Dark/Light Mode

Riset Populix: Transaksi Belanja Offline Maupun Online Miliki Peran Penting bagi Ekonomi Indonesia

Senin, 22 April 2024 07:51 WIB
Hasil Riset Populix tentang belanja offline maupun online. (Grafis: Riset Populix)
Hasil Riset Populix tentang belanja offline maupun online. (Grafis: Riset Populix)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, perdagangan menjadi sektor terbesar kedua yang memberikan kontribusi sebesar 12,94 persen bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2023. Namun tak bisa dipungkiri, pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu telah mengakselerasi adopsi belanja online secara signifikan. Meskipun demikian, konsumen Indonesia tetap tidak meninggalkan kebiasaan belanja offline.

Menyadari adanya fenomena menarik dalam tren belanja tersebut, perusahaan data dan insights Populix berusaha menggali lebih lanjut pola belanja konsumen di Indonesia melalui laporan riset bertajuk “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline”. Riset ini mengulas tren belanja offline dan online, serta situasi pasca pandemi yang turut mempengaruhi perilaku belanja konsumen.

Baca juga : Hadapi Eskalasi Konflik Timur Tengah, Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat

“Pasca pandemi, kami menyaksikan transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Meskipun pandemi memicu lonjakan belanja online secara signifikan, temuan kami menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi. Riset kami memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,” ujar Head of Research Populix Indah Tanip, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/4).

Perbandingan Preferensi Belanja: Sebelum, Saat, dan Sesudah Pandemi Riset

Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi. Dikarenakan faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung. Setelah pandemi berakhir, 49 persen di antaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online. 

Baca juga : GenSawit Solo Bagikan Informasi Seputar Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia

Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari dua kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja offline. 

Dari kaca mata konsumen, kehadiran toko offline dan online tentunya bisa mengakomodasi preferensi belanja yang beragam. Secara umum, konsumen Indonesia biasanya telah memiliki preferensi masing-masing saat melakukan pembelian kategori produk tertentu. Riset ini menemukan bahwa produk fashion dan kecantikan (masing-masing sebanyak 46 persen) dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34 persen) lebih dominan dibeli secara offline.

Baca juga : Genjot Transaksi Digital, BNI Raih Penghargaan Best Banking API Solution in Indonesia

Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline: 

  • Online: Praktis (67 persen) dan kemudahan membandingkan harga (66 persen) menjadi dua faktor utama yang mendorong konsumen untuk berbelanja online, diikuti oleh ketersediaan berbagai metode pembayaran (60 persen) di posisi ketiga. Kemudahan proses pengembalian barang (25 persen) juga turut menjadi salah satu alasan penting yang membuat konsumen suka berbelanja secara online.
  • Offline: Kesempatan untuk memegang/merasakan produk secara langsung (77 persen), tidak ada biaya pengiriman (66 persen), diikuti oleh jarak toko yang dekat (62 persen) adalah tiga faktor utama yang membuat konsumen lebih memilih berbelanja secara offline. 

“Pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia. Untuk terus memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel offline dan online menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia yang beragam,” tutup Indah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.