Dark/Light Mode

Green Impact Days Rakyat Merdeka Dipuji, Menteri Siti: Ini Bisa Kurangi Eco-Anxiety

Senin, 29 April 2024 12:50 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan apresiasi kepada Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy (SRE) yang sudah menyelenggarakan rangkaian acara Green Impact Days. Menurut Menteri Siti, acara ini merupakan aksi nyata dari penerapan prinsip "climate optimism" atau optimisme iklim. Acara tersebut dinilai bisa mengurangi kecemasan lingkungan atau Eco-Anxiety yang menjangkiti anak-anak muda saat ini.

Hal tersebut disampaikan Menteri Siti saat memberikan pidato kunci dalam acara Green Impact Days yang diadakan di Sabuga ITB, Bandung, Senin (29/42024). Dalam kesempatan ini, Menteri Siti juga bertindak sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ad interim, menggantikan Arifin Tasrif yang sedang bertugas di Eropa dan Arab Saudi.

Acara ini dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. Hadir juga Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Indroyono, Irjen KLHK Laksmi Wijayanti, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro, dan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Selain itu, CEO Rakyat Merdeka Kiki Iswara Darmayana, dan Direktur Pemberitaan Ratna Susilowati, dan pendiri Society of Renewable Energy Zagy Yakana Berian, turut hadir. Acara ini dimeriahkan sekitar 2.000 mahasiswa dari berbagai kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Banten, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya.

Baca juga : Green Impact Day Rakyat Merdeka Dorong Anak Muda Menuju Energi Hijau

Dalam pidatonya, Menteri Siti menyampaikan tentang kecemasan terkait perubahan iklim, atau yang sering disebut Eco-Anxiety. Kata Menteri Siti, kondisi ini dirasakan oleh orang-orang yang sangat peduli dengan isu lingkungan, atau mereka yang merasa terikat secara emosional dengan alam karena alasan budaya atau pribadi. Kecemasan lingkungan ini juga menjangkiti mereka yang mengalami dampak langsung dari perubahan iklim. Seperti cuaca ekstrem atau harus mengungsi karena bencana alam.

"Ini adalah reaksi emosional terhadap kesadaran akan masalah-masalah lingkungan yang serius dan merusak seperti pemanasan global, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi, dan perubahan cuaca ekstrim," kata Menteri Siti.

Dalam beberapa literatur disebutkan, orang yang terkena kecemasan lingkungan ini menjadi gampang stres, khawatir berlebihan tentang masa depan planet, dan putus asa atau melihat kerusakan yang terjadi di lingkungan. Mereka merasa khawatir tentang keberlanjutan kehidupan untuk generasi mendatang.

"Ini bisa memengaruhi kesejahteraan mental seseorang dan menyebabkan berbagai respons emosional negatif," ungkapnya.

Baca juga : Bos FPCI: Tahu Nggak, Rakyat Merdeka Menu Wajib Saya Tiap Pagi?

Menteri Siti mengungkapkan, isu kecemasan lingkungan kini menjadi isu yang semakin dikenal, terutama di kalangan generasi Z. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi fenomena ini. Seperti kelebihan informasi, kecenderungan mengonsumsi informasi negatif, kesenjangan hak istimewa, dan kegagalan dalam membayangkan kejadian yang tidak terduga.

Karana alasan itu, Menteri Siti memberikan apresiasi kepada Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy (SRE) yang telah menyelenggarakan Green Impact Days yang sudah melibatkan 47 kampus dan total anggota 4 ribu orang.

"Ini merupakan contoh nyata dari penerapan prinsip climate optimism. Kegiatan ini mencakup berbagai prinsip seperti mengambil tindakan, tetap terinformasi dengan batasan, terhubung dengan orang lain, merawat diri sendiri, fokus pada solusi, dan mendidik orang lain," ujarnya.

Menteri Siti juga mengapresiasi kompetisi penulisan artikel bertema energi dan perubahan iklim, yang bernama National Energy, Climate, and Sustainability Competition 2024. Kata dia, kompetisi ini sangat penting dalam konteks usaha aktif untuk mengatasi dampak perubahan iklim, dengan berlandaskan pada pengetahuan lokal dan ilmiah.

Baca juga : Bersama Menteri LHK, 25 Ribu Mangrove Ditanam Di 25 Titik Seluruh Indonesia

"Sejak tahun 2016, KLHK telah mengembangkan inisiatif seperti Pojok Iklim dan Rumah Konsultasi dan Kolaborasi Iklim dan Karbon, yang bertujuan untuk membangun basis pengetahuan bersama dan konsultasi mengenai aksi-aksi terkait karbon, termasuk mitigasi, adaptasi, dan perdagangan karbon sesuai dengan regulasi nasional dan konvensi global," ujarnya.

Menurut dia, peserta yang memenangkan kompetisi ini diapresiasi karena dedikasi dan kerja keras mereka, bukan hanya dalam meraih kemenangan, tetapi juga dalam memperjuangkan isu-isu penting yang berkaitan dengan masa depan bumi kita.

Dalam penutupnya, Menteri Siti mengajak hadirin wujudkan Indonesia yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang. "Sekali lagi, selamat kepada para pemenang, dan mari kita teruskan perjuangan kita untuk mewujudkan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi semua," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.