Dark/Light Mode

Jelang HUT Ke-60, WIKA Gelar Forum Engineering

Selasa, 12 November 2019 14:47 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono membuka acara Forum Engineering yang digelar WIKA. (Foto: WIKA)
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono membuka acara Forum Engineering yang digelar WIKA. (Foto: WIKA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menyambut HUT ke-60 pada tahun depan, PT Wijaya Karya (persero) Tbk alias WIKA menggelar acara Forum Engineering (Foreng 10). Acara yang bertajuk Future Solution for Lifecycle Construction itu digelar di Telkom Landmark Tower [TLT], Jakarta, 12-13 November 2019.

Acara Building Information Modelling (BIM) terbesar di Indonesia itu dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono. Hadir juga Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ismunandar dan Kepala bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasana Perhubungan 1B Kementerian BUMN, Fathurohman.

Dalam sambutannya, Basuki mengapresiasi dan penghargaan setingginya bagi WIKA dan para pendukung acara lainnya atas diselenggarakannya seminar internasional, workshop, dan BIM Award. Selain itu, dia juga menyampaikan pentingnya sinergi tiga pilar, yaitu: sektor pemerintah, industri dan pendidikan dalam kaitannya dengan percepatan transformasi digital di Indonesia.

"Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah mendorong infrastruktur secara masif. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah breakthrough yang mampu mengintegrasikan seluruh sumber daya dengan cara yang jauh lebih akurat, lebih cepat, dan lebih mudah. BIM inilah yang kemudian menjadi tools untuk menjembatani goals itu," kata Basuki.

Baca juga : Kapolda Minta Warga Papua Tak Terpancing Hoaks

Dirut WIKA, Tumiyana mengatakan, sebagai sebuah seperangkat teknologi, BIM mampu menjembatani konsep perencanaan, perhitungan analisis desain, pemodelan dalam bentuk tiga dimensi, proses anggaran dan biaya, jadwal proyek, sampai pelaksanaan pembangunan di lapangan. Dalam dua tahun terakhir, BIM WIKA berhasil mendapat pengakuan dari dunia internasional atas segala effort, kinerja dan performa BIM yang luar biasa. 

“Kami berhasil menjadi implementator BIM terbaik di dunia untuk kategori, going Digital advancements in Bridges & Environmental Engineering,” terang Tumiyana.

Pada acara ini akan tampil 20 pembicara internasional, dan civitas-civitas akademika dari 50 perguruan tinggi terbaik di Tanah Air. Termasuk Board of Management global platform & software provider (Bentley, Google, Microsoft, Autodesk, Trimble, Allplan, Glodon TTW dan lain- lain), serta Manajemen BUMN seperti Semen Indonesia, BNI, Mandiri, dan BTPN.

Agenda hari pertama Forum Engineering ke-sepuluh ini diisi dengan enam diskusi panel yang mengakomodir beberapa tema. Antara lain: WIKA’s BIM implementation, Project Lifecycle Going Digital, Technology System, BIM for Bridges, Vertical & Horizontal Construction, Collaboration in AEC Industry, hingga transactional banking. Sementara pada hari kedua, agenda workshop tentang A-Z BIM, mendominasi.

Baca juga : Peringati 1 Tahun Jatuhnya JT 610, Lion Air Gelar Tabur Bunga di Perairan Tanjung Pakis

Forum Engineering adalah agenda forum yang diselenggarakan secara rutin oleh WIKA setiap tahun, untuk menyampaikan, mengelaborasikan, dan mengkaji implementasi teknologi terbaru dalam dunia konstruksi pada proyek infrastruktur dalam kaitannya dengan knowledge management ilmu keteknikan.

Ketua Pelaksana Foreng 10-BIM, Hendrico mengatakan, dengan BIM, subjek yang terlibat dalam suatu proyek dapat bekerja secara kolaboratif dan mengoptimalkan produktivitas SDM. Sehingga kegiatan proyek berjalan cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle).

“Selain itu, BIM juga dapat membuat efisiensi yang sangat signifikan dari sisi kalkulasi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain (pra-konstruksi) menjadi sangat detail dan akurat dibandingkan cara hitung konvensional” tambah Hendrico.

Apa yang disampaikan oleh WIKA tersebut bukan pepesan kosong. Pada event kompetisi International Year of Infrastructure 2019 yang berlangsung selama 21-24 Oktober 2019, WIKA yang diwakili oleh Fery Safaria dan Rizky Yusuf Ramadhan berhasil memaparkan dengan gamblang Proyek Design and Build Harbour Road 2.

Baca juga : Peringati Sumpah Pemuda, IWAPI Gelar Nobar Film Bebas

Dalam acara itu, WIKA berhasil mengungguli dua finalis dari Italia, Italfer S.p.A dan Shenzen Municipal Design & Research Institute, co, Ltd., dari China. Sebagai informasi, ajang International Year of Infrastructure 2019 ini diikuti oleh 60 negara di dunia, 440 organisasi dan 571 nominasi proyek.

Prestasi juara 1 yang ditorehkan WIKA pada ajang itu adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir. Pada ajang yang berlangsung di Inggris 2018 lalu, WIKA menjadi wakil Indonesia pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus tampil sebagai pemenang kategori Environmental Engineering untuk penerapan Building Information Modelling (BIM) di proyek perencanaan penanggulangan bencana longsor di Bogor, serta kategori Bridges untuk penerapannya pada proyek pembangunan Flyover Teluk Lamong.

Pengakuan dari perusahaan global sekelas Bentley, menunjukkan bahwa BIM saat ini telah memainkan peran penting bagi keberhasilan proyek WIKA. Penerapannya terbukti mampu memberikan perencanaan yang lebih akurat dan menghasilkan efisiensi dari segi waktu pengerjaan maupun biaya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.