Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bank OCBC NISP Dapat Green Bond 2,7 T Dari IFC

Selasa, 10 Maret 2020 12:15 WIB
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja (kiri) dan Vice President Economic and Private Sector Development IFC Hans Peter bersalaman usai meNandatangani perjanjian kerja sama pinjaman Green Bond di Jakarta, Selasa (10/3). (Foto: ist)
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja (kiri) dan Vice President Economic and Private Sector Development IFC Hans Peter bersalaman usai meNandatangani perjanjian kerja sama pinjaman Green Bond di Jakarta, Selasa (10/3). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank OCBC NISP meraih pinjaman green bond (ramah lingkungan) senilai 200 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp 2,75 triliun dari anggota World Bank Group, International Finance Corporation (IFC). 

Rencananya pinjaman tersebut akan digunakan OCBC NISP untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada pengusaha wanita dan UKM milik wanita (women-owned small and medium enterprises/WSMEs). 

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menuturkan, kerja sama tersebut merupakan private arrangement antara Bank OCBC NISP dan IFC. Ini merupakan bagian dari Program Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainability Bond Program) Bank OCBC NISP yang terdiri dari green bond dan gender bond. 

"Dana yang diperoleh dari gender bond akan memungkinkan Bank Green bond akan mendukung Bank OCBC NISP untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan berwawasan lingkungan, terutama untuk pengembangan proyek-proyek hijau dan pembiayaan properti hijau," jelasnya di Jakarta, Selasa (10/3).

Parwati mengatakan, sebagai bank pelopor pembiayaan berkelanjutan untuk proyek berwawasan lingkungan di Indonesia, pendanaan lanjutan dari IFC akan digunakan untuk meneruskan upayanya dalam menyediakan pembiayaan berwawasan lingkungan. 

Baca juga : Tiga WNI Dapat Gelar Bintang Jasa dari Jepang

"Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, pendanaan ini juga dimanfaatkan untuk memberdayakan wanita dalam membangun bisnis yang berkelanjutan," katanya.

Sebagai bagian dari lingkup kerja sama, IFC akan bermitra dengan Bank OCBC NISP untuk mengadakan pelatihan mengenai bangunan berwawasan lingkungan kepada staf Bank OCBC NISP dan juga pengembang properti. 

Bank OCBC NISP juga akan bekerja sama dengan IFC untuk mengembangkan pendekatan khusus dalam mendorong pertumbuhan pengusaha wanita. Menurut Parwati, gender bond ini didukung oleh program Women Entrepreneurs Finance Initiative (We-Fi) dan sejalan dengan tujuan pembangunan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kesenjangan gender.

Vice President, Economics and Private Sector Development IFC Hans Peter Lankes menyatakan, kerja sama gender bond ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesian, dan kedua di Asia-Pacific, setelah penerbitan obligasi gender Bank Ayudhya pada tahun 2019 di Thailand, yang juga didukung oleh IFC. 

"Green bond Bank OCBC NISP kali ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan green bond pertama di tahun 2018 yang telah disalurkan seluruhnya. Green bond pertama tersebut juga sepenuhnya didukung oleh IFC," ucapnya.

Baca juga : PLN Dapat Suntikan Dana Rp 16,75 T Dari Bank Nasional

Saat ini UKM milik wanita memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, dengan kepemilikan wanita yang mencapai 34 persen pada usaha menengah dan 50 persen untuk usaha kecil. 

Namun, menurut kajian IFC mengenai Studi Kesenjangan Pembiayaan UMKM (IFC’s MSME Financing Gap Study, 2017), kekurangan pembiayaan UKM milik wanita di Indonesia mencapai 60 miliar dolar AS. Sekitar 40 persen UKM milik wanita di Indonesia mengalami keterbatasan pembiayaan dan 17 persen perusahaan-perusahaan yang dimiliki wanita memandang pembiayaan sebagai hambatan utama pertumbuhan.

Lankes bilang, meningkatkan partisipasi wanita dalam perekonomian Indonesia dan mengurangi kesenjangan gender merupakan bagian dari strategi utama IFC di Indonesia. 

Pinjaman yang diberikan IFC dalam mendukung Program Pembiayaan Berkelanjutan Bank OCBC NISP, mempunyai tujuan untuk memberdayakan pengusaha-pengusaha wanita dan UKM milik wanita dan juga untuk mendorong proyek-proyek hijau/berwawasan lingkungan. 

"Hal ini menunjukkan komitmen IFC untuk medorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga : AP I Dapat Suntikan Rp 5 T Dari 3 BUMN

IFC memperkirakan bahwa potensi pembiayaan hijau/berwawasan lingkungan di Indonesia dapat mencapai 274 miliar dolar AS (Rp 3.931,15 triliun) dari tahun 2016 hingga 2030.

IFC pertama kali melakukan investasi di Bank OCBC NISP pada tahun 1997. Selanjutnya pada tahun 2018, Bank OCBC NISP mengadakan kerja sama berupa pinjaman dari IFC yaitu green bond melalui private arrangement antara Bank OCBC NISP dan IFC dan merupakan kerja sama pertama yang dilakukan IFC dengan bank komersil di Indonesia. 

Kemudian, melalui kerja sama yang baru di tahun 2020 ini, Bank OCBC NISP diharapkan dapat terus meningkatkan portfolio pembiayaan yang berkelanjutan. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.