Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
1001 Sumber Cuan Peternak Ayam dengan Integrasi Budidaya Maggot
Kamis, 4 April 2024 22:58 WIB
Sobat lingkungan, tahukah kalian bahwa menurut data terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), produksi daging dan telur ayam ras terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia? Untuk produksi daging ayam ras tahun 2023 mencapai 3,9 juta ton meningkat sekitar 200 ribu ton dibandingkan tahun 2022, dan produksi telur 2023 sudah mencapai 6,1 juta ton dibanding 5,6 juta ton pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi potensi peningkatan dalam peternakan ayam di Indonesia, namun sebagian besar peternak ayam menghadapi tantangan besar dalam mengelola limbah ternak. Selain bau busuk limbah ternak, peternakan ayam juga memiliki resiko terdampak krisis iklim yang menyebabkan harga pakan ayam dari jagung yang semakin meningkat dan memberatkan biaya operasional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam artikel ini kita akan menelusuri inovasi peternak ayam yang telah mengembangkan integrasi budidaya Black Soldier Fly (BSF) yang dapat menjadi sumber penghasilan, sumber pengganti pakan ternak ayam, dan bahkan potensi bahan baku lainnya.
Baca juga : Peran Keluarga Penting Dalam Membangun Literasi Digital
Bagaimana BSF Membantu Sirkuler Ekonomi Peternakan Ayam
Larva lalat BSF, juga dikenal sebagai maggot, memiliki siklus hidup unik yang berlangsung selama 21 hari. Maggot ini memiliki kemampuan mengonsumsi sampah organik dengan tingkat yang cukup tinggi, yaitu 10.000 larva dapat mengonsumsi 1 kg sampah per hari. Maggot dewasa memiliki kadar protein yang tinggi, yang menjadikannya sumber pakan yang baik untuk ternak ayam, baik ayam dewasa maupun ayam muda. Kelompok ternak Maju Pesat di Kabupaten Lampung Tengah telah menggunakan maggot sebagai pakan untuk ayam broiler, ayam petelur, dan lele. Sebelum menggunakan maggot, biaya pakan untuk 150 ekor ayam broiler mencapai Rp 120.000 per hari. Namun, setelah memanfaatkan maggot, biaya pakan dapat berkurang hingga Rp 70.000 per hari.
Penggunaan maggot juga berkontribusi positif terhadap sanitasi kandang, mengurangi bau yang tercium di sekitar kandang akibat kotoran ayam. Maggot dapat mengolah kotoran ayam untuk membantu perkembangan tumbuh mereka. Inovasi ini mencakup integrasi kandang ayam dengan maggot, di mana maggot akan menghabiskan sampah organik di biopond yang diletakkan di bagian bawah kandang ayam untuk memproses sampah organik dan kotoran ayam. Setelah maggot dewasa, mereka akan digunakan sebagai pakan ayam di atas biopond tersebut. Desain ini telah banyak diterapkan dan memiliki beberapa desain dasar, termasuk gambar yang menunjukkan desain umum dari hasil inovasi tersebut.
Potensi Hasil Budidaya BSF
Secara umum, siklus hidup Black Soldier Fly (BSF) mirip dengan siklus lalat. Telur BSF menetas dalam waktu 3-5 hari, kemudian berubah menjadi larva berwarna putih kekuningan. Untuk budidaya, peternak dapat membuat tempat budidaya telur BSF dengan metode media hatchery, yaitu dengan pemberian media pakan yang sifatnya lembut dan mudah ditembus oleh maggot kecil, seperti buah-buahan, ampas tahu, atau ampas kelapa.
Satu gram telur BSF dapat menghasilkan hingga 2 kg larva, dan satu larva dapat mengkonsumsi pakan hingga dua kali berat tubuhnya. Setelah 18-21 hari, larva berubah warna menjadi coklat gelap dan berubah menjadi prepupa. Prepupa mencari tempat kering untuk masuk ke fase pupa, di mana mereka berhenti makan dan bergerak. Fase pupa berlangsung selama 7-30 hari sebelum menetas menjadi BSF dewasa. Peternak hanya perlu menyediakan buah busuk yang difermentasi untuk menarik BSF dewasa kawin. BSF betina cenderung bertelur di celah-celah sempit, sehingga peternak perlu membuat kayu dengan celah kecil untuk memudahkan panen telur BSF. Budidaya BSF di TPST Babakan Cianjur dapat menjual hingga 125 kg larva BSF setiap minggu dengan lahan 30 meter persegi. Harga larva BSF basah adalah sekitar Rp7.000-Rp9.000, sedangkan larva kering adalah sekitar Rp40.000, hal ini menunjukkan potensi BSF sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat lokal dan peluang usaha baru di agribisnis dan pakan ternak.
Integrasi Budidaya BSF dan Peternakan Ayam
Beberapa masalah Integrasi BSF dan peternakan ayam dalam satu sistem memerlukan manajemen yang cermat untuk memastikan bahwa kedua spesies dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis. Sehingga peternak perlu memperhatikan pemilihan lokasi yang tepat, pengelolaan, dan penyediaan sumber makanan yang cukup untuk kedua spesies. Diagram alir dibawah ini akan memberikan gambaran potensi sirkuler ekonomi yang didapat apabila peternak ayam mengintegrasikan ternak ayam mereka dengan budidaya BSF.
Ilustrasi Diagram Alir Integrasi Budidaya Peternakan Ayam dan BSF (Sumber: Pribadi, 2024)
Baca juga : KWP Beri Santunan ke Anak Yatim Piatu dan Santri Tahfidz
Jika peternak ingin meningkatkan nilai jual maggot tersebut kembali, peternak dapat melihat potensi pemanfaatan pupa untuk bahan baku biodiesel maupun kitosan sebagai ide menambah penghasilan peternak. Meskipun masih banyak dalam tahap penelitian, opsi ini merupakan langkah sirkuler ekonomi untuk agrikultur yang cukup menjanjikan. Untuk produksi kitosan, maggot BSF dapat dipelihara pada limbah organik seperti limbah endosperm kelapa, dimana maggot mengonsumsi limbah ini dan mengubahnya menjadi protein dan lemak, yang kemudian limbah dapat difermentasikan untuk menghasilkan kitosan yang memiliki potensi aplikasi dalam berbagai industri, seperti adsorben limbah logam berat, zat warna, pengawet, anti jamur, kosmetik, farmasi, flokulan, anti kanker, dan anti bakteri.
Baca juga : Jepang Denda Andres Iniesta Gegara Pajak
Maggot BSF juga dapat digunakan untuk produksi biodiesel melalui konversi lemak mereka menjadi biodiesel, yaitu bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan alami terbarukan seperti minyak nabati dan hewani. Prosesnya meliputi ekstraksi lemak dari maggot BSF. Kandungan lemak maggot dapat bervariasi dan cukup tinggi, membuatnya cocok sebagai bahan bakar untuk produksi biodiesel. Lemak yang diekstrak diperlakukan dengan reaksi kimia yang mengubah trigliserida menjadi biodiesel dan gliserol. Biodiesel yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan, menawarkan alternatif yang berkelanjutan untuk bahan bakar fosil. Dengan demikian, pemanfaatan maggot BSF tidak hanya sebatas pada peningkatan sirkulasi ekonomi agrikultur, tetapi juga sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan untuk mendukung green and clean energy.
Referensi
Badan Riset Dan Inovasi nasional (2023) BRIN. Available at: https://www.brin.go.id/news/116952/ini-penyebab-ekonomi-tumbuh-tapi-bisnis-peternakan-masih-lumpuh
Nindita, Anggun. (2023) Mengintip proses budidaya lalat black soldier fly (BSF) Bersama Dosen Teknik Kimia ITB -, Institut Teknologi Bandung. Available at: https://www.itb.ac.id/berita/mengintip-proses-budidaya-lalat-black-soldier-fly-bsf-bersama-dosen-teknik-kimia-itb/59602
Sulistyawati, L. et al. (2022) ‘Isolasi Dan Karakterisasi Kitin Dan kitosan dari pupa black soldier fly (BSF)’, WARTA AKAB, 46(1). doi:10.55075/wa.v46i1.89.
Tim KKN-T Cianjurkab04 (2021) BUKU SAKU PENGEMBANGAN MAGGOT, Institut Pertanian Bogor. Available at: https://www.sindangjaya.desa.id/first/unduh_dokumen_artikel/108
Upadhyay, Y. (2013) ‘Production of biodiesel from non-edible cottonseed oil by mechanical stirrer technique’, IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, 8(1), pp. 22–26. doi:10.9790/1684-0812226.
Wibowo, G.A. (2023) Tantangan Usaha Ternak Ayam Makin Besar, harga pakan Jadi Masalah Utama, Solopos.com. Available at: https://bisnis.solopos.com/tantangan-usaha-ternak-ayam-makin-besar-harga-pakan-jadi-masalah-utama-1663726
Gusti Ayu Amara Vita Atiramaniya
Penulis
Penulis
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya