Dark/Light Mode

Melesat, BNI Kantongi Laba Bersih Rp 5,33 Triliun Di Kuartal I-2024

Senin, 29 April 2024 19:44 WIB
Direktur Utama Royke Tumilaar dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka/RM.id)
Direktur Utama Royke Tumilaar dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024). (Foto: Dwi Ilhami/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga kuartal I-2024, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun atau tumbuh 2,03 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Tak hanya mencatat kenaikan laba bersih, BNI juga meraih pendapatan bunga Rp 15,87 triliun atau tumbuh 7,2 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, BNI secara konsisten mencatatkan kinerja keuangan yang positif berkelanjutan pada periode awal 2024.

“Peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus, yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga,” ujar Royke dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024).

Ia mengatakan, meningkatkan pendapatan juga berkat ditopang oleh total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 634,3 triliun.

Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8 persen pada kuartal I-2023 menjadi 2,0 persen pada kuartal I-2024.

Hal ini diikuti pula dengan credit cost  yang juga menurun 40 basis poin yoy menjadi 1,0 persen. Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa fee based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9 persen dari sebelumnya sebesar Rp 4,4 triliun.

Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35 persen dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi. Kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik mendorong BNI meraih laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2 persen.

Baca juga : Tumbuh Positif, Laba BRI Tembus Rp 15,98 Triliun Di Triwulan I-2024

Royke juga menegaskan, perseroan terus melanjutkan transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.

"Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global," tegas Royke.

Lebih lanjut Royke menjelaskan, BNI berada di jalur yang tepat untuk mencapai aspirasi profitabilitas return on equity (ROE) hingga level 20 persen pada 2028 mendatang.

Hal ini didasari oleh pertumbuhan aset yang stabil dan berkelanjutan dari segmen prospektif berisiko rendah serta kualitas aset yang semakin sehat.

Sementara itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, fundamental BNI terbukti solid dalam melewati tantangan kuartal I-2024 yang dipengaruhi faktor eksternal.

BNI juga telah melakukan berbagai langkah antisipatif dalam mengelola risiko yang terkait dengan tekanan inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan tekanan suku bunga.

Mengawali tahun 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp 272,1 triliun atau tumbuh 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp102,7 triliun atau tumbuh 23 persen dibandingkan kuartal I-2023.

Baca juga : Transformasi Berkelanjutan, Jamkrindo Raup Laba Rp 1,4 Triliun 2023

Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3 persen menjadi Rp60,1 triliun.

Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17 persen menjadi Rp52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4 persen menjadi Rp14,2 triliun.

"Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," jelas Novita.

Dukungan pada segmen UMKM yang dilaksanakan BNI Group juga menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja luar biasa dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance.

Hibank mencatat pembiayaan segmen UMKM tumbuh sebesar 72 persen, dan BNI Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 370 persen yang didominasi pembiayaan konsumer.

Hal ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya.

Novita menuturkan, hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Perseroan meyakini dalam lima tahun ke depan, kinerja fungsi intermediasi akan semakin kuat ke segmen UMKM dengan fokus pada channel digital.

"Melihat besarnya potensi dari segmen UMKM, BNI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui solusi digital. Itulah sebabnya kami fokus untuk mengembangkan hibank menjadi bank digital yang kuat secara fundamental," kata Novita.

Baca juga : Raih Kinerja Positif, Aset Hana Bank Tembus Rp 46,9 Triliun Di 2023

Ia juga merinci, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 780,23 triliun atau tumbuh 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah.

Kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp 543,50 triliun atau 69,7 persen dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0 persen dibandingkan kuartal I-2023.

"Kami menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada kuartal I-2024, sehingga terjadi penurunan margin. Namun demikian margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4 persen," kata Novita.

Lebih lanjut Novita mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, kualitas aset BNI juga tercatat semakin membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR).

Rasio NPL gross pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0 persen, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8 persen.

Berikutnya, rasio Loan at Risk turun ke level 13,3 persen dari tahun sebelumnya pada level 16,3 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.