Dark/Light Mode

Dampak Pencemaran Sungai Ronggolawe Terhadap Perubahan Iklim

Kamis, 18 April 2024 21:02 WIB
Sungai Ronggolawe tercemar COD dan BOD. (Foto: Istimewa)
Sungai Ronggolawe tercemar COD dan BOD. (Foto: Istimewa)

PENDAHULUAN

Lingkungan diartikan sebagai segala sesuatu, baik biotik maupun abiotik, yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia (Yulianto & Susanto, 2020). Lingkungan dan iklim saling terkait erat dan saling mempengaruhi. Perubahan iklim dapat disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mencegah dampak perubahan iklim yang lebih serius. Adapun beberapa aktivitas yang menyebabkan perubahan iklim, antara lain: efek gas rumah kaca, pemanasan global, kerusakan fungsi hutan, gas buangan industri, kendaraan yang menyebabkan polusi, dan pencemaran lingkungan.

Lingkungan yang tercemar dapat menyebabkan perubahan iklim. Terdapat banyak macam pencemaran lingkungan, salah satunya adalah pencemaran air. Pencemaran air dapat terjadi karena adanya zat-zat polutan yang masuk ke dalam sumber air seperti insektisida, kotoran, limbah, pupuk, dan sampah. Air yang tercemar akan berbau, keruh, dan berwarna, sehingga tidak layak lagi untuk digunakan. Jika air yang tercemar tidak segera ditangani maka dapat membahayakan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara air yang tercemar terhadap perubahan iklim. Dampak dari pencemaran air mengakibatkan perubahan iklim yang terjadi di daerah yang tercemar.

LANDASAN TEORI

2.1. Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi, di mana air menutupi hampir 71% permukaan bumi (Wikipedia, 2009). Menurut Pitoyo Amrih (2005), air adalah sebuah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair, akan tetapi membeku pada suhu di bawah 00 dan mendidih pada suhu 1000. Ahli kimia mendefinisikannya terdiri dari dua unsur yaitu oksigen dengan dua ‘lengan’ menggandeng hidrogen membentuk satu kesatuan disebut molekul. Menurut Kodoatie (2003: 35), air bersih adalah air yang dipakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak, dan dapat diminum setelah dimasak. Menurut Suripin (2002: 13), yang dimaksud air bersih yaitu air yang sehat dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar.

2.2. Pencemaran Air

Pencemaran air didefinisikan sebagai kondisi yang diakibatkan oleh masukan beban pencemar atau limbah buangan, baik berupa gas, bahan terlarut, maupun partikulat. Masukan pencemar ke dalam badan perairan dapat terjadi melalui berbagai jalur, seperti atmosfer, tanah, limpasan dari lahan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, serta limbah industri (Effendi, 2003). Indikator yang paling mudah diamati adalah indikator fisik, yaitu 

  1. Warna: air yang tercemar dapat menunjukkan perubahan warna, seperti coklat, hijau, atau hitam. 

  2. Bau: air yang tercemar dapat menunjukkan bau yang tidak sedap (Effendi, 2003).

2.3. Endapan 

Menurut Soewarno (1991), proses sedimentasi meliputi proses erosi, transportasi (angkutan), pengendapan (deposition) dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi itu sendiri. Agustin (2015) mendefinisikan bahwa pengendapan atau sedimentasi adalah terbawanya material oleh fluida ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Laju pengendapan sedimen sangat dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor yaitu: berat jenis fluida; berat jenis partikel; viskositas fluida; jenis aliran dan bentuk partikel.

Sedimentasi ini sudah menjadi salah satu faktor penting dalam permasalahan sungai. Endapan adalah sebuah zat padat yang tidak bisa larut dalam sebuah cairan sehingga turun ke dasaran dan tertimbun di bawah. Penentu dari terbentuknya suatu endapan adalah kelarutan dari zat terlarut tersebut yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut.

2.4. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara kimia (Oliveira, 2010).

2.5. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly & Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode riset. Riset adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara tekun dan sistematis dengan tujuan menjawab atau memecahkan suatu masalah.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di Kali Ronggolawe (sungai yang terletak di sebelah Sekolah Kristen Tritunggal Semarang). 

Lokasi: Sungai Ronggolawe Semarang (Sungaipu Semarang)

3.3 Waktu Pengambilan Sampel

 Sampel diambil pada hari Jumat, 5 April 2024 di Kali Ronggolawe. Sampel lalu didiamkan agar endapan dapat diamati lebih jauh.

PEMBAHASAN

Sistem drainase terbesar dan tertua di wilayah Semarang Barat  ialah Banjir Kanal Barat, yang berhubungan langsung dengan Kali Ronggolawe. Menurut data pada 2023 yang dikeluarkan oleh Universitas Diponegoro, Banjir Kanal Barat tercemar dengan mayoritas kadar BOD dan COD yang melebihi batas baku mutu air.

Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Air Banjir Kanal Barat (Falensia dkk., 2023) 

Baca juga : Pertemuan Jokowi Dan Prabowo Tepis Isu Perpecahan


Sungai Ronggolawe, 5 April 2024

Sampel terlihat berwarna hitam pekat dan terdapat aroma amis seperti aroma telur busuk. Kadar COD dan BOD yang ada pada sampel tersebut menunjukkan kadar melebihi batas mutu air. Kadar COD dan BOD yang berlebih ini menjadi suatu indikasi pencemaran yang terdapat pada air (Andika dkk., 2020). 


Lab. Biologi Sekolah, 6 April 2024

Sampel yang sudah diendapkan selama 1 hari memiliki endapan sebanyak 21%. Tinggi larutan sampel adalah 9.5 cm dan endapannya 2 cm. Endapan yang terbentuk adalah hasil dari limbah yang cenderung domestik karena terdapat biji-bijian, plastik dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya limbah domestik yang terbuang langsung pada sungai maupun perairan sekitar pemukiman warga baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. 

Baca juga : Elnusa Dukung Pasokan Energi Nasional Selama Ramadan dan Idul Fitri


   

Gambar Mikroorganisme di dalam Air Endapan Sungai Ronggolawe

Kadar COD dan BOD yang tinggi mengakibatkan tingkat pencemaran semakin besar karena asupan oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri maupun mikroorganisme untuk melarutkan bahan-bahan organik hanya sedikit. Kandungan senyawa organik yang tinggi pada air sungai mengakibatkan terjadinya peningkatan nilai zat padat suspensi.

Mikroba mengubah karbon dan nitrogen menjadi CO2, CH4, dan N2O melalui respirasi. Proses ini penting untuk daur ulang karbon dan nitrogen di alam. Sungai bertindak sebagai sumber CO2 dan emisi gas rumah kaca yang dilepaskan sungai ke atmosfer, hal tersebut adalah bagian alami dari ekosistem kita. Dengan adanya polusi pada sungai, maka pemanasan global akan meningkat. Gas rumah kaca terdapat di udara bebas dan menyerap panas matahari ke bumi, sehingga gas rumah kaca yang berlebih mengakibatkan peningkatan suhu bumi yang berlebihan. Suhu permukaan bumi yang terus naik mengakibatkan perubahan iklim.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa sungai Ronggolawe tercemar, yang ditandai dengan adanya endapan, mikroorganisme, bau yang tidak sedap, berwarna gelap, dan memiliki dampak yang buruk terhadap iklim. Sungai Ronggolawe juga memiliki kadar BOD dan COD yang tinggi sehingga berpengaruh pada jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai bahan limbah yang terkandung dalam air dan mengoksidasi senyawa – senyawa kimia. Gas rumah kaca yang berlebihan pada sungai juga berpengaruh bagi perubahan iklim. Pemerintah dan masyarakat perlu bahu-membahu dalam menanggulangi pencemaran yang terjadi agar dampak perubahan iklim bisa diminimalisir.

Pemberian alat filtrasi pada sungai dapat diusahakan sehingga polutan dapat terfiltrasi dan bisa ditangani dengan lebih efektif. Pada penelitian berikutnya, dapat dibahas dengan lebih mendalam mengenai penanggulangan pencemaran tersebut dan menemukan solusi untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam sistem pembuangan sampah agar mengurangi dampak pencemaran.

Natanael Febrian Christiawan
Natanael Febrian Christiawan
Debora Stephanie Soendoro, Natanael Febrian Christiawan, Vallencia Evelin Juwanto

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.