Dark/Light Mode

Inovasi Insan Pupuk Indonesia Catat Kontribusi Pendapatan Dan Penghematan Rp 1,3 Triliun

Jumat, 14 Juni 2024 12:42 WIB
Inovasi insan Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan kontribusi pendapatan dan penghematan sebesar Rp 1,3 triliun. (Foto: Pupuk Indonesia)
Inovasi insan Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan kontribusi pendapatan dan penghematan sebesar Rp 1,3 triliun. (Foto: Pupuk Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inovasi insan PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil mencatatkan kontribusi pendapatan dan penghematan sebesar Rp 1,3 triliun.

Nilai keberhasilan ini didapat dari 169 inovasi, yang mengikuti ajang "Pupuk Indonesia Innovation Award (PIIA) Summit 2024".

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, bahwa nilai Rp 1,3 triliun merupakan kontribusi inovasi yang terdiri dari Rp 1,2 triliun berasal dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp 0,1 triliun berasal dari peningkatan revenue.

“Di tahun 2024, berdasarkan buku 2023 Pupuk Indonesia menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability," ujar Rahmad, melalui siaran pers, Jumat (14/6/2024).

Adapun, puncak apresiasi PIIA Summit 2024 dilaksanakan secara hybrid dari Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Ia mengungkapkan, ratusan inovasi yang hadir pada PIIA 2024 ini dihasilkan oleh 700 karyawan atau inovator, yang terdiri dari karyawan organik, non-organik dan karyawan magang.

Baca juga : Dubes Inggris Untuk Indonesia Dominic Jermey Berpantun Ria Di Perayaan Ultah Raja Inggris

Menurutnya, inklusivitas ini menjadi bukti bahwa inovasi sudah menjadi habit di lingkungan Pupuk Indonesia. Ia menekankan, inovasi tidak selalu big bang, tapi bisa juga trial and error yang tentunya membutuhkan persistensi.

Tanpa persistensi, kata Rahmad, inovasi ini tidak akan pernah bisa terimplementasi dan tidak akan pernah bisa memberikan direct impact pada laporan keuangan.

"Alhamdulillah, Pupuk Indonesia menunjukkan dua-duanya, kami sudah pernah melakukan big bang innovation, yaitu sentralisasi. Kami juga terus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya instrumental," ujarnya.

Paling membanggakan adalah persistensi, karena dari tahun ke tahun jumlah peserta dan jumlah inovasinya selalu meningkat,” bebernya.

Rahmad berharap, persistensi dalam ekosistem inovasi Pupuk Indonesia dapat dijaga, sehingga dapat mendukung perusahaan sebagai penopang ketahanan pangan nasional dan penopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Tanpa inovasi, yakin dan percayalah tidak ada perusahaan yang bisa survive. Jangankan bicara berkembang, survive saja tidak mungkin kalau tidak ada inovasi. Hanya dengan inovasi Pupuk Indonesia bisa meraih masa depan lebih baik,” imbuhnya.

Baca juga : Diresmikan Presiden, Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar Telan Biaya Rp 4,8 Triliun

Dalam rangka menjaga budaya inovasi, pihaknya juga bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology-Industrial Liaison Program (MIT-ILP), guna meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Serta, memperkuat sebagai pemain utama industri pupuk di tingkat global.

Rahmad menerangkan, ketahanan pangan global saat ini dihadapkan oleh tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan dan stagnasi produktivitas pertanian.

Oleh karena itu, kolaborasi dengan MIT-ILP diharapkan dapat meningkatkan peran perusahaan dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Yaitu, melalui inovasi dan transformasi bisnis," katanya.

Untuk diketahui, PIIA merupakan ajang inovasi, berbagi pengetahuan dan pemberian apresiasi kepada Insan Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi atas inovasi.

Konvensi ini diikuti, seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan unsur penilaian fokus pada tiga aspek.

Baca juga : Moderasi Beragama Cara Indonesia Ciptakan Perdamaian & Persatuan

Adapun, aspek pertama yaitu growth yang inovasi tersebut harus mampu menunjukkan adanya value creation dari inovasi yang dilakukan.

Kemudian, aspek digital atau adanya unsur teknologi digital dalam inovasinya.

Terakhir, adalah sustainability atau adanya manfaat inovasi jangka panjang yang dihasilkan untuk generasi berikutnya.

Rahmad menambahkan, inovasi yang berhasil menjadi Grand Champion dalam konvensi inovasi ini diraih oleh Gugus Inovasi Rekan-iPubers.

Inovasi ini berhasil memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui pengembangan dan implementasi aplikasi digital terintegrasi di kios-kios Pupuk Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.000 kios dan tersebar di seluruh Indonesia.

"Inovasi berbasis digital hasil kolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil memberikan kemudahan bagi petani terdaftar untuk menebus pupuk bersubsidi," pungkas Rahmad.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.