Dark/Light Mode

Kios Tani: Ekonomi Sirkular Agrikultur dalam Aplikasi Belanja Daring

Rabu, 17 April 2024 22:39 WIB
Ikon Aplikasi Kios Tani dan Slogan. (Gambar: Dok. Pribadi)
Ikon Aplikasi Kios Tani dan Slogan. (Gambar: Dok. Pribadi)

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya alam yang melimpah. Mayoritas tanahnya cocok untuk lahan pertanian sehingga lahan pertanian yang ada sangat luas dan menjadikan Indonesia menjadi negara agraria. Bahkan, sektor pertanian terus menjadi penyokong perekonomian nasional.

Besarnya industri agrikultur yang ada di Indonesia tentunya tak terlepas dengan banyaknya jumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi produk-produk pertanian. Dilansir dari Kompasiana.com, pada tahun 2015, dalam komoditas padi yang mana dihasilkan total produksi sebanyak 75.397.841 ton dengan limbah yang dihasilkan adalah 113.096.761,5 ton jerami. Yang artinya limbah yang dihasilkan hampir setara dengan dua kali dari jumlah produksi. Sedangkan, pada komoditas tebu dihasilkan 2.498.000 ton hasil produksi dan limbah yang dihasilkan ada sebanyak 799.360 ton ampas tebu.

Di samping limbah yang dihasilkan oleh produsen, adapun limbah yang dihasilkan oleh konsumen. Berdasar pada hasil kajian Kementerian PPN/Bappenas bersama Waste4Change dan World Resources Institute (WRI) Indonesia Kementerian serta United Kingdom Foreign, Commonwealth and Development Office (UKFCDO) pada tahun 2021 yang dilansir dari Kompas.id, jumlah total makanan terbuang sebanyak 115-184 kg/kapita/tahun. Dengan makanan terbuang tertinggi yaitu sayur mencapai 7,3 kg/orang/tahun. Disusul buah yang mencapai 5 kg/orang/tahun. Artinya, total makanan terbuang berupa sayur di Indonesia terdapat 2.036.700.000 kg/tahun.

Sedangkan total makanan terbuang berupa buah di Indonesia mencapai 1.395.000.000 kg/tahun. Namun, dengan jumlah limbah yang dihasilkan tersebut, mayoritas limbah dibuang begitu saja tanpa melihat fungsi lain yang dapat dihasilkan. Praktik tersebut dikenal dengan ekonomi linier. 

Baca juga : Telkom Gelar Kelas Digital Untuk Cetak Talenta Siap Bisnis Berkelas Dunia

Ekonomi linier merupakan suatu praktik membeli, menggunakan, lalu membuangnya. Hal itu memang tidak bisa dengan mudah dihilangkan karena sudah mengakar di kehidupan masyarakat Indonesia karena dinilai penanganan limbah yang relatif paling mudah. Namun, dampak yang akan muncul adalah dampak yang sangat negatif bagi lingkungan. Dengan ekonomi linier yang masih marak dipraktikkan, maka penimbunan sampah akan semakin gencar. Tentunya, ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan juga lingkungan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan (2022), total jumlah timbunan sampah nasional berada di angka 21,1 juta ton. Jumlah ini bertambah lebih banyak daripada timbunan sampah nasional yang ada di tahun 2019-2021. Dari data tersebut, sebanyak 34,29 persen sampah belum bisa dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, ekonomi sirkular hadir sebagai konsep perekonomian yang lebih baik dibanding ekonomi linier. Ekonomi sirkular adalah konsep ekonomi yang mempertahankan selama mungkin siklus pakai atau fungsi dari suatu produk sehingga tak ada limbah yang terbuang.

Isi

Aplikasi Kios Tani merupakan sebuah aplikasi yang menerapkan konsep ekonomi sirkular dengan slogan "Lindungi Bumi, Gunakan Lagi" yang membantu para petani dan peternak (produsen) bahkan konsumen untuk saling terhubung satu sama lain dengan tujuan melakukan transaksi jual beli hasil samping maupun limbah secara daring. Melalui aplikasi ini, pembuangan limbah ataupun hasil samping di bidang agrikuktur tidak terjadi karena dari produsen hingga konsumen agrikultur saling bertransaksi hasil samping dan limbah secara silang.

Baca juga : Shin Tae-yong: Pemain Naturalisasi Bikin Skuad Garuda Makin Greng

Produsen maupun konsumen akan memiliki akun yang bisa dipakai dua arah yaitu sebagai pembeli dan penjual. Setiap limbah (hasil produksi maupun konsumsi) ataupun hasil samping seperti daun, ranting, jerami padi, kulit buah, dan kotoran hewan ternak, dapat dijual oleh para produsen dan konsumen di aplikasi ini. Selain itu, produk jadi hasil daur ulang limbah atau hasil samping juga dapat diperjualbelikan di aplikasi ini.

Produk-produk pesanan diantarkan ke kantor cabang Kios Tani terdekat untuk dilakukan pengemasan sebelum dikirim oleh kurir Kios Tani agar aman saat perjalanan menuju pembeli. Saat produk telah sampai, pembeli diwajibkan mengembalikan seluruh kemasan yang ada untuk didaur ulang menjadi kemasan yang bisa dipakai kembali untuk pembelian berikutnya kepada kurir dengan tujuan meminimalisir pembuangan limbah.

Di dalam aplikasi Kios Tani juga terdapat fitur "Celengan Plastik". Celengan Plastik merupakan fitur di mana pengguna aplikasi diminta mengumpulkan plastik hasil dari produksi agrikultur, pemakaian sehari-hari, dan lain sebagainya dalam kurun waktu 7 hari sebanyak 30 plastik dengan tujuan meminimalisir pembuangan limbah anorganik yang ada. Kupon gratis ongkos kirim sebanyak 25 persen didapat pengguna saat memenuhi fitur "Celengan Plastik". Plastik-plastik tersebut diangkut oleh petugas Kios Tani untuk diolah menjadi kemasan produk. 

Kios Tani berdampak kepada perekonomian masyarakat karena kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalamnya dilakukan oleh golongan produsen hingga konsumen. Itu berarti hampir seluruh lapisan masyarakat bergerak dalam kegiatan ekonomi ini. Masyarakat yang berstatus sebagai pengangguran dapat mendapatkan penghasilan melalui aplikasi ini. Selain itu, pembukaan lapangan pekerjaan sebagai karyawan Kios Tani untuk masyarakat sekitar juga berdampak pada pengurangan pengangguran.

Dengan adanya aplikasi Kios Tani, gaya hidup masyarakat berubah. Sedikit demi sedikit, masyarakat mulai menjaga lingkungan sekitar. Dari mulai mengumpulkan plastik yang digunakan hingga tidak melakukan pemborosan sumber daya alam dengan tidak membuang limbah hasil agrikultur. 

Baca juga : Andi Gani Minta Seluruh Anggota KSPSI Awasi Penyaluran THR Lebaran

Lingkungan sekitar terkena dampak positif. Sampah plastik yang dibuang perlahan berkurang karena dipertahankan fungsinya dengan memperbaruinya menjadi produk baru. Selain itu, hasil dari agrikultur yang sudah masuk fase limbah dipertahankan fungsinya atau bahkan ditambahkan fungsi baru sehingga berputar dalam siklus konsumsi. Hal itu mencegah adanya pembuangan limbah dan menciptakan serta mendukung keberlanjutan agrikultur. 

Dalam perwujudannya, Kios Tani berdiri sebagai perusahaan profit. Banyak modal dibutuhkan karena diperlukan pembangunan kantor cabang yang merata di wilayah Indonesia agar implementasi ekonomi sirkular dapat terlaksana secara merata. Selain itu, dibutuhkan peralatan berteknologi mumpuni untuk alat daur ulang plastik. Sehingga, diperlukan investor-investor untuk mendapatkan modal.

Penutup

Aplikasi Kios Tani adalah aplikasi belanja daring untuk jual beli limbah dan hasil samping agrikultur. Kios Tani bisa dipakai untuk semua lapisan masyarakat, baik itu produsen pertanian maupun kalangan konsumen pertanian saja. Untuk produsen pertanian, limbah dan hasil samping dari proses produksi dapat dijual di dalam aplikasi ini. Sedangkan, untuk konsumen pertanian dapat menjual limbah makanan hasil dari proses konsumsi produk-produk pertanian. Produk yang dijual tidak hanya berbentuk bahan mentah, namun juga berbentuk produk jadi hasil daur ulang. Selain bergerak pada limbah organik, Kios Tani juga bergerak pada limbah anorganik berupa plastik melalui fitur aplikasi "Celengan Plastik".

Cindi
Cindi
Cindi Septiani

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.