Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Beratkan Masyarakat, Pengusaha Minta Rencana Cukai Plastik Dikaji Ulang

Senin, 21 Oktober 2019 20:53 WIB
Tumpukan botol plastik. (Foto: ruangmesin)
Tumpukan botol plastik. (Foto: ruangmesin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta untuk mengkaji kembali penerapan cukai plastik. Kebijakan tersebut akan memberatkan masyarakat dan mengancam perekonomian Indonesia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesi (Adupi), Justin Wiganda mengungkapkan, akan ada dampak efek domino jika cukai plastik diberlakukan. Untuk industri, sudah pasti turunnya permintaan dan akan berpengaruh business competition pada industri plastik yang lumayan padat karya. Kemudian dampaknya juga akan berasa terhadap industri retail traditional, contohnya tukang sayur, daging, ikan pastinya terkena dampak tersebut.

Baca juga : Terapkan Kartu Kendali, Pertamina Pastikan Biosolar Mencukupi

“Efek terparah dari penerapan cukai plastik terhadap masyarakat karena kantong plastik itu dijualnya business to business dan sangat jarang sekali masyarakat awam sengaja membeli kantong plastik. Ini jelas memberatkan masyarakat,” keluh Justin di Jakarta, Senin (21/10).

Menurut dia, jika penerapan cukai kantong plastik akan mengerek harga bahan makanan dan akan menyebabkan tambahan pengeluaran bagi masyarakat. Hal ini berimbas pada kemampuan atau daya beli kelompok masyarakat miskin yang masih sangat banyak di Indonesia.

Baca juga : KLHK Minta BUMN Terlibat Aktif Dalam Pengusahaan Ekowisata Taman Nasional

Menurut dia, pengendalian sampah plastik, seharusnya tidak perlu dengan cukai. Pemilahan sampah plastik dari sumbernya bisa jadi pilihan yang tepat, karena sampah plastik memiliki nilai ekonomi tinggi jika dikelola dengan benar.

“Bisa dibayangkan jika ruang pekerjaan ini tidak ada lagi, maka jutaan orang itu akan kehilangan pekerjaannya,” papar Justin.

Baca juga : Saber Pungli Didesak Turun Tangan Di Pos Batas Lintas Negara, Badau Kalbar

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Akbar Tahir mengatakan, masalah sampah plastik yang kita hadapi saat ini merupakan kegagalan kita dalam mengelola sampah plastik tersebut. Karena tidak ada yang salah dengan plastik. Plastik adalah anugerah bagi umat manusia. Namun bila salah kelola akan menjadi bencana.

“Jadi untuk mengendalikan plastik, bukan pelarangan atau penerapan cukai yang saat ini sedang direncanakan pemerintah. Pasalnya penerapan cukai kantong plastik akan menambah pengeluaran bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.