Dark/Light Mode

Kinerja Industri Kehutanan Beri Sinyal Positif

Pertumbuhan Ekspor Rebound Capai 8,3 Persen

Sabtu, 6 April 2024 18:54 WIB
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto. Foto: Istimewa
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja ekspor hasil hutan Indonesia menunjukkan tren perbaikan memasuki awal tahun 2024. Tren positif ini mesti dijaga karena kondisi pasar saat ini yang penuh ketidakpastian akibat kondisi geopolitik dan ekonomi global.

"Kalau tren ini bisa ditingkatkan, kami berharap kinerja ekspor produk hasil hutan setidaknya menyamai capaian tahun 2023 lalu," kata Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto, Jumat (5/4/2024).

Data KLHK mencatat, ekspor hasil hutan Indonesia pada tiga bulan pertama tahun 2024 mencapai 3,5 miliar dolar AS. Produk pulp, kertas dan panel kayu menjadi kontributor terbesar dengan nilai masing-masing 798,05 juta dolar AS, 1,1 miliar dolar AS, dan 582,7 juta dolar AS.

Baca juga : Kinerja Industri Manufaktur RI Positif, Tak Ada Deindustrialisasi

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, catatan ekspor sampai Maret menunjukkan pertumbuhan 8,3 persen. Ini menunjukkan kinerja ekspor yang rebound setelah hampir sepanjang tahun 2023 pertumbuhan tercatat negatif.

Sebagai gambaran pada September 2023, pertumbuhan tercatat negatif sebesar minus 10,4 persen. Pada tahun 2023 lalu, total ekspor produk hasil hutan Indonesia tercatat sebesar 13,16 miliar dolar AS.

KLHK mencanangkan target ekspor yang moderat pada tahun ini sebesar 10 miliar dolar AS.

Baca juga : Kemenag Targetkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2024 Capai 95 Persen

Agus Justianto, menyatakan, beberapa hal yang perlu diantisipasi dalam pencapaian kinerja ekspor adalah kondisi geopolitik global seperti ketegangan Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina.

Selain itu, beberapa Negara pasar juga masih dalam pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Prof Indroyono Soesilo menyatakan perlu untuk terus membuka pasar baru guna mendorong kinerja ekspor.

"Pembukaan pasar baru efektif untuk menopang pasar tradisional yang sudah dikuasai Indonesia," katanya.

Baca juga : Ramadan dan Idul Fitri, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 31,3 Triliun

Salah satu pasar yang terus berkembang adalah India, ekspor Indonesia pada dua bulan pertama tahun 2024 tercatat sebesar 103,8 juta dolar AS atau naik 14 persen yoy.

Indroyono juga optimis pasar tradisional Indonesia bisa terus tumbuh dengan baik. Apalagi Indonesia memiliki Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK) yang kini telah dilengkapi dengan ketentuan tentang geolokasi yang bisa melacak asal usul kayu hingga ke lokasi hutan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :