Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPS Waspadai Anjloknya Impor Bahan Baku dan Barang Modal

Sabtu, 16 November 2019 10:14 WIB
Kepala BPS Suhariyanto (Foto:IG)
Kepala BPS Suhariyanto (Foto:IG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski neraca perdagangan di Oktober surplus, Kepala Badan Pusat Statsitik (BPS) Suhariyanto mengingatkan, Indonesia hati-hati, karena penurunan impor di sektor bahan baku dan barang modal bisa mempengaruhi produksi industri. 

“Tentu, harus hati-hati. Kalau impor bahan baku turun, artinya industri tidak tumbuh,” ujarnya. 

Diketahui, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia, capai 161,3 juta dolar Amerika Serikat (AS) di Oktober 2019. 

Dia mengatakan, adanya surplus tersebut bukan karena kinerja ekspor yang moncer. Melainkan adanya penurunan tajam pada nilai impor.“Surplus karena nilai ekspor kita sebesar 14,93 miliar dolar AS, sementara impor hanya 14,77 miliar dolar AS,” kata Suhariyanto di Gedung BPS Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Kemenperin Tekan Impor Bahan Baku Kosmetik

Adapun surplus sebesar 161,3 juta dolar AS tersebut, dapat sumbangan besar dari sektor nonmigas yang mencapai 990,5 juta dolar AS. Sementara, sektor minyak dan gas (migas) sendiri tercatat masih mengalami defisit sebesar 829,2 juta dolar AS. Adapun sepanjang Januari- Oktober 2019 kinerja neraca perdagangan Indonesia, masih tercatat defisit sebesar 1,79 miliar dolar AS. 

Namun realisasi ini lebih baik dari periode Januari-Oktober 2018 yang defisit sebesar 5,5 miliar dolar AS. Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Oktober 2019 mencapai 139,11 miliar dolar AS. 

Nilai itu menurun 7,80 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 128,76 miliar dolar AS atau menurun 5,82 persen. 

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2019 terhadap September 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 144,6 juta dolar AS atau 8,24 persen.Sedangkan penurunan terbesar, terjadi pada kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar 74,1 juta dolar AS atau 86,68 persen. 

Baca juga : Pesawat Angkut Canggih Inggris Bakal Mendarat di Halim

Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa perekonomian global masih menjadi tan tangan, utamanya pada kinerja ekspor Indonesia.Terlihat, meski ekspor meningkat secara bulanan, namun angkanya turun 6,13 persen dibandingkan Oktober 2018 lalu. 

Ekspor menurun untuk produk atau hasil pertanian, seperti tanaman obat, kopi, tembakau, makanan olahan, barang rajutan, dan perhiasan. Beruntung, ekspor kendaraan roda empat dan alas kaki masih mencetak kinerja kinclong, termasuk hasil tambang, seperti batu bara dan bijih besi nikel. 

“Peningkatan ekspor ke China dan Jepang, terutama untuk mineral. Alas kaki ke AS dan Jerman,” tegasnya. 

Dia juga meminta pemerintah mengantisipasi dampak resesi perekonomian global yang masih terjadi hingga saat ini. Pasalnya, nilai pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 adalah yang terendah selama 2 tahun terakhir. 

Baca juga : Bebas Dari Rutan, Sofyan Mau Langsung Pulang ke Rumah

“Kalau kita lihat kemarin (triwulan III-2019), pertumbuhan ekonomi hanya 5,02 persen. Itu terendah di dalam 2 tahun terakhir, dan melemah. Triwulan III-2018 kemarin 5,17 persen turun ke 5,02. Saya harus bilang memang kita harus ekstra hatihati,” ungkapnya. T

erpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, secara keseluruhan neraca dagang Indonesia sudah berada di level positif. “Ya neraca sudah membaik, kemudian positif. Ya positif lah,” kata Airlangga. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.