Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lockdown di China Berakhir, Jangkos Asal Sumut Kembali Berlayar

Jumat, 10 April 2020 20:10 WIB
Petugas tengan meneriksa jangkos asal Sumut yang akan diekspor (Foto: Dok. Kementan)
Petugas tengan meneriksa jangkos asal Sumut yang akan diekspor (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemberlakuan lockdown di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, resmi dicabut Pemerintah China pada Rabu (8/4). Hal ini disambut suka cita bukan hanya oleh masyarakat Wuhan, tapi juga pelaku agirbisnis sektor pertanian di Indonesia. Sebab, China merupa salah satu pasar besar bagi produk pertanian.

"Alhamdulilah, dengan kondisi yang mulai membaik, permintaan ekspor ke China yang sempat terpukul,  kini mulai kembali,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, di Jakarta, Jumat (10/4)

Baca juga : Pemerintah Harus Jamin Rakyat Miskin Tak Kelaparan

Pihaknya mencatat, saat ini terdapat permohonan pemeriksaan di Karantina Pertanian Belawan untuk produk samping kelapa sawit berupa janjang kosong (jangkos) atau plam fiber Sumatera Utara (Sumut) ke China. Jangkos asal Sumut dikenal berkualitas tinggi dan merupakan bagian limbah dari hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit.  Di negara tujuan ekspor, jangkos biasanya digunakan sebagai bahan baku tali kapal, dan pengisi matras, jok mobil, hingga pesawat terbang.

Dari data Karantina Pertanian, di 2019, ekspor jangkos asal Sumut berhasil membukukan lebih dari 7,5 ribu ton dengan nilai Rp 9,5 milar. Pada awal April ini, sebanyak 681 ton dengan kisaran nilai Rp 933 juta dinyatakan telah sesuai dengan persyaratan otoritas karantina China dan siap diberangkatkan ke pelabuhan Xingang, Huangpu, dan Shanghai.  

Baca juga : Lockdown Diperpanjang Sampai 14 April, PM Muhyiddin Imbau Warga Malaysia Tak Panik

Menurut staf PT UKIP, Pardede, produk ekspor ini sempat tertahan akibat penutupan pelabuhan. Kini, dengan berakhirnya lockdown China, permintaan kembail berdatangan. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.