Dark/Light Mode

Pameran ARCH: ID 2024, Wamenparekraf Sebut Tren Arsitektur Hijau Makin Pesat

Jumat, 23 Februari 2024 21:47 WIB
Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo (kiri) saat membuka Indonesia Architecture Exhibition Conference ARCH:ID 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (22/2/2024). (Foto: Istimewa)
Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo (kiri) saat membuka Indonesia Architecture Exhibition Conference ARCH:ID 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (22/2/2024). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Arsitektur merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif yang sangat erat kaitannya dengan sektor pariwisata.

Dan industri arsitektur punya pengaruh sangat besar pada perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo saat membuka Indonesia Architecture Exhibition & Conference ARCH:ID 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (22/2/2024).

“Arsitektur merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif. Dan bagaimanapun juga sangat erat kaitannya dengan sektor pariwisata," ujar Angela.

Menurutnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai kalau pariwisatanya berkembang, sudah pasti ekonomi kreatifnya dan juga industri arsitekturnya pasti bisa berkembang.

Lebih lanjut Angela mengatakan, daya tarik arsitektur di Indonesia juga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata.

Salah satunya terkait green architecture yang belakangan cukup populer di Tanah Air. Seperti diketahui, arsitektur hijau merupakan tren bangunan yang mengutamakan keberlangsungan lingkungan.

Baca juga : Kunjungi IIMS 2024, Moeldoko Sebut Perkembangan Kendaraan Listrik Makin Kompetitif

“Kita melihat ada tren ke depannya itu bahwa arsitektur itu sebagai daya tarik pariwisata. Bahkan kalau kita lihat tren ke depan terkait green architecture. Ini juga bisa menjadi story telling yang kuat. Apakah itu dari esensi budayanya yang ditonjolkan, keunikannya,“ terang Angela.

Karena itu, Angela optimistis bahwa industri arsitektur di Tanah Air bisa berkembang pesat diiringi dengan meningkatnya investasi pariwisata di Indonesia dari tahun ke tahun.

"Pada 2023 saja, Indonesia mendapatkan investasi Rp 45 triliun untuk pengembangan pariwisata," ujar Angela.

Sebagai informasi, ARCH:ID 2024 adalah pameran arsitektur terbesar di Indonesia yang merupakan edisi keempat dari ARCH:ID.

Dengan mengusung tema ‘Placemaking: Tolerance’, acara yang digagas Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) berkolaborasi dengan PT CIS Exhibition ini berfokus pada peran arsitektur dalam mendukung keharmonisan hubungan.

Antara lain hubungan antarmanusia, pengembangan kota, pelestarian alam, serta integrasi teknologi, dengan mengangkat pentingnya arsitektur dan desain dalam menciptakan ruang yang inklusif dan bertoleransi.

Selaras dengan tema tersebut, Firma desain dan arsitektur Atelier Riri bekerja sama dengan perusahaan baja lapis terbesar di Indonesia, PT Tatalogam Group, menghadirkan karya instalasi yang mereka beri nama ‘Halaman’ pada pameran tersebut.

Baca juga : Puncak Peringatan HPN 2024, Bamsoet Apresiasi Terbitnya Perpres Publisher Rights

Astri, penanggung jawab proyek dari Firma Atelier Riri menjelaskan, dengan instalasi ‘Halaman’ ini Artelier Riri dan PT Tatalogam Group ingin memperkenalkan tentang modular sistem, modular yang ditampilkan tidak kaku atau tidak terkotak-kotakkan, namun modular yang artistik.

"Ide ini muncul sesuai dengan tema ARCH;ID yaitu Placemaking. Placemaking ini kita terjemahkan ‘berorientasi pada orang’.

Artinya kami ingin memenuhi kebutuhan orang dengan mengambil pendekatan tentang transformation dan flexible," ujar Astri.

Dan ternyata kebutuhan itu bisa diakomodir oleh inovasi PT Tatalogam Group dengan sistem Domus Fastrack-nya, sehingga tercipta sebuah instalasi modular artistik yang kami beri nama ‘Halaman.

Astri menerangkan, dengan sistem Domus Fastrack mereka ingin menunjukkan bahwa material baja lapis dapat dibentuk sesuai dengan desain kreatif arsitektur.

“Desain yang kami buat cukup random. Contohnya pada desain yang kami buat ada sudut kemiringan 10 derajat. Dengan Domus Fastrack, desain tersebut bisa dibentuk sesuai keinginan melalui software mereka," ujar Astri.

Dari Software ini kemudian diproduksi rangka sesuai dengan desain sehingga di lokasi konstruksi tidak ada material yang tersisa.

Baca juga : Kepala BKKBN Harap Pers Ikut Jadi Penyuluh Edukasi Kesehatan Masyarakat

Di kesempatan yang sama, perwakilan PT Tatalogam Group, Christi Pramudianti Wihardjono menerangkan, Domus Fastrtrack merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk berbagai aplikasi bangunan.

Mulai dari desain hingga proses manufaktur menggunakan bahan baja lapis berkualitas tinggi produksi PT Tatalogam Lestari.

Dengan software mereka yang terus ter-update, material baja lapis dipotong sesuai desain yang sudah ditentukan sehingga produk yang dihasilkan hampir tidak menyisakan limbah produksi.

“Domus Fastrack adalah sistem membuat rumah prefabrikasi ramah lingkungan yang telah banyak digunakan untuk komersial, perumahan dan banyak bangunan lain," ujar Christi.

Ia berharap teknologi Domus Fastrack dapat dimanfaatkan oleh para arsitektur Tanah Air untuk berkarya sesuai dengan kreativitasnya sehingga dampaknya ke depan.

"Semoga industri arsitektur juga dapat membantu mewujudkan target pemerintah dalam meningkatkan sektor pariwisata," pungkas Christi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.