Dark/Light Mode

Pinjaman Pemerintah Kian Produktif, Hasilnya Mulai Dirasakan Masyarakat

Jumat, 15 Desember 2023 20:54 WIB
Proyek infrastruktur. Foto: Istimewa
Proyek infrastruktur. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pinjaman dan Hibah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Dian Lestari menyatakan pinjaman yang diterima pemerintah telah memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

"Kita selalu pastikan bahwa pinjaman itu memberikan manfaat bagi Indonesia, sehingga pembiayaannya dari pinjaman itu mendorong produktivitas atau memberikan multiplier effect yang manfaat ekonominya melebihi cost yang dikeluarkan," katanya.

Ia mencontohkan beberapa proyek yang dibiayai dari pinjaman luar dan dalam negeri, telah memberikan dampak psitif bagi masyarakat.

Di antaranya, pembangunan jalan tol Cisumdawu, jalan tol Medan-Kualanamu, jalan tol Solo-Kertosono, pembangunan Pelabuhan Patimban, MRT Jakarta, PLTA Asahan III, RSAU Sutomo Pontianak, dan Pamsimas II.

Baca juga : Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Siapkan Strategi Jaga Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dan Mitigasi Tantangan

"Pembangunan jalan tol itu dapat memperkuat konektivitas antar daerah, sehingga akan mempercepat jalur distribusi. Hal ini akan merangsang pertumbuhan perekonomian di daerah-daerah sekitarnya," jelasnya.

Menurut Dian, pinjaman itu tetap dibutuhkan pemerintah yang saat ini menerapkan APBN ekspansif untuk meniti jalan menuju negara maju. Sehingga, ada ruang defisit yang harus ditutup melalui strategi pembiayaan.

Dia bilang, saat ini terdapat dua skema yang digunakan, yaitu melalui Surat Berharga Negara (SBN) dan Pinjaman. Berdasarkan data Kemenkeu per 31 Oktober 2023, posisi utang Indonesia mencapai Rp 7.950,52 triliun, atau setara 37,68 persen dari GDP.

Ini jauh di bawah batas rasio utang yang diperbolehkan UU No. 1/2003, yaitu 60 persen dari PDB. Utang kita juga telah turun bila dibanding posisi Desember 2022 yang mencapai 39,70 persen. Dari total utang tersebut, SBN menempati urutan pertama sebanyak 89 persen, lalu Pinjaman 11 persen.

Baca juga : Ogah Bergabung Dengan Pemerintah Pemenang Pilpres, Ganjar: Ini Sikap

"Karenanya, pinjaman pemerintah bisa dikatakan cukup_ aman dan terkendali," kata Dian.

Kemenkeu sendiri menerapkan standard yang ketat untuk setiap pinjaman, terutama pinjaman dari luar negeri. Untuk hal ini, perlu dibedakan ada dua jenis pinjaman luar negeri, yaitu pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan.

"Untuk pinjaman tunai, kami selalu mengutamakan sumber dari pemberi pinjaman bilateral atau multilateral, memperhatikan tingkat bunga dan masa tenornya," terangnya.

Kemudian untuk pinjaman kegiatan, lanjut Dian, pihaknya selalu mempertimbangkan aspek perencanaan, kualitas penganggaran, monitoring dan evaluasi, serta tingkat bunga dari pemberi pinjaman.

Baca juga : Kementerian Kudu Gercep Realisasikan Anggarannya

Pihaknya juga menerapkan kriteria layak untuk mempertimbangkan manfaat dari setiap pinjaman proyek, seperti output yang baik, teknologi terkini, persiapan matang, kontrak yang multiyears, dan pengawasan yang ketat.

"Sehingga, pembiayaan melalui pinjaman luar negeri dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan prioritas yang memberikan multiplier effect dan memerlukan transfer teknologi, berjangka panjang, dan belum dapat dipenuhi dari sumber-sumber dari dalam negeri dengan tetap mempertimbangkan biaya yang favorable," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.