Dark/Light Mode

Investornya Bawa Duit Rp 40 Triliun

Jepang Gairahkan Industri Manufaktur Yang Lesu Darah

Rabu, 20 November 2019 05:33 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto:Rhandy/RM)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto:Rhandy/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku industri skala besar di Jepang, bakal menggelontorkan investasi sebesar Rp 40 triliun di Indonesia hingga 2023. Diharapkan mampu memperkuat bisnis manufaktur kita yang tengah lesu darah.

Kabar baik ini diutarakan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.“Dari hasil pertemuan dengan pelaku industri di Jepang, kami mendapat beberapa komitmen investasi baru maupun pengembangan (ekspansi),” kata Menteri Agus di Jakarta, kemarin. 

Agus mengaku, telah melakukan one-on-one meeting secara maraton dengan delapan korporasi asal Negeri Sakura. Beberapa investor yang akan menanam investasi di antaranya adalah Nippon Steel, Nippon Shokubai, AGC Inc, dan Toyota Group. 

Politisi Partai Golkar itu menilai, Nippon Shokubai siap menanam investasi baru sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun untuk membangun pabrik acrylic acid berkapasitas 100.000 metrik ton. 

Baca juga : PLN Terus Bangun Infrastruktur Di Daerah 3 T

Saat ini, kapasitas produksi pabrik perusahaan baru mencapai 140 ribu metrik ton. Dengan investasi tersebut, pada November 2021 total kapasitas produksi perseroan naik menjadi 240.000 metrik ton. 

Investasi lainnya juga datang dari PT Asahimas Chemical, anak perusahaan AGC Inc. Jepang akan juga menggelontorkan investasi Rp 1,3 triliun untuk ekspansi pabrik fase ke-7 di Cilegon Banten. 

Perusahaan itu bakal merealisasikan investasi tersebut untuk perluasan pabrik polivinil klorida (PVC) fase ke-7 berkapasitas 200 ribu metrik ton per tahun. Pabrik ini ditargetkan rampung dan masuk tahap komersil pada semester I-2021. 

Terkait investasi ini, Agus menjamin kelancaran pasokan bahan baku untuk industri, termasuk di antaranya kebutuhan garam. 

Baca juga : Inilah Sumbangsih Nyata Pertamina Buat Indonesia

“Soal keberlanjutan bahan baku garam, kami sudah berikan komitmen untuk hal itu. Jadi, berapapun yang dibutuhkan industri, itu akan kami berikan kemudahan. Dengan catatan, belum tersedia di dalam negeri,” jelasnya. 

Dia juga menyebut, telah menyerap banyak masukan dari pelaku industri Jepang yang berminat investasi di Indonesia. Namun, kendala-kendala tersebut menurutnya tidak terlalu mengganggu kegiatan investasi mereka di Indonesia. 

Adapun yang menjadi catatan dan perhatiannya terkait masukan itu, di antaranya masalah pasokan bahan baku, upah pekerja, dan regulasi. 

“Asahimas Group yang meminta diperhatikan suplai gas sebagai bahan baku atau paling tidak harga gas industri tidak naik lagi,” ungkapnya. 

Baca juga : 5 Tahun Jokowi-JK, Industri Manufaktur Ngegas

Untuk merespons harga gas industri, pihaknya akan terus berkoordinasi di tingkat lintas kementerian seperti dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Agus juga menuturkan, saat ini sudah ada aturan dari Menteri ESDM untuk menunda kenaikan harga gas dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. 

Sementara mengenai upah, pelaku industri Jepang berharap, ada perbaikan upah pekerja di Tanah Air.Untuk itu, pihaknya bakal meninjau kembali sistem pengu pahan yang berlaku saat ini melalui pendekatan sektoral, tidak hanya pendekatan wilayah saja.“Industri yang menghasilkan devisa atau padat tenaga kerja, perlu kita beri treatment khusus,” ucapnya. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.