Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
GoTo Impact Foundation Gaet Changemakers Dan Pemda Bangun Ekosistem Lombok Eco Kriya
Jumat, 25 April 2025 18:38 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi nirlaba yang didirikan oleh Grup GoTo, bersama changemakers, para pemangku kepentingan, dan masyarakat lokal siap membangun ekosistem pariwisata hijau di Lombok Tengah yang bertajuk ‘Lombok Eco Kriya’.
Dibentuk dalam inisiatif Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0, inovasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika lewat pengelolaan limbah, pelatihan dan lokakarya, serta perluasan akses pasar.
KEK Mandalika, sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas sejak 2019, berpotensi tinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Lombok Tengah.
Ini tercermin dari proyeksi penyerapan 58.700 tenaga kerja pada tahun 2025, termasuk di sektor green tourism.
Namun, meningkatnya aktivitas pariwisata yang tidak disertai dengan prinsip berkelanjutan, dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, penurunan kualitas hidup masyarakat, hingga penurunan daya tarik wisata.
Baca juga : Yakes Pertamina Bangun Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan
Ketua GoTo Impact Foundation Monica Oudang mengatakan, dari pengalamannya mendukung 138 changemakers, yang terdiri dari startup, organisasi nirlaba, hingga akademisi di enam wilayah Indonesia, transformasi terjadi saat masyarakat menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penerima manfaat.
“Melalui CCE 3.0, kami mengedepankan prinsip kreasi bersama dengan menjadikan masyarakat lokal sebagai aktor utama sejak awal proses berinovasi, yaitu dari tahap ideasi dan eksperimentasi di Catalyst Changemakers Lab (CCLab),” ucap Monica dalam keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).
Monica menambahkan, lebih dari sekedar edukasi ataupun teknologi, prinsip ini memastikan bahwa setiap inovasi yang tercipta bukan sekedar bantuan sesaat, namun investasi untuk membangun sistem jangka panjang yang dapat berkembang bersama masyarakat.
“Prinsip ini pula yang kuat kami lihat di Lombok Eco Kriya,” ujarnya.
Monica menuturkan, ekosistem pariwisata hijau bukan hanya soal menjaga alam, tetapi soal mengangkat peran masyarakat lokal sebagai jantung rantai nilai pariwisata.
Dengan terbukanya peluang lewat Lombok Eco Kriya, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif mendukung inovasi ini. Ini adalah ruang kolaborasi, ruang belajar, dan ruang uji coba.
Baca juga : Perkuat Ketahanan Kesehatan, BPOM Genjot Pengembangan Ekosistem Farmasi
Bukan untuk GIF atau konsorsium, tapi untuk masyarakat Lombok, untuk Indonesia.
“Sudah saatnya kita Berani untuk Berdaya, terbebas dari cara penyelesaian lama sehingga mampu untuk berkreasi dan maju bersama,” ujar Monica.
Sementara itu, Perwakilan Konsorsium Lombok Eco Kriya Joshua Christopher Chandra mengatakan, dengan pendekatan Community-Based Business, pihaknya membekali masyarakat dengan keterampilan yang disesuaikan dengan potensi daerah.
“Target kami, 80 persen peserta pelatihan mampu menciptakan produk bernilai ekonomi, dan jumlah masyarakat yang terlibat dalam aktivitas bisnis bisa meningkat 25 persen, sehingga dapat berkontribusi pada roda perekonomian daerah,” ucapnya.
Harapannya, Lombok Eco Kriya dapat menjadi ekosistem pariwisata hijau pertama di Pulau Lombok dengan melibatkan minimal 10 institusi di sektor pariwisata. Bupati Kabupaten Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri turut menyampaikan dukungannya.
Inisiatif Lombok Eco Kriya sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Lombok Tengah sebagai pusat inovasi pengelolaan sampah.
Baca juga : Terima DLM FH Unsoed, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Penguatan Sistem Hukum Nasional
Selain berpotensi memberikan dampak positif bagi lingkungan, inisiatif ini juga dapat mendorong perekonomian lokal.
“Hal ini sedang gencar kami upayakan melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan, baik di level desa maupun dengan mitra, seperti Lombok Eco Kriya,” katanya.
Lombok Eco Kriya ini dijalankan oleh gabungan organisasi Plana, Timba, dan Wise Steps Foundation, juga berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Dinas Lingkungan Hidup Lombok Tengah, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB.
Kemudian, Asosiasi Lintas Hidup Indonesia (AHLI) NTB, Politeknik Pariwisata Lombok, Karang Taruna Pujut, Bank Sampah Bintang Sejahtera, Bank Sampah Putri Nyale, Keep Kuta Clean, Unit Pengelola Sampah (UPS) Tumpak, Masyarakat Sadar Iklim Segala Anyar, dan Black Soldier Fly (BSF) Sengkol, desa-desa penyangga, dan industri pelayanan dan makanan di Mandalika.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya