Dark/Light Mode

Re-Waste Transformasi Digital dalam Pengelolaan Sampah untuk Keberlanjutan

Rabu, 3 April 2024 22:00 WIB
Pengelolaan sampah (Foto: Pinteret)
Pengelolaan sampah (Foto: Pinteret)

Sampah telah menjadi permasalahan umum yang dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan 37,37 juta ton sampah, meningkat 4,43 persen dibandingkan tahun 2021 yaitu 35,83 juta ton. Sisa makanan masih menjadi penyumbang sampah terbesar di Indonesia dengan proporsi 40,35 persen. Diikuti oleh plastik 18,05 persen, kayu/ranting 12,91 persen, dan kertas/karton 11,29 persen. Dari total 37,37 juta ton sampah di tahun 2022, sebanyak 22,45 juta ton telah terkelola sedangkan 14,92 juta ton belum terkelola (Databoks, 2024). Jumlah ini sangat mengkhawatirkan karena dapat mengganggu lingkungan hidup manusia, tumbuhan, dan hewan.

Sampah-sampah yang berserakan dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat, menarik hama dan penyakit, serta merusak keindahan alam. Selain itu, sampah yang tidak terkelola dengan baik juga dapat mencemari sumber air dan tanah, mengganggu ekosistem lokal, dan mengurangi daya tarik pariwisata. Infrastruktur pengolahan sampah sangat minim pula, dapat menyebabkan timbulnya kebiasaan buruk pada masyarakat. 

Kesulitan akses ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi momok bagi masyarakat desa dalam mengelola sampah. Jarak yang jauh dan infrastruktur yang terbatas membuat pembuangan sampah menjadi tidak efisien dan berakibat pada pencemaran lingkungan. Penduduk desa sering kali menolak inisiatif pemerintah desa untuk membenahi tata kelola sampah karena stigma yang salah dan kekhawatiran akan perubahan yang mungkin terjadi. Mereka berpikir bahwa sistem tata kelola sampah yang diusulkan hanya akan mengubah desa mereka menjadi kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang dapat menurunkan produktivitas kegiatan pertanian karena lokasi perencanaan akan dilaksanakan di area persawahan milik warga. Permasalahn berikut pernah terjadi di Desa Lambaro Kueh, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, saat saya mewawancarai langsung kepala desanya pada 4 Maret 2024.

Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi dan komunikasi yang efektif dari pemerintah desa kepada penduduk untuk menghilangkan stigma dan kekhawatiran yang tidak berdasar. Mengatasi permasalahan tersebut solusi seperti penyuluhan melalui penyuluhan intenstif dan praktik manajemen sampah yang baik melalui metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan program edukasi masyarakat yang dibuat semenarik mungkin dapat menjadi opsi. Rumah sampah digital turut hadir sebagai solusi berkelanjutan. 

Baca juga : Kapolri Perketat Pengamanan Jalur Rawan Selama Mudik Lebaran

Melalui teknologi digital, rangkaian tata kelola sampah mulai dari identifikasi lokasi sampah yang perlu diangkut, koordinasi petugas sampah dalam pengangkutan, proses pemilahan dan pengolahan sampah serta peluang bisnis yang dihasilkan dapat terintegrasi dalam satu sistem bernama Re-Waste yang dimonitoring lewat aplikasi mobile. Alat Re-Waste dirancang untuk memenuhi aspek penting yang mana aspek tersebut dibutuhkan untuk kebutuhan bak sampah digital. Sampah-sampah yang diambil dari desa akan ditampung ke dalam tiga bak sampah berbeda yaitu organik, anorganik, dan B3. 

Pada bak sampah organik, setelah seluruh sampah dikumpulkan, sampah organik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah dan kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya. Sampah yang telah dicacah ini akan digunakan sebagai bahan pakan untuk maggot, yang nantinya dapat dijual kepada mitra. Pengembangan pengolahan sampah organik secara komersial untuk budidaya maggot di Desa dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi penduduk desa.

Pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot memiliki potensi untuk mengurangi volume sampah dan menciptakan sumber pendapatan baru. Dengan menggunakan alat pencacah sampah, proses pengomposan menjadi lebih cepat dan efisien. Selain itu, adanya mitra yang siap membeli produk olahan sampah organik memberikan peluang pasar yang baik bagi produk tersebut. Peluang pasar untuk produk olahan sampah organik seperti pakan maggot sangat potensial. Dukungan dari pemerintah daerah atau lembaga terkait dalam pengembangan program pengelolaan sampah organik juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keberhasilan program ini.

Selain pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot, sampah anorganik yang telah dipilah secara manual juga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif melalui pengolahan menjadi kerajinan tangan oleh ibu-ibu di Desa. Pengolahan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan tidak hanya dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke lingkungan, tetapi juga menciptakan produk bernilai jual tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

Baca juga : Kolaborasi CCEP dan PHRI Dukung Bisnis Industri Pariwisata Keberlanjutan

Pengolahan sampah anorganik secara manual memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar, namun hal ini dapat diatasi dengan melibatkan masyarakat desa dalam proses ini sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya mitra desa yang siap menerima produk olahan sampah anorganik untuk diolah menjadi kerajinan tangan, program ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang besar bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat desa. 

Sedangkan pengelolaan sampah B3 harus dilakukan dengan mengirimkan sampah B3 ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang memiliki fasilitas dan izin khusus untuk mengelola sampah B3. Di TPA tersebut, sampah B3 akan dikelola secara aman sesuai dengan standar yang ditetapkan, seperti dilakukan proses pemisahan, pengolahan, dan pembuangan akhir yang tepat agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

Setiap data yang diperoleh dari pengumpulan sampah serta penjualan sampah di desa akan di upload ke database dan ditampilkan melalui aplikasi mobile. Aplikasi Re-Waste akan mampu menampilkan data-data terkait sampah yang ada seperti informasi berat sampah yang telah dikumpulkan, log pemasukan dan penjualan sampah, dan pendataan jumlah nasabah Re-Waste. Sistem pengolahan sampah ini dapat dilihat dalam bentuk flowchart berikut.

https://lh7-us.googleusercontent.com/docsz/AD_4nXdIIsmtjoOf_sSGtDctzjZFojuVA-RS3DIB_LirGUtshyl9458FI1M2hHA65d8xTMu9Gk8NW1pk12xx3RjX6yG8wbudoMxU9nP2EQoU9iKbm-uQVhHlH-5_fUPay2TTQg4_Ng7f3A8uR5T7ugcwMz25uyN42cHKgNCszmnAmg?key=rMvMjKQQeAieoKwwmsA6jQ

Baca juga : Telkom Gandeng Jepang Dorong Inovasi Pertanian Keberlanjutan

Dengan pengelolaan yang terintegrasi, mulai dari pemilahan, pengolahan sampah organik dan anorganik, hingga pengelolaan sampah B3, desa dapat menciptakan sumber pendapatan baru melalui pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot dan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan. Selain itu, penggunaan aplikasi mobile yang dapat memberikan informasi real-time tentang jumlah dan jenis sampah yang dikumpulkan, serta hasil dari pengolahan sampah menjadi produk bernilai tambah. Dukungan dari pemerintah daerah dan mitra usaha juga menjadi peluang besar. Dapat pula dilakukan audiensi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Besar untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dalam implementasi program ini.

Integrasi energi baru terbarukan dalam pengelolaan sampah juga dapat menambah nilai keberlanjutan. Dengan penggunaan panel surya sebagai pasokan tenaga listrik bagi alat-alat pengolahan sampah seperti pencacah sampah dan mesin pengomposan. Selain itu, konsep digitalisasi rumah sampah akan memungkinkan pemantauan dan pengelolaan sampah secara efisien melalui aplikasi mobile.

Dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs), program ini terkait dengan beberapa target, seperti Target 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), Target 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), Target 12 (Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan), dan Target 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Dengan pendekatan yang komprehensif sesuai dengan prinsip-prinsip SDGs, program Re-Waste ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Desa yang ada di Indonesia, serta berkontribusi pada pencapaian target-target SDGs yang terkait.

Janasha Dara Reskyna
Janasha Dara Reskyna
Janasha Dara Reskyna

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.