Dark/Light Mode

Pupuk Kaltim & KLHK Pulihkan Ekosistem & Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Kutai

Sabtu, 16 Maret 2024 17:56 WIB
Penandatangan kerja sama Kementerian LHK  dengan Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). (Foto: Dok. Pupuk Kaltim)
Penandatangan kerja sama Kementerian LHK dengan Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). (Foto: Dok. Pupuk Kaltim)

RM.id  Rakyat Merdeka - Balai Taman Nasional Kutai Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Pupuk Kaltim Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

Kolaborasi yang bertujuan melaksanakan kegiatan pemulihan ekosistem mangrove, ekosistem dipterokarpa, serta konservasi keanekaragaman hayati, khususnya jenis-jenis tanaman endemik dan langka.

Adapun, penandatanganan PKS dilakukan Kepala Balai Taman Nasional (TN) Kutai Syaiful Bahri dan Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, disaksikan langsung oleh Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi Ahmad Munawir, Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta.

Hanggara mengatakan, dalam kurun waktu lima tahun ke depan, pihaknya berkomitmen akan mendukung penguatan fungsi Taman Nasional Kutai dalam empat ruang lingkup kegiatan.

Yaitu, pemulihan ekosistem mangrove, pengawetan flora dan fauna, perlindungan dan pengamanan kawasan, serta penguatan kapasitas kelembagaan Balai Taman Nasional Kutai.

Baca juga : Dirut Pupuk Kaltim Raih Penghargaan Best CEO Visionary Leadership

"Lewat kerja sama ini, kami secara konsisten menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan mendukung program Pemerintah, salah satunya melalui program Community Forest," ujarnya, melalui siaran pers, Sabtu (16/3/2024).

Hanggara menjelaskan, program ini bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan melakukan penanaman bibit di lahan-lahan yang kurang produktif, seperti lahan pesisir, lahan tidur, tambak maupun lahan kering.

Menurutnya, sebagian kegiatan dalam ruang lingkup PKS dengan Balai Taman Nasional Kutai ini merupakan pengejawantahan dari program Community Forest.

Melalui kerja sama ini, pihaknya menargetkan, jumlah pohon yang akan ditanam mencapai tiga juta pohon mangrove dan lima ratus ribuan tanaman langka endemik. 

"Lokasi penanaman tersebar, sebagian besar di Resort Pesisir dan Resort Rantau Pulung dengan luas total kurang lebih 925 hektare (Ha)," terangnya.

Baca juga : Kenaikan Pangkat Prabowo Bagian Dari Transaksi Politik? Ini Kata Jokowi

Selain penanaman, guna melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, dalam kegiatan kerja sama ini juga akan melakukan eksplorasi jenis-jenis anggrek endemik TN Kutai.

Hanggara menilai, kegiatan-kegiatan tersebut tentunya juga akan didukung oleh monitoring dan perlindungan fauna di dalam kawasan konservasi, serta bantuan infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia).

Selain itu, kerja sama ini juga tidak hanya menjadi bukti keberlanjutan komitmen awal Pupuk Kaltim untuk menanam 10 juta pohon hingga 2030 mendatang.

"Ini juga upaya kami untuk melindungi daerah pesisir dari abrasi, memulihkan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi," katanya.

Ia berharap, kegiatan yang direncanakan dalam kerja sama ini akan berjalan lancar dan membawa manfaat optimal, tak hanya bagi Balai Taman Nasional Kutai dan Pupuk Kaltim, tapi juga untuk pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Baca juga : Erick Thohir Dorong Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik

Di kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi KLHK Ahmad Munawir mengungkapkan, ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang memiliki peran dan fungsi, serta manfaat yang sangat penting dalam hal ekologi, sosial dan ekonomi.

Karena itu, pihaknya menyambut baik kerja sama ini yang salah satu fokus utamanya adalah melakukan pemulihan ekosistem mangrove di TN Kutai. Bahkan, beberapa poin penekanan untuk menjadi perhatian kedua belak pihak, terutama pada aspek pelibatan masyarakat.

"Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama, mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini," kata Ahmad.

Tak hanya itu, poin lainnya adalah pentingnya melakukan mapping atau pengumpulan baseline data.

"Hal ini untuk mengukur, sejauh mana kerja sama ini nantinya telah memberikan dampak positif terhadap kawasan TN Kutai," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.