Dark/Light Mode

J-Lestari: Pelatihan Pembuatan Kertas Jerami, Ciptakan Pertanian Berkelanjutan

Selasa, 16 April 2024 11:07 WIB
Jerami Lestari (Gambar: Istimewa)
Jerami Lestari (Gambar: Istimewa)

Indonesia adalah negara agraris yang diberkahi dengan letak geografis di garis khatulistiwa dan mempunyai pencahayaan matahari sepanjang tahun, sehingga membuka peluang besar bagi usahatani. Salah satu usahatani yang dapat dilaksanakan adalah usahatani tanaman pangan, khususnya padi (Oryza sativa L). Berdasarkan data yang didapatkan dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi diperkirakan sebesar 10,20 juta hektare dengan produksi padi sekitar 53,63 juta ton gabah kering giling di Indonesia pada tahun 2023. 

Dari hasil panen dan pengolahan padi tersebut pastinya ada bagian-bagian tanaman yang tersisa atau dikenal sebagai limbah. Limbah panen bisa saja berbentuk daun, kulit, batang, dan akar. Limbah juga bisa berupa tanaman yang tidak sesuai dengan standar kualitas dan cacat. Limbah panen padi termasuk ke dalam sampah organik. Berdasarkan data yang didapatkan dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, jumlah sampah di Indonesia sebanyak 68,7 juta ton dalam setahun dengan komposisi sampah didominasi oleh sampah organik. Salah satu limbah panen padi yang jarang dimanfaatkan dan diolah adalah jerami. 

Selama ini, masih banyak petani yang membakar jerami. Pembakaran jerami menghasilkan Black Carbon. Efek pembakaran di ruang terbuka seusai panen memberikan dampak terhadap kesehatan manusia dan perubahan iklim. Terhadap kesehatan manusia menimbulkan peningkatan mortalitas dan berkontribusi terhadap penurunan fungsi paru-paru (batuk, serangan asma), serta mengakibatkan serangan jantung. Dampak terhadap perubahan iklim, black carbon merupakan kontributor yang signifikan terhadap pemanasan global yang berperan meningkatkan temperatur panas (Hafidawati, 2018). 

Padahal, jerami memiliki segudang potensi besar yang dapat digunakan diberbagai aspek dan bidang. Jerami dapat memberikan dampak yang baik untuk lingkungan dan memberikan keuntungan ekonomi bilamana dikelola dengan baik. Salah satu contoh pengolahan yang baik adalah pembuatan pulp dari jerami sebagai pengganti bahan pembuatan kertas yang biasanya menggunakan pulp yang berasal dari batang pohon.

Di balik lembaran kertas yang biasa digunakan oleh kita sehari-hari, terdapat kisah tentang pohon. Menurut laman Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Kota Banda Aceh, bahwasannya satu batang pohon telah memberikan oksigen untuk tiga orang sepanjang hidup mereka, Namun, untuk menghasilkan satu ton kertas dibutuhkan tiga ton kayu. Dampaknya adalah terjadi penebangan 1.732,5 hektar hutan setiap jam, hal itu untuk memenuhi kebutuhan industri kertas di dunia.

Meskipun kertas jerami hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan limbah dan polusi, terdapat suatu kendala yang muncul. Kendalanya adalah petani masih menganggap bahwasannya dengan abu yang dihasilkan dari pembakaran jerami dapat menyuburkan tanah, dan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Proses pembakaran jerami sangatlah praktis, cepat, dan hemat biaya. Padahal menurut laman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pembakaran jerami menyebabkan hilangnya unsur hara yang dapat menurunkan kualitas kesuburan tanah. Pembakaran jerami ini akan menghilangkan nutrisi-nutrisi pada tanah seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan sulfur (S).

Baca juga : Kendaraan Pemudik Meningkat, Puncak Arus Mudik Di Bakauheni Masih Terkendali

Jerami Lestari merupakan program inovasi dan kreatif yang hadir untuk menyelesaikan kendala tersebut. Jerami Lestari sebagai sarana edukasi yang dikhususkan untuk para petani, berbagai kalangan masyarakat juga bisa mengikuti program ini. Didalam program Jerami Lestari akan ada pelatihan baik berupa materi dan praktik tentang pengolahan limbah jerami. Dengan demikian, jerami padi bisa dimanfaatkan dengan baik. Bilamana program Jerami Lestari ini dilaksanakan dalam skala besar akan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah limbah dan polusi yang ada di Indonesia maupun dunia.

Program Jerami Lestari membutuhkan banyak keterlibatan berbagai pihak. Selain itu, program Jerami Lestari membutuhkan relawan untuk berkontribusi dalam menyelenggarakan program ini. Program ini juga bisa berkolaborasi dengan para pecinta lingkungan seperti Green Generation Indonesia. Karena program ini adalah pelatihan dan praktik dibutuhkan sponsor dan dana untuk membeli kebutuhan seperti alat dan bahan. Pelaksanaan program Jerami Lestari memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Sosialisasi dan Pendaftaran

Melakukan sosialisasi program pelatihan melalui berbagai media cetak, media sosial, dan bertemu dengan komunitas lokal atau karang taruna setempat. Fungsi sosialisasi untuk menarik perhatian khalayak supaya mendaftar dalam program ini.

2. Pelatihan Teori dan Praktik

Menyampaikan materi tentang pengolahan jerami yang baik dan benar secara sistematis dan interaktif. Melakukan Praktik pembuatan kertas jerami sebagai contoh dari pengolahan jerami. 

Baca juga : Pagi-Pagi Kirim Serangan Drone Ke Israel, Iran: Kami Laksanakan Hak Bela Diri

3. Pendampingan

Memberikan pendamping kepada peserta yang sedang melakukan praktik pembuat kertas jerami. Memberikan saran dan masukan selama proses pembuatan agar tercipta produk yang berkualitas.

4. Pengembangan Kewirausahaan dan Bisnis

Memberikan materi tentang aspek kewirausahaan dan bisnis terkait dengan pembuatan kertas jerami, membantu peserta dalam merancang bisnis dan strategis pemasaran. 

Program Jerami Lestari bertujuan untuk mengasah keterampilan para petani, meningkatkan pendapatan para petani, melestarikan lingkungan, menerapkan prinsip ekonomi sirkular, dan pertanian berkelanjutan. Slogan dari program Jerami Lestari adalah “Dari limbah jadi cuan, mewujudkan pertanian berkelanjutan!”. 

Penutup

Baca juga : Sri Mul Datang ke Open House Terbatas Megawati, Ngaku Hanya Berlebaran

Program Jerami Lestari hadir sebagai solusi inovatif dan kreatif. Melalui program ini, petani akan dibekali dengan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam mengolah limbah jerami yang dulunya tidak digunakan dan menjadi limbah, sekarang menjadi produk yang memiliki nilai jual. Marilah bersama-sama kita wujudkan pertanian yang ramah lingkungan dan menguntungkan bersama program Jerami Lestari!

Referensi

BPM, W. (2010). Fakta Kertas. Diakses 15 April 2024 dari https://dpmg.bandaacehkota.go.id/2010/09/17/fakta-kertas/

DAN, D. P. T. J. P. (2018). KARAKTERISTIK EMISI BLACK CARBON (BC) DARI PEMBAKARAN TERBUKA JERAMI PADI DAN DAMPAK TERHADAP KUALITAS UDARA AMBIEN Hafidawati. Journal homepage: https://journal. pasca-unri. org/index. php/econews/index, 1(2), 72-80.

Indonesia, B. P. S. (n.d.). Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2023 (Angka Sementara). Diakses 15 April 2024 dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/10/16/2037/luas-panen-dan-produksi-padi-di-indonesia-2023--angka-sementara-.html

JERAMI SEBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK UNTUK KESUBURAN TANAH. (n.d.). Diakses 15 April 2024 dari https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/150

Ppid. (n.d.). Oase Kabinet dan KLHK Ajak Masyarakat Kelola Sampah Organik Menjadi Kompos. Diakses 15 April 2024 dari https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7222/oase-kabinet-dan-klhk-ajak-masyarakat-kelola-sampah-organik-menjadi-kompos

Syahrial, M. (2024). Tol Cipali Sempat Diselimuti Asap Pembakaran Jerami, Polisi Turun ke Sawah. Diakses 15 April 2024 dari https://bandung.kompas.com/read/2024/04/12/165328878/tol-cipali-sempat-diselimuti-asap-pembakaran-jerami-polisi-turun-ke-sawah

Fadhil M
Fadhil M
Siswa pecinta lingkungan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.