Dark/Light Mode

Kemenkop dan UKM Terus Tingkatkan Kontribusi UMKM Terhadap Ekspor

Senin, 9 Desember 2019 18:01 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat memimpin Rapat Koordinasi dan Sinergi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM tahun 2020-2024 di Jakarta, Senin (9/12/). (Foto: Istimewa)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat memimpin Rapat Koordinasi dan Sinergi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM tahun 2020-2024 di Jakarta, Senin (9/12/). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Koperasi dan UKM menyusun Strategi Pemberdayaan UMKM dalam lima tahun ke depan. Strategi ini merupakan implementasi dari program pemerintah dalam pengarusutamaan UMKM dalam ekonomi nasional. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, dalam roadmap pengembangan UMKM 2020 -2024, ada lima target yang hendak dicapai yakni kenaikan ekspor UMKM, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), rasio kewirausahaan, koperasi modern dan UMKM naik kelas.

 Hal itu disampaikan Teten dalam Rapat Koordinasi dan Sinergi Arah dan Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Tahun 2020 - 2024 yang dihadiri kepala dinas koperasi dan UKM tingkat provinsi seluruh Indonesia, di Jakarta, Senin (9/12). 

Menkop menargetkan, di akhir 2020 kontribusi UMKM terhadap ekspor meningkat menjadi 18 persen dari sebelumnya 14 persen.

Begitu juga dengan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional meningkat menjadi 61 persen dan rasio kewirausahaan menjadi 3,55 persen.

 "Kita juga akan meningkatkan jumlah koperasi modern dan UMKM naik kelas," kata Teten. 

Baca juga : Kementan dan Trubus Sinergi Kembangkan Pertanian Nasional

Ia mengungkapkan bahwa pada 2024 mendatang, ditargetkan ekspor UMKM sudah harus berada di level 30,20 persen, kontribusi terhadap PDB 65 persen dan rasio kewirausahaan 4 persen. 

"Pertumbuhan ekonomi nasional bisa sebesar 5 persen itu karena belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. Kita harus menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi. Di sini, peran UMKM amat besar diperlukan," jelas Menkop.

Lebih dari itu, Teten juga menyebut bahwa struktur ekonomi berbentuk piramida seperti saat ini, bukanlah struktur yang bagus. Di mana usaha mikro begitu besar, sekitar 60 juta unit namun tidak berkontribusi siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

 "UMKM yang jumlahnya 99 persen namun dengan kontribusi yang tidak signifikan. Bandingkan dengan usaha besar yang hanya 1 persen namun memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 40 persen dan ekspor 80 persen," kata Menkop seraya meminta Pemda untuk terus mengupdate data UMKM di wilayahnya.

Oleh karena itu, Teten menegaskan beberapa hal kebijakan pengembangan UMKM ke depan. Pertama, pengembangan UMKM dilakukan dengan pendekatan kelompok, komunitas, dan kluster. 

"Arahnya akan ke one village one product atau OVOP. Daerah harus konsentrasi ke produk unggulan yang berbahan dasar lokal dan memiliki supply banyak," ucap Teten.

Baca juga : Kemenkop Minta Koperasi Perbesar Akses Pembiayaan Ke UMKM

Kedua, prioritas pada sektor riil (produksi) yang berorientasi ekspor dan substitusi impor.  "Komoditinya harus dipilih, dan Pemda harus memandu dan mengarah sektor apa yang bakal dikembangkan. Di sini, kita butuh peran market intelejen," ucapnya.

Ketiga, pemberdayaan KUMKM dilakukan secara lintas sektoral dengan One Gate Policy, dan melibatkan kemitraan dengan pihak ketiga (swasta).

Keempat, pemberdayaan UMKM dilakukan secara variatif sesuai dengan karakteristik dan level UMKM.  "Yang tak boleh ketinggalan adalah modernisasi dan inovasi UMKM, harus sama dengan yang diterapkan usaha besar," katanya.

Membandingkan dengan UMKM sesama negara Asean, Teten menyebutkan Indonesia masih berada di posisi ke-4 di bawah Malaysia, Singapura dan Thailand. 

"Index daya saing di Asean menyangkut sertifikasi internasional, kepemilikan akun bank, kemampuan mengelola usaha, hingga pengalaman manajerial, masih sangat rendah. Ini yang perlu kita tingkatkan," tukasnya.

Teten juga Menkop berencana membangun semacam Rumah Produksi Bersama yang bisa dikelola koperasi, BLU, BUMN, BUMD, hingga swasta.

Baca juga : Menko Airlangga Pede Resesi Hong Kong Tidak Berdampak Pada Ekonomi RI

"Di dalamnya mencakup kegiatan kurasi produk, produksi dan quality control, packaging, branding, standarisasi, hingga pelatihan vokasi," jelasnya lagi.

Teten juga meminta Pemda untuk mendorong pelaku UMKM untuk Go Online dalam pemasaran produknya.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga memaparkan aneka produk asli Indonesia yang banyak diminati pasar internasional. Diantaranya, udang, pisang, fesyen Muslim, kopi, indigenous product (produk berbasis desa dan hutan) yang memiliki nilai tinggi, produk halal, dan furnitur. 

"Kita semua harus memperluas dan memperkuat produk-produk tersebut di pasar global," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.