Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prospek Tanaman Obat Makin Menjanjikan di Tengah Pandemi Covid-19

Sabtu, 18 April 2020 20:15 WIB
Sudaryati (kanan). (Foto: Dok. Kementan)
Sudaryati (kanan). (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak hanya memberi efek kepanikan bagi warga, pandemi Covid-19 juga memberikan berkah, salah satunya bagi para produsen tanaman obat. Tanaman obat jadi laris manis sejak pandemi terjadi.

Sudaryati (60), warga Wonosobo, Jawa Tengah, merasakan berkah ini. Ia berhasil mengembangkan usaha aneka minuman herbal berkhasiat, yang kini banyak dicari masyarakat. “Berawal dari usaha untuk menjaga vitalitas tubuh, lalu saya terus membangun bisnis ini menjadi lebih besar," ujar Sudaryati, Sabtu (18/4) seperti keterangan Kementerian Pertanian (Kementan).

Dia bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Berdikari mengembangkan usahanya sejak 13 Desember 2013. Hasilnya diperoleh sekarang, produk berlabel Jamu Rumpun Padi ini laku keras. Lantaran jumlah produksi meningkat, karyawan yang mengolah dan melakukan pengemasan jamu empon-empon ini juga bertambah.

Baca juga : Infodemik Dapat Memperburuk Pandemi Covid-19

Di hari biasa, tenaga yang bekerja hanya 7 orang. Kini naik menjadi 15 karyawan. Bahan baku didapat dari petani di daerah Wonosobo dan beberapa daerah di Jawa Tengah. “Peningkatan jumlah produksi dan omzet Jamu Rumpun Padi tersebut tak lepas dari permintaan pasar yang terus naik. Sebab, minuman yang dibuat dari rempah-rempah ini fapat untuk menangkal penularan dan penyebaran virus Corona,” ujarnya.

Sudaryati menyebutkan, di hari-hari biasanya dia menjual 150 box. Saat ini, sehari bisa menjual hampir 300 box. Permintaan pasar tertinggi berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, dan kota lain di luar Jawa. Selain dalam negeri, Daryati juga rutin ekspor ke Suriname, Belanda dan Malaysia.

“Kurang lebih hampir dua bulan ini saya berhasil menjual 15 ribu box. Ini salah satunya karena produk saya memiliki ijin dan setifikat halal yang terjamin kualitasnya. Ini baru saja ada pesanan 1.860 box jahe merah dan kunyit dari Ditjen Hortikultura,” ungkapnya. 

Baca juga : PSBB Tangerang Raya, Gojek Hentikan Sementara Layanan GoRide

Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Sukarman, menyebutkan, prospek tanaman obat selama masa pandemi merangkak naik daun. Secara global, lahan tanaman obat di Indonesia tercatat 27.539 hektare dengan total produksi 640.727 ton.

"Kita juga telah mengalokasikan bantuan pengembangan kawasan tanaman obat ke beberapa daerah di Indonesia. Pengembangan kawasan tersebut kita arahkan untuk penambahan area tanam baru. Ke depan ini akan terus kita lakukan supaya manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” ujar pria yang akrab dipanggil Karman ini.

Karman menyebutkan, tanaman obat memiliki kelebihan dengan tidak adanya efek samping jika digunakan dengan dosis yang normal. Harganya terjangkau dan bahannya bisa ditanam sendiri. "Satu jenis tanaman obat bisa memiliki banyak khasiat sehingga ini bisa dijadikan andalan mata pencaharian yang menjanjikan," ucapnya.

Baca juga : Kementan Apresiasi Dinas Pertanian Cianjur yang Bantu Petani Bunga di Tengah Pandemi Covid-19

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Yasid Taufik, mengungkapkan peluang ekspor aneka produk herbal cukup tinggi. Data BPS 2019 menyebutkan nilai ekspor tanaman obat sebesar 16.628 ton dengan nilai penjualan 31.917.498 dolar AS. “Bisnis tanaman obat ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan, didukung oleh ketersediaan bahan baku yang sangat kaya dan beragam di bumi Indonesia. Kami akan membantu sisi pembinaan mutu dan promosinya," ujarnya.

Yasid menyebutkan, Kelompok Wanita Tani Berdikari yang dipimpin Sudaryati ini telah difasilitasi untuk ikut serta dalam pameran Jeddah International Trade Festival pada akhir 2019 lalu dan mendapatkan animo luar biasa. "Saat ini Kementan tengah membantu proses sertifikasi dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA) untuk produk obat-obatan yang diproduksi oleh kelompok tani ini," pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.