Dark/Light Mode

10 Tahun Penjualan Mobil RI Mentok Di 1 Jutaan Unit, Toyota Usul Relaksasi Pajak

Sabtu, 16 Desember 2023 08:30 WIB
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto dan Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam. (Foto: Ist)
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto dan Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penjualan mobil di Indonesia mentok diangka 1 jutaan unit per tahun. Angka ini nggak naik-naik sudah 10 tahun. Karena itu, Toyota mengusulkan adanya relaksasi pajak.

“Kita nggak naik kelas, udah 10 tahun masih di 1 jutaan terus. Ini jadi problem bagaimana ke depan pasar bisa tumbuh, bisa menggerakan ekonomi,” ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam kepada media di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Menurut dia, faktor pajak menjadi salah satu yang membuat penjualan mobil Indonesia stagnan. Padahal kepemilikian mobil di Indonesia masih rendah, yaitu 100/1000 orang. “Mestinya kita growing, harus ada evaluasi bersama kenapa industri kita nggak tumbuh,” ujarnya.

Baca juga : Wujudkan Kemerdekaan Untuk Rakyat Palestina

Menurut dia, berdasarkan pengalaman pemerintah melakukan relaksasi pajak saat Covid membuat permintaan mobil tinggi. Pasalnya, konsumen sensitif terhadap harga.

“Di kita banyak pajak. Ada pajak barang mewah, bea balik nama. Di Thailand nggak ada bea balik nama,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, relaksasi pajak tidak akan mengurangi pendapatan pemerintah. Pengalaman relaksasi pajak sebelumnya memperlihatkan penerimaan negara tetap naik karena volume penjualan naik.

Baca juga : Pemprov DKI: Pengaturan Ganjil Genap Ditiadakan Saat Maulid Nabi Muhammad

“Justru dengan relaksasi ekonomi, tumbuh income pemerintah tetap terjaga,” bebernya.

Dia juga menyoroti soal produksi kendaraan Indonesia yang berada di bawah Thailand. Menurut dia, produksi mobil Thailand 1,8 juta. 1 jutanya untuk ekspor dan 800 ribunya domestik. 

Sedangkan Indonesia total produksinya 1,4 juta unit. Domestiknya 1,1 juta unit dan ekspor 300 ribu unit. Bedanya dengan Thailand 400 ribu unit.

Baca juga : KPK Terima Penyerahan 2 Mobil dari Keluarga Terpidana Eks Walkot Bekasi

“1,4 juta ke 1,8 juta itu dekat. Tapi pajak kita lebih tinggi. Mesti ada relaksasi supaya kita bisa leading pimpin pasar,” ujarnya.

Menurut dia, jika nomor dua terus akan berdampak pada investasi juga. Investor larinya alan ke negara pertama. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.