Dark/Light Mode

Terima Direktur Operasi AirNav Indonesia

Bamsoet Apresiasi FIR Kepulauan Riau dan Natuna Dipegang Penuh Indonesia

Sabtu, 6 April 2024 13:32 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Direktur Operasi AirNav Indonesia Riza Fahmi, di Jakarta, Sabtu (6/4). (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Direktur Operasi AirNav Indonesia Riza Fahmi, di Jakarta, Sabtu (6/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi kembalinya Flight Information Region (FIR) Kepulauan Riau dan Natuna yang semula dikuasai Singapura menjadi sepenuhnya milik Indonesia. Bamsoet mendorong hal ini mampu memperkuat kedaulatan negara, meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan penerbangan, serta meningkatkan pendapatan negara bukan pajak.

FIR adalah suatu daerah dengan dimensi tertentu tempat pelayanan informasi penerbangan (Flight Information Service) dan pelayanan kesiagaan (Alerting Service) diberikan. FIR Kepulauan Riau dan Natuna pada ketinggian 0-37 ribu kaki sebelumnya dikuasai Singapura sejak 1946. Keputusan tersebut ditetapkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di Dublin, Irlandia, pada Maret 1946.

"Sejak itu, setiap pesawat udara dari Indonesia yang akan melewati Kepulauan Riau dan Natuna harus melapor kepada pihak otoritas penerbangan Singapura," ujar Bamsoet, usai menerima Direktur Operasi AirNav Indonesia Riza Fahmi, di Jakarta, Sabtu (6/4).

Baca juga : Bamsoet Ajak Kaji Ulang Sistem Demokrasi Pemilihan Langsung di Indonesia

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, perjuangan Indonesia mendapatkan kembali FIR Kepulauan Riau dan Natuna melalui jalan panjang dan tidak mudah. Semisal, pada 1991, Indonesia mencoba mengambilalih FIR dari Singapura namun gagal. Upaya yang sama kembali dicoba saat pertemuan ICAO di Bangkok, Thailand, pada 1993, namun juga gagal.

"Di tahun 2019 saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan PM Singapura Lee Hsien Loong, masalah FIR Kepulauan Riau dan Natuna kembali dibahas. Indonesia sepakat menerima kerangka kerja untuk negosiasi FIR Kepulauan Riau dan Natuna dengan Singapura," urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini memaparkan, pada 25 Januari 2022, Indonesia dan Singapura menyepakati perjanjian FIR Kepulauan Riau dan Natuna menjadi milik Indonesia. Tanggal 5 September 2022, Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2022 tentang Pengesahan Persetujuan Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang Penyesuaian Batas antara Flight Information Region Jakarta dan Flight Information Region Singapura.

Baca juga : Indonesia Sukses Kalahkan Vietnam Di Kandang, Erick: Jaga Terus Peluang Lolos

"Perjanjian FIR Kepulauan Riau dan Natuna antara Indonesia-Singapura kemudian mendapat persetujuan dari ICAO pada 15 Desember 2023. Baru pada 21 Maret 2024 pukul 20.00 UTC atau 22 Maret 2024 pukul 03.00 WIB, perjanjian tersebut resmi berlaku efektif," kata Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI ini menerangkan, dengan dipegangnya FIR Kepulauan Riau dan Natuna oleh pemerintah Indonesia, maka mampu meningkatkan keamanan dan keselamatan ruang udara Indonesia sesuai standar pelayanan jasa penerbangan sipil internasional. Selain itu, upaya pemerintah Indonesia untuk mempercepat pembangunan dan menguatkan keamanan di pulau terluar, terdepan dan tertinggal akan lebih mudah terwujud.

"Keuntungan lain industri penerbangan nasional akan lebih tumbuh dan berkembang. Traffic penerbangan bisa bertambah mencapai ratusan penerbangan perhari yang otomatis akan menambah pemasukan bagi negara melalui pendapatan negara bukan pajak," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.