Dark/Light Mode

Aset Kripto Jadi Andalan Pengembangan Ekonomi Digital

Jumat, 3 Mei 2024 22:00 WIB
CEO Indodax, Oscar Darmawan. (Foto: Ist)
CEO Indodax, Oscar Darmawan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkembangan pesat dalam dunia teknologi telah melahirkan inovasi-inovasi teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, salah satunya adalah teknologi blockchain.

Keberadaan teknologi blockchain telah mengubah infrastruktur industri secara global, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi yang sedang berlangsung.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan era digitalisasi. Pembatasan yang diterapkan selama pandemi mendorong masyarakat untuk beralih dan mengadopsi teknologi digital dalam menjalankan aktivitas sehari-hari mereka.

“Selama masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan signifikan dalam pemanfaatan teknologi digital. Dampaknya terlihat dari fakta bahwa dari 278,7 juta penduduk Indonesia, sekitar 66,5 persen telah menggunakan internet. Sistem internet juga telah bertransformasi menjadi Web3,” ujar Tirta dalam acara Indodax Goes to Campus IBI Kesatuan Bogor, Jumat (3/5/2024).

Baca juga : Menteri Nadiem Kenang Perjuangan Inisiasi Gerakan Merdeka Belajar

“Selain itu, kecepatan internet di Indonesia menduduki peringkat kedelapan di kawasan Asia Tenggara, dengan kecepatan mencapai 29,43 Mbps. Oleh karena itu, saat ini pemerintah aktif dalam menggalakkan untuk pengembangan ekonomi digital," ujarnya.

Tirta juga mengatakan, menurut data dari Google, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025, menjadikannya negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, pemerintah menjadikan perdagangan aset kripto sebagai salah satu strategi kunci untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pemgembangan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030.

Seperti yang diketahui, aset kripto didasari pada teknologi blockchain. Menurut CEO Indodax, Oscar Darmawan, teknologi blockchain memiliki potensi untuk untuk mengubah paradigma dalam berbagai industri dengan memungkinkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dengan mengadopsi teknologi blockchain, industri akan menjadi lebih terintegrasi, memungkinkan manusia melakukan tugasnya dengan lebih mudah, cepat, dan transparan. Teknologi ini juga memiliki keunggulan dalam desentralisasi, sehingga lebih tahan terhadap serangan siber. Misalnya, jika satu server blockchain terkena serangan, sistem dapat beralih ke server lainnya," ujar Oscar.

Baca juga : Survei TBRC: Sudaryono Dinilai Bisa Atasi Persoalan Ekonomi Dan Banjir Jateng

Salah satu contoh produk yang memanfaatkan teknologi blockchain adalah Bitcoin dan Ethereum. “Bitcoin merupakan mata uang kripto yang paling sederhana. Bitcoin juga sering disebut sebagai emas digital karena harganya ditentukan oleh permintaan dan penawaran,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bitcoin dianggap sebagai safe haven asset di tengah ketidakstabilan ekonomi global saat ini. Sementara Ethereum, awalnya tidak diciptakan sebagai mata uang, tapi sebagai sistem operasi untuk aplikasi terdesentralisasi.

“Sebagai contoh, jika platform media sosial digerakkan dengan teknologi blockchain, platform media sosial bisa memberikan hak kepemilikan langsung kepada pengguna atas konten yang mereka hasilkan," jelas Oscar.

Bitcoin dan Ethereum kini juga sudah diakui sebagai komoditas global dengan diluncurkannya ETF Bitcoin dan Ethereum Spot di Amerika Serikat dan Hong Kong. Peluncuran dan pembentukan ETF memerlukan proses yang rumit serta persetujuan yang ketat dari otoritas yang berwenang. Sebelum suatu negara meluncurkan ETF, mereka harus yakin bahwa aset tersebut aman dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Baca juga : Privy Hadirkan Paket Berlangganan Tanda Tangan Unlimited untuk Transaksi Digital

Kehadiran ETF Bitcoin dan Ethereum Spot di Amerika Serikat dan Hong Kong menunjukkan bahwa aset kripto sudah dianggap sebagai investasi yang aman dan terpercaya. “Kami berharap negara-negara lain akan segera mengikuti jejak ini dengan meluncurkan ETF-ETF baru untuk memperluas aksesibilitas kepada aset kripto bagi masyarakat global," ucap Oscar.

Sejalan dengan Oscar, Rektor IBI Kesatuan, Profesor Bambang Pamungkas menyatakan, perkembangan teknologi blockchain dan aset kripto telah membawa inovasi disruptif di industri. Tidak hanya itu, teknologi blockchain dan aset kripto juga diakui memiliki potensi besar sebagai aset berharga di masa depan.

“Meskipun terdapat banyak aspek positif dari teknologi blockchain dan aset kripto, tetap penting untuk menjaga kewaspadaan. Dalam berinvestasi di bidang ini, diperlukan pemahaman yang mendalam dan strategi yang matang,” ujar Bambang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.