Dark/Light Mode

Eskalasi Konflik Timur Tengah

Menko Airlangga: Pemerintah Tidak Tinggal Diam, Langkah Antisipatif Disiapkan

Senin, 15 April 2024 16:58 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dalam rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan sejumlah Duta Besar, Senin (15/4/2024). (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dalam rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan sejumlah Duta Besar, Senin (15/4/2024). (Foto: Humas Ekon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konflik di Timur Tengah saat ini semakin memanas, dengan serangan ratusan drone Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024), sebagai bentuk balasan atas serangan Israel yang telah menghancurkan Gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.

Selain memicu ketegangan regional hingga ke tingkat global, eskalasi konflik ini juga akan berdampak kepada perekonomian global, serta meningkatkan risiko makroekonomi bagi perekonomian Indonesia.

Merespons situasi tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyelenggarakan rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan sejumlah Duta Besar, Senin (15/4/2024).

Baca juga : Menko Airlangga: Pemerintah Terus Upayakan Nilai Tambah Dan Industri Hilir Sawit

"Rambatan dampak (eskalasi konflik) terhadap pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar pada Selasa (16/4/2024) pagi. Namun, langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas, terutama minyak akibat terganggunya pasokan. Juga kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya,” papar Menko Airlangga.

Menko Airlangga menambahkan, konflik tersebut akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez, yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo.

Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.

Baca juga : Nggak Mau Rakyat Susah Jelang Lebaran, Pemerintah Tak Naikkan Tarif Listrik

Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi, masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali.

Sampai Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan mampu menopang Cadangan Devisa dengan kuat, pada posisi terakhir di Maret 2024.

"Pastinya, pemerintah tidak tinggal diam. Kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis, untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh. Kita harus bisa menjaga tingkat kepercayaan pasar terhadap kemampuan perekonomian nasional, untuk merespons dampak eskalasi konflik,” tegas Menko Airlangga.

Baca juga : Ini Hasil Evaluasi Menko Airlangga Usai Hadiri Simulasi Makan Siang Di Tangerang

Pembahasan sejumlah respons kebijakan dalam rapat tersebut antara lain mencakup respons dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, dan pengendalian inflasi. Serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait, untuk strategi pengendalian nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran ke depan.

“Kami harap, para pelaku pasar bisa tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional, serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," tutur Menko Airlangga.

Dia meyakini, respons kebijakan yang terukur dari pemerintah, mampu memitigasi berbagai dampak eskalasi konflik global dengan baik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.