nilai kapitalisasi pasarnya sudah mencapai Rp 76 triliun. Tentunya ini akan memberikan dorongan dan motivasi untuk menyusun," ungkapnya.

Sekedar informasi, dalam penandatangan MoU ini, INSA bersama BEI juga menggelar seminar Go Public bertajuk 'Anchoring Success: Unlocking Growth through IPO in the Shipping Industry'.

Seminar ini menghadirkan para pembicara berkompeten, salah satunya Faty Khusumo Wakil Ketua Umum INSA VII yang juga CEO PT Temas Tbk.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :