Dark/Light Mode

Masa Transisi Energi

KPI Komitmen Jaga Pasokan BBM Dan LPG

Selasa, 14 November 2023 17:30 WIB
Dirut KPI Taufik Aditiyawarman
Dirut KPI Taufik Aditiyawarman

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding refining and petrochemical Pertamina, berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui ketahanan penyediaan BBM, LPG dan bahan-bahan dasar petrochemical di masa transisi energi.

Produk yang dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga dijaga tetap affordable untuk masyarakat, dan memenuhi aspek keekonomian.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan KPI tetap memerhatikan aspek sustainability terkait transisi energi dan keberlangsungan dari kilang ke depannya.

“Ini salah satu inisiatif, makanya ada ide hilirisasi kilang. Ini menjadi upaya kami untuk menjaga sustainaiblity,” kata Taufik pada webinar Refining SustainabilityThe Path Toward Energy Transition” yang digelar E2S, Selasa, 14 November 2023.

KPI, kata Taufik, juga menyiapkan strategi untuk menurunkan emisi, yakni berbasis teknologi, alam, dan berbasis trading.

Baca juga : Perkuat Komitmen Transisi Energi, Pertamina Gandeng SINOPEC

Green refinery akan dilanjutkan pengembangannya, seperti di Kilang Cilacap.

KPI akan menambah footprint untuk program-program lingkungan.

“Carbon trading sekarang available di bursa. Ini bisa me-net off operasional dengan menambah daya serap carbon,” kata Taufik.

Taufik mengatakan upaya KPI ke green dan emisi reduction untuk mendukung ESG rating karena proyek kilang yang tidak full equity, tapi juga mencari pembiayaan dari investor.

“Biasanya pertanyaan yang ditanyakan mereka adalah berapa rating ESG. Concern ESG maupun lingkungan sangat diperhatikan oleh investor maupun lender. Rating ESG kita 24,2,” katanya.

Baca juga : Cuaca Tangerang Hari Ini Hujan Atau Panas? Ini Prakiraan BMKG

Pada masa transisi energi, kata Taufik, KPI akan memastikan pabrik yang dibangun terus memberikan manfaat sampai ujung.

Ke depan, diversifikasi produk memang harus berkolaborasi dengan industri lain yang bisa mengolah hasil turunan kilang.

“Ini untuk menghasilkan produk yang bermanfaat sampai ke hilir, sehingga bisa bernilai dan memberikan benefit ke masyarakat,” kata dia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan berdasarkan hasil kajian dengan memperhatikan keekonomian akses di masyarakat dan potensi yang dimiliki pada akhir 2060, sektor energi tidak bisa NZE karena masih tersisa emisi 129 juta ton emisi.

Berdasarkan roadmap, PLTU berbahan bakar batu bara akan berakhir sebelum 2060. Yang tersisa adalah BBM dan LPG yang digunakan industri.

Baca juga : Asosiasi Presisi Gandeng KPU Gagas Pengembangan Riset

Listrik semuanya akan berbasis pada energi bersih tidak akan keluarkan emisi.

“PLTU akan selesai sebelum periode 2060. Untuk itu, yang harus dipastikan adalah ketersediaan migas ada terus,” kata Dadan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.