Dark/Light Mode

Komoditas Utama, Rempah Jadi Jalur Perdagangan Global

Sabtu, 9 Desember 2023 22:29 WIB
Pameran bertajuk Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (9/12/2023). (Foto: Istimewa)
Pameran bertajuk Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (9/12/2023). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Museum dan Cagar Budaya (MCB) atau yang juga dikenal dengan Indonesian Heritage Agency (IHA) menggelar pameran bertajuk “Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia” di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (9/12/2023).

Pameran yang berlangsung dari 9 - 31 Desember 2023 ini menarasikan ulang sejarah perjalanan dan perdagangan rempah Nusantara, mengisahkan proses penyebarannya yang sudah terjadi jauh sebelum bangsa Eropa melakukan pencarian dan ekspedisi rempah ke wilayah Nusantara.

Rempah menyebar melampaui batas ruang dan waktu. Rempah telah ditemukan di dalam tubuh dan makam raja-raja Mesir Kuno dari abad ke-13 SM.

Indonesia sendiri melahirkan berbagai jenis rempah raja seperti cengkih, pala, dan cendana yang menjadi komoditas utama.

Pada masanya, komoditas rempah-rempah ini bernilai lebih mahal dari emas.

Baca juga : Sumber Daya Alam Melimpah, Kemendikbudristek Pastikan Dukung Pembangunan Nasional

Aktivitas masa lampau masyarakat Nusantara yang membangun jalur perdagangan global yang disebut dengan jalur rempah (spice routes).

Jalur rempah memiliki nilai sejarah penting yang dapat menjadi wawasan berguna untuk perkembangan perdagangan global.

Untuk itu, pada tahun 2017, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menginisiasi pengusulan kalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan, sejarah kalur rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata bahwa diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara-bangsa.

"Jalur rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global," ujar Hilmar dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2023).

Baca juga : Implementasi CCUS, Pertamina Injeksi Perdana CO2 Di Lapangan Sukowati

Lebih lanjut Hilmar menjelaskan, upaya pengajuan jalur rempah sebagai Warisan Dunia UNESCO ditargetkan untuk tercapai pada tahun 2024.

Menurutnya, keberhasilan upaya ini akan membutuhkan usaha bersama untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, memelihara, dan mengedukasi generasi mendatang tentang pentingnya jalur rempah.

Berangkat dari semangat untuk bersama-sama mengantarkan jalur rempah menjadi warisan budaya dunia, MCB bersama dengan unit Museum Nasional Indonesia dan Museum Kebangkitan Nasional berkolaborasi dengan berbagai ahli dan pihak.

Pelaksana Tugas Kepala MCB/IHA, menjelaskan Ahmad Mahendra mengatakan, melalui proses kuratorial bersama-sama dengan para pakar dan komunitas yang memang ahli di bidang ini.

"Kami harap dengan penyajian yang memiliki nilai-nilai baru ini dapat mempertegas nilai sejarah dan warisan budaya nusantara kita, jalur rempah, yang tidak ternilai harganya," ujar Mahendra dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2023).

Baca juga : Cerita Ganjar Maju Jadi Capres, Awalnya Diskusi Panjang Dengan Jokowi

Pameran ini menghadirkan enam instalasi utama yang terdiri atas Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur.

Adapun objek yang ditampilkan dalam pameran ini berjumlah 35 buah, mulai dari prasasti dan mata uang kuno hingga benda kehidupan sehari-hari seperti pipisan-gandik (untuk mengolah jamu dan obat-obatan tradisional), serta yang lainnya.

Pameran ini juga mengedepankan aspek interaktivitas dan partisipatif. Pengunjung dari berbagai kalangan usia berkesempatan berinteraksi dengan macam-macam instalasi seperti menghirup aroma rempah, merasakan berlayar di samudera dengan replika Kapal Borobudur, dan masih banyak lagi.

Sepanjang pameran akan diadakan berbagai program publik yang melibatkan para pelajar, mahasiswa, komunitas rempah, penggiat budaya dan publik secara umum.

Sekadar informasi, untuk mengunjungi pameran, publik dapat membeli tiket dengan tarif Rp2.000 untuk dewasa dan Rp1.000.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.