Dark/Light Mode

Hewan Penular Rabies Di Jakarta Meningkat

Jika Digigit Jangan Panik, Bawa Ke IGD RS Rujukan

Rabu, 28 Juni 2023 07:30 WIB
Warga memanfaatkan program vaksinasi Hewan Penular Rabies HPR Gratis di Kantor Sekretariat RW 05, Kelurahan Pengadegan, Jakarta Timur, Rabu (7/6). Vaksinasi HPR digelar oleh Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, untuk menjaga Jakarta bebas rabies. (Foto: Ist)
Warga memanfaatkan program vaksinasi Hewan Penular Rabies HPR Gratis di Kantor Sekretariat RW 05, Kelurahan Pengadegan, Jakarta Timur, Rabu (7/6). Vaksinasi HPR digelar oleh Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, untuk menjaga Jakarta bebas rabies. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tren kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Jakarta mengalami peningkatan. Sejak Januari hingga Juni 2023, ada 1.527 kasus GHPR. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun menyiapkan rumah sakit (RS) rujukan.

Kepala Seksi (Kasi) Survei­lans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Ngabila Salama menegaskan, dari 1.527 kasus, tidak semuanya menjadi rabies. Sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi terkena rabies, dilakukan tata laksana di RS, termasuk pemberian vaksin antirabies.

“Sampai saat ini, tidak ada ka­sus rabies positif di Jakarta. Karena Jakarta sudah eliminasi status rabies sejak 6 Oktober 2004,” kata Ngabila, Senin (26/6).

Baca juga : Jumlah Hewan Kurban Bisa Capai 73 Ribu Ekor

Ngabila mengaku, pihaknya menyiapkan dua RS rujukan untuk pasien GHPR. Yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. Dari ribuan pasien tersebut, tidak ada yang meninggal dunia.

Data dari 194 RS dan 44 Puskesmas kecamatan di Jakarta tahun ini juga menyebut tidak ada kasus kematian akibat gigitan hewan tersebut.

Ngabila bilang, rabies umum­nya disebabkan gigitan anjing dan kucing. “Walaupun bisa juga karena gigitan monyet, kera atau kelelawar dan lain-lain yang membawa virus rabies,” jelas dia.

Baca juga : Senayan: Sulsel Sukses Tingkatkan Produksi Pangan Dan Tekan Inflasi

Gejala dari hewan yang memi­liki rabies, antara lain lebih agitasi, kejang, ada kelumpuhan di organ tubuh tertentu, banyak mengeluarkan liur atau hipersa­livasi dan batuk atau pilek.

Untuk penyediaan vaksin atau serum antirabies, Dinkes DKI Jakarta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Vaksin tersebut diberikan gratis di dua RS rujukan GHPR. Stok vaksin antirabies juga sangat cukup.

“Di Dinkes DKI Jakarta terda­pat 748 vial, RSUD Tarakan 100 vial dan RSPI Sulianti Saroso 654 vial. Dengan rata-rata gigitan 300-400 kasus per bulan, maka stok tersebut akan bertahan seki­tar 4-5 bulan,” jelas Ngabila.

Baca juga : Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Besok, Jumat 2 Juni 2023: Panas Tak Hujan

Korban GHPR, lanjut dia, da­pat langsung datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat atau langsung ke RS rujukan.

Ngabila menyarankan, hewan peliharaan dilakukan vaksinasi rabies secara berkala.

Untuk mencegah komplikasi dan kematian, kata dia, diharap­kan masyarakat yang tergigit tidak panik, jaga area gigitan tetap bersih, dibilas dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Jaga agar luka tidak infeksi dan segera bawa ke IGD di 2 RS rujukan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.